Saat ini, Lisa berdiri di ambang pintu kelas Jennie. Ia menyaksikan Jennie yang tengah berbincang bersama teman-temannya yang lain. Tidak hanya dengan Joy dan Rosè. Ia bahkan berbicara dengan banyak teman-teman di kelasnya. Gadis yang biasa ia temui hanya duduk seorang diri di bangkunya tanpa berniat membangun interaksi dengan orang lain, kini menjelma menjadi sosok yang cukup aktif.
Sejak ia datang, suara Jennie mendominasi. Gadis bermata kucing itu tidak henti bercerita pada teman-temannya. Beruntung, mereka semua merespon cerita Jennie dengan baik. Mereka semua mendengarkannya dengan seksama dan sesekali membalas. Membuat grup obrolan tersebut menjadi jauh lebih hidup. Lisa tentu senang menyaksikannya.
Ia berbalik dan hendak meninggalkan kelas Jennie, sebab Lisa berpikir bahwa Jennie mungkin saja masih ingin menghabiskan waktunya bersama teman-temannya yang lain. Namun, teriakan Joy yang memanggil namanya, menghentikan langkah Lisa. Jennie yang awalnya fokus bercerita, reflek menoleh ke arah pintu dan mendapati gadis jangkung itu di sana.
"LISAA...!!!" Jennie bersorak kegirangan dan langsung bergegas menghampiri Lisa. Tidak peduli jika ia belum menyelesaikan ceritanya.
"Hai, Nini? How's your day?" Lisa menyambut Jennie dalam dekapannya.
"Everything's good! I'm so happy today" balas Jennie dengan riang.
Lisa tersenyum, "Aku senang mendengarnya"
"This is for you" Lisa tiba-tiba menyerahkan satu buket bunga chrysanthemum putih kepada Jennie.
"Wow! Untukku?" mata Jennie seketika berbinar saat melihat buket besar tersebut di hadapannya.
"Ya, tentu"
Jennie menerima bunga tersebut dengan senang hati. Ia bahkan sampai memeluk dan mencium bunga tersebut beberapa kali.
"Kita pulang sekarang?" Jennie akhirnya kembali sadar akan keberadaan seonggok manusia jangkung di depannya.
"Aku ingin pergi ke rooftop. Apa kau mau menemaniku?" tanya Lisa.
"Wae? Ada sesuatu di sana?" Jennie penasaran.
"Aniya, hanya ingin mencari udara segar saja"
"Baiklah. Aku akan menemanimu ke rooftop. Gomawo untuk bunganya" Jennie mengecup pipi Lisa sekilas.
Jennie dan Lisa kemudian saling bergandengan pergi dari ruang kelas Jennie. Tujuan mereka adalah rooftop di gedung fakultas Jennie, tempat biasa mereka menghabiskan waktu saat tidak ada hal yang bisa dilakukan ketika senggang.
Sekitar 10 menit, mereka berdua akhirnya tiba di anak tangga terakhir. Angin rooftop langsung menerpa tubuh Jennie dan Lisa. Keduanya melangkah menuju sebuah bangku yang sebenarnya sudah cukup tua dan duduk di sana. Lisa melemparkan pandangan matanya untuk menatap langit biru yang dihiasi oleh gumpalan awan berwarna putih. Langit akan selalu menjadi hal favoritnya sampai kapan pun.
"Aku senang melihat perkembanganmu. Aku bisa melihatmu tertawa bersama teman-temanmu seperti tadi, padahal selama ini, setiap kali aku datang ke kelasmu, kau selalu sendirian" ucap Lisa, memecah keheningan di antara mereka berdua.
"Aku sudah tidak takut lagi berinteraksi dengan banyak orang. Aku kembali menjadi Jennie yang dulu. Jennie yang mudah bergaul dan berinteraksi dengan banyak orang. Kau tau? Dulu aku bahkan seorang presiden mahasiswa, aku juga aktif dalam mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan" ungkap Jennie.
"Benarkah?"
Jennie mengangguk antusias.
"Satu angkatan mengenalku, aku pun juga mengenal sebagian besar dari mereka"
KAMU SEDANG MEMBACA
Astrophile [END]
FanfictionCaraku mencintai langit, berbeda dengan caraku mencintaimu. Biarkan ketulusan yang berbicara, maka kau akan mengetahui perbedaannya.