Percaya Diri

11 1 0
                                    

Saat ini sudah masuk jam istirahat, banyak siswa yang berlalu-lalang disekitar kantin.

Ada yang sekedar makan sebagaimana fungsinya kantin, namun ada juga yang tidur di sana.

Tentunya ada tiga bujang bersama es teh manisnya itu.

"Mantep banget lu Yan! Pagi-pagi udah meluk cewek aja."

Rayyan, pria itu mendelikkan matanya, "jaga mulut lo!"

"Loh, gak salah kan, Ndu?" Tanyanya pada Pandu.

Pandu, pria berkulit tan itu sedari-tadi hanya diam sambil mengaduk es tehnya.

Rayyan merasa ada yang tidak beres dengan temannya itu langsung bersimpati untuk menanyakan kondisinya, "lo kenapa sih Ndu? Ada masalah? Dikejar banci perempatan lagi? Atau-"

"ARGH!!"

Suasana kantin mendadak sunyi karena gertakan dari Pandu.

"Sorry, gue ke toilet dulu."

Nathan, pria berbibir manis itu, ah maksudnya pemilik senyum manis itu mengangguk paham. "Oooh, jadi si Pandu nahan boker."

Rayyan menggelengkan kepalanya sambil tertawa ganteng, "temen lu noh."

Nathan menepuk pundak teman disampingnya, "Bro!"

Untung saja Rayyan tidak tersedak saat menyeruput minumannya, "apa lagi sih? Mau nanyain siapa itu cewek?"

BUGH!

Pukulan itu mendarat sempurna diiringi bunyi yang renyah dipundak Rayyan.

"TEPAT SEKALI RAYYAN! Lo cenayang ya?" Sekali lagi, ekspresi wajah Nathan memang sangat menyenangkan.

Rayyan mendengus sebal sambil mengusap pundaknya, "sakit bego!"

"Gue gak kenal." Sambungnya.

Nathan menatap Rayyan kecewa, "sayang sekali Rayyan, Anda menyia-nyiakan kesempatan bertemu bidadari."

"Kak Cantika lebih cantik." Gumam Rayyan.

Nathan memicingkan matanya. "Maksud lo? Panitia gila itu? Yang nyuruh kita push up 50 kali cuma gara-gara gak sengaja matahin lidah buaya?"

Iya, sebelum upacara MOS dimulai, Nathan dan Rayyan datang ke sekolah sudah sangat terlambat. Padahal masih hari pertama. Mereka berencana menaiki pagar belakang sekolah, namun sayangnya ada panitia MOS yang berjaga di sana.

Karena tak ingin mendapat hukuman, mereka berdua melarikan diri melalui pintu dekat gudang, namun jalan di sana tertutupi oleh green house sekolah. Dan yang terjadi mereka bertemu panitia MOS, lalu selanjutnya bisa kalian bayangkan.

"Namanya juga gak sengaja." Ujar Rayyan dengan santai.

"Sarap lo Yan!" Balas Nathan tak terima dengan pengakuan sahabatnya itu.

Saat ini jam istirahat bagi para peserta MOS tengah berlangsung, setidaknya ada satu jam mereka diberi waktu senggang setelah dijemur hampir tiga jam di lapangan.

Hitung-hitung cosplay ikan asin :)

"Akhirnyaaaa bisa ngantin."

"Sini, biar gue yang pesen!"

Suara cempreng itu membuat atensi Nathan menoleh ke belakang, seketika bola matanya langsung membulat.

"Woy! Yan Yan! Itu cewek yang lo-"

"Tolongin, sekali lagi lo bilang gue meluk itu cewek, nyawa lo ada di tangan gue!" Ucapnya diakhiri dengusan sebal.

Nathan langsung meringis membayangkan ucapan temannya itu.

Tanpa pikir panjang Nathan berjalan menghampiri meja gadis itu. "Hai cantik!"

Naraya, gadis bersurai hitam panjang itu tengah memainkan ponselnya sembari menunggu Ghea yang tengah memesan makanan, namun fokusnya langsung teralihkan pada sapaan pria dihadapannya.

Keningnya sedikit mengkerut kemudian tersenyum simpul, "hai."

Ya Allah, ternyata beneran ada bidadari jatuh dari surga. Bismillah jadi pacar ke-123 Nathan, aamiin. - Nathan 2023

"Eee... Boleh kenalan?" Sambil menyisir rambutnya kebelakang, tangan kanan Nathan mengulurkannya pada Naraya.

Awalnya gadis itu sedikit sungkan, namun akhirnya, "gue Naraya. Lo siapa?"

Dengan senyum lebarnya bonus dibalas jabatan tangannya, Nathan ikut memperkenalkan dirinya, "gue Nathaniel Putra Atmajaya, panggil aja sayang."

Diakhiri dengan kedipan maut seorang Nathaniel.

Sayang sekali, sang target agaknya bergidik ngeri. Naraya langsung melepas jabatan tangannya.

"O-oke Nathaniel?" Ucapnya terbata untuk memastikan nama pria itu.

"Nathan aja." Masih dengan senyum manisnya.

"Sendirian aja nih?" Nathan mencoba berbasa-basi dengan gadis dihadapannya itu, siapa tau jackpot ygy.

"Nggak tuh, ada gue!"

BRAK!

Suara tabrakan meja dengan nampan berisi dua mangkuk bakso itu mengejutkan kedua orang di meja tersebut.

Tentunya membuat seorang Nathaniel mengelus dada saat melihat betapa brutalnya gadis yang baru saja datang itu.

"Hehehe Ghea, kenalin ini Nathan." Dengan cengirannya Naraya mengenalkan sahabatnya itu dengan pria yang baru saja ia kenal.

"Ghea."

"Ehehe, Nathan." Baru saja ingin mengulurkan tangannya, Ghea langsung mengatupkan kedua tangannya.

"Maaf, bukan mahrom."

Diantara dua remaja itu masih ada Naraya yang diam-diam menahan tawanya.

Masih dengan uluran tangan yang menggantung di udara, akhirnya Nathan menurunkannya. "E-ekhm, g-gue balik dulu ya."

Merasa malu, akhirnya Nathan kembali ke meja Rayyan, dimana sudah ada Pandu yang dari tadi sudah selesai memenuhi panggilan alamnya.

"Nice try brodiiii!"

Diakhiri dengan tawa meledak-ledak dari Pandu, dan Rayyan yang tak henti-hentinya meledek Nathan.

Sedangkan ditempat yang sama, namun dibelakangnya, Naraya dan Ghea tertawa melihat kekonyolan tiga pria itu.

"Malu banget weh." Ejek Naraya pada Nathan walau tidak terdengar.

"Aduuuh tolong, sampe mau nangis." Ucap Naraya sambil mengusap ujung matanya seolah-olah ingin menangis.

"Ngakak banget astagaaaa!" Ghea yang masih tertawa sambil memegangi perutnya, karena geli dengan sikap Nathan saat tadi mengajaknya berkenalan.

N

A

R

A

Y

Y

A

N

Kesimpulannya gini, boleh percaya diri, tapi jangan over😭

Jangan lupa voment temann🤍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NARAYYAN [SERENDIPITY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang