💛10. Goodbye (1)

2.4K 176 12
                                    

"Bisa kau kau pulang hari ini?"

Haechan mengerjap, menatap makanan yang berada didepannya saat ini. Hanya beberapa makanan ringan yang ia pesan di sebuah caffe sederhana, karena jujur saja ia tidak nafsu makan saat ini. Memejamkan mata, Haechan meremas ponsel ditangannya dengan erat. Disebrang sana, Mark masih setia menunggu jawaban yang memintanya untuk segera pulang.

Setelah lima hari berlalu, dan Mark baru meneleponnya lagi hari ini. Tapi itupun hanya menyuruhnya untuk pulang, entah apa yang Mark pikirkan, bahkan untuk sekedar bertanya kabar saja Mark tidak melakukannya. Memang, karena siapa Haechan seperti ini?

"Kenapa? Aku masih ingin disini"

Helaan nafas Mark terdengar setelahnya.

"Kita selesaikan urusan kita, ada hal penting yang harus kita bicarakan"

Hal penting?

Entah kenapa Haechan merasa bahwa ini bukanlah sesuatu yang baik. Bahkan setelah ia menenangkan diri, berusaha menguatkan diri, nyatanya semua itu masih belum cukup. Haechan mungkin akan kembali lemah jika saja Mark sudah berdiri dihadapannya saat ini.

"Kau bisa berbicara disini"

"Tidak bisa" Mark menyahut cepat, ia diam sejenak sebelum melanjutkan "Iniㅡ tentang perceraian kita"

Haechan mengerjap pelan.

Perceraian?

Oh, ternyata bukan ia saja yang memikirkan hal ini. Mungkin selama ini Mark juga berpikir mau dibawa kemana pernikahan mereka, dan yaㅡ bagi Mark perceraian adalah jalan terbaik. Bahkan tidak ada usaha apapun dari Mark untuk sekedar menyelamatkan pernikahan mereka.

Semudah itu, kah? Bahkan Haechan saja begitu berat untuk mengatakannya.

"Bukankah kau juga menginginkan ini? Aku sudah mengurus surat-suratnyaㅡ"

"Aku akan pulang besok" potong Haechan. Terlalu menyakitkan mendengar semua kata-kata itu dari suamimu sendiri. Seolah kebersamaan mereka selama ini sama sekali tidak berarti.

"Mau aku jemput? Nanti kau bisaㅡ"

"Tidak usah, aku akan pulang sendiri"

"Baiklah. Hatiㅡ"

Haechan memutuskan sambungan teleponnya. Bahkan sebelum Mark sempat untuk menyelesaikan kata-katanya. Menghela nafas, Haechan mengeluarkan beberapa lembar uang dan meletakkannya diatas meja, tanpa menyentuh makanannya sama sekali Haechan langsung pergi meninggalkan caffe.

>>>

"Papa!"

Jeno menoleh, tangan yang sejak tadi membenarkan dasi miliknya itu kini ia rentangkan, seolah menyambut Haowen dengan pelukkan hangatnya.

"Papa mengantarku, kan hari ini?"

Haowen menghambur dalam pelukkan Jeno, sementara pria tampan itu tersenyum hangat sambil menepuk-nepuk lembut punggung kecil Haowen.

"Hari ini Papa tidak bisa. Kau berangkat bersama Sungchan Hyung saja ya?"

"Selalu seperti itu" Haowen mendengus sebal, ia melepaskan pelukkan Jeno lalu berbalik membelakangi pria itu sambil melipat tangannya didepan dada. Jeno menghela nafas setelahnya, ia tahu Haowen marah lagi padanya, sama seperti hari-hari sebelumnya. Tapi sungguh, hari ini Jeno benar-benar tidak bisa mengantar Haowen. Ia akan menemui bawahannya yang ia tugaskan untuk mencari informasi tentang Somi, bagaimanapun Jeno harus secepatnya menemukan wanita itu.

MY HUSBAND [MarkHyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang