Prolog

1 2 0
                                    

"Zel!"

"Azel Aragorn!"

Merasa namanya dipanggil ia menoleh, malas sekali sebenarnya.

"Paan?" jawab Azel seadanya.

"Aku pulang bareng kamu ya?" ajak gadis cantik berambut pirang yang sedari tadi memanggil Azel.

"Lo bawa mobil kenapa ngajak gue?"

"Mobil gue mogok Zel" alibi gadis tadi yang diketahui namanya Querida Patricia atau yang sering dipanggil Cia.

Terlihat Azel merogoh benda pipih dari sakunya.

"Pak, bisa ke kampus?" tanya Azel sepertinya dia menelpon seseorang

"Oke, makasih Pak" setelah itu ia kembali memasukkan handphonenya ke saku.

"Sebentar lagi orang bengkel datang, lo tunggu aja. Dan, gak usah manja!" ujar Azel.

Setelah mengatakan itu ia pergi ke parkiran, dan melajukan mobil mewahnya.

...

Azel Aragorn

Lelaki tampan dengan sejuta pesonanya, ia biasa dipanggil Azel oleh orang-orang di sekitarnya.

Azel itu Sultan, walau uangnya milik Ayah dan Bundanya.

Selain tampan dan Sultan, ia juga jomblo!

...

"Azel pulang" ucap Azel memasuki rumah megah bernuansa putih itu.

Ia celingukan mencari sang bunda. Sepi sekali fikirnya, biasanya saat ia pulang langsung disuguhkan pemandangan sang bunda yang sedang menonton televisi.

Pria itu melangkahkan kakinya semakin masuk ke dalam rumah dan berniat memasuki kamar pribadinya.

Namun, saat hendak menaiki tangga samar-samar ia mendengar bundanya seperti sedang berbicara serius lewat telepon.

"Iya, aku juga lagi ngusahain, Mas. Kamu sabar dulu, Azel itu gak mudah dibujuk" ujar Bunda Azel yang bernama Adena.

"Ngusahain? Ngusahain apa maksudnya?" monolog Azel, ia bingung dengan perkataan bundanya.

Ia akan menanyakannya nanti, sekarang ia lelah dan mengantuk. Jadi, ia lanjut menaiki tangga menuju kamarnya.

Setelah sampai Azel langsung merebahkan tubuhnya di ranjang kesayangannya tanpa melepas sepatu, dan memejamkan mata.

Namun, tak lama kemudian.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk, bun!" ujar Azel tanpa membuka mata.

"Mandi dulu Azel, kebiasaan buruk kamu susah banget dihilangin" ucap Bunda Azel duduk di pinggir ranjang.

"Iya, Bunda" jawab Azel membuka mata lalu duduk dan membuka sepatunya.

"Kamu siap-siap ya?"

Azel menoleh heran, Siap-siap untuk apa maksud bundanya ini.

"Hm? Mau ke mana emangnya bund?"

"Ayah dan Bunda sudah sepakat mau menjodohkan kamu sama anaknya rekan kerja Ayah" jawab Bunda ragu-ragu.

Pasalnya Azel ini tempramen, ia takut Azel marah dan berakhir mabuk.

"Gak, Azel gak mau" tolak Azel singkat.

"Kasih Bunda dan Ayah alasan kenapa kamu menolak perjodohan ini?"

Azel menyugar rambutnya ke belakang, mengusap wajahnya dan menghela nafas panjang.

"Azel bisa cari calon sendiri"

AZARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang