FWB - 4 ( End )

2.3K 185 84
                                    

Isagi cemberut, apa begini ya rasanya dicuekin?

Apa begini rasanya dianggap tidak ada padahal kau dengan jelas dan nyata kini berada bersamanya, melontarkan permintaan maaf berulang kali namun yang dimintai maaf malah berpura-pura tidak mendengar. Mata birunya sudah berkaca-kaca. Kaiser ini jahat sekali sih, padahal Isagi baru saja putus dan diselingkuhi.

Hati mungilnya retak seketika, jadi begini ya rasanya dibenci?

Kalau memang jadi semenyakitkan ini, ingin rasanya Isagi pura-pura saja dan tidak terbujuk rayuan prof. Sidou yang menyuruhnya menghentikan perkelahian Sae dan Kaiser. Kan Isagi cuma gak mau Kaiser diskors kalau ada yang laporin.

"Kak Mihya ih, maafin aku! " Dan di sinilah dia sekarang. Duduk di bawah karpet dengan tangan dilipat diatas paha serta memasang jurus puppy eyes andalannya, serta sosok Kaiser yang duduk memunggunginya dengan aura suram. Sebisa mungkin Kaiser tidak ingin berbalik, tidak mau pertahanannya runtuh sekarang.

Niatnya mau jual mahal dulu sebentar. Enak aja kan kalau dibujuk dikit langsung luluh.

Emangnya dia cowok apaan?!

"Kak.. "

"..."

"Kak Mihya.. "

"..."

"Maaf dong, maafin aku... Ichi gak sengaja... Lagian, kan aku udah putusin kak Sae..." Isagi perlahan-lahan mendekati Kaiser, lalu berjongkok di belakang tubuhnya. Tangan kanannya kemudian terulur, menarik-narik pelan jaket putih Kaiser yang tetap bergeming di tempatnya.

"Kak.. " Suara Isagi sedikit bergetar, menahan tangis.

"Jangan nyuekin aku terus dong, kak Mihyaa...?" Kaiser yang masih terdiam terus semenjak tadi membuat tangisan Isagi akhirnya pecah.

"Huaaaaaa Maafin aku, Kak... Ma... af... Maaf..."

Kaiser yang merasa sedikit tidak tega, mulai menolehkan kepalanya ke belakang. Diliriknya sosok bayi besarnya yang wajahnya sudah dibanjiri oleh aliran air mata serta ingus dari hidungnya. Tuh kan pertahanannya langsung hacur seketika, dia memeluk Isagi dan mengusap punggungnya pelan.

"Huuu maaf kak... Ichi gak sengaja.. Aku kan udah mutusin kak Sae, masa kak.. Kakak juga mau ninggalin aku... Huaaaaaaa" Tangisnya semakin kencang, Kaiser kelabakan.

"Hei, iya iya. Aku maafin, udah ya jangan nangis.. Cup cup.. Kamu jelek kalau lagi nangis.. Sst.. Udah nangisnya udah" Kaiser mengulurkan tangan kanannya, mengusap lembut puncak kepala Isagi untuk menenangkannya. Tapi bukannya malah tenang, tangisan Isagi malah makin menjadi. Mulutnya terus merapalkan kata "Maaf" dan "Jangan pergi" yang sesekali terputus- tertelan suara tangisan yang mendobrak ingin keluar.

"Ichi, kalau kamu nangis nanti aku gak bakal maafin kamu"

Mendengar perkataan Kaiser, refleks saja Isagi pun berusaha menghentikan tangisannya mati-matian.

"Ja... Jadi... Aku bakal dimaafin? " Tanya Isagi disela sesegukannya.

"Iya, tapi gak gratis!" Potong Kaiser.

"Terus aku harus ngapain? "

"Aku pengen ngewe"

"Hah?" Isagi mencicit.

✔[ Kiis ] FWB Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang