01. Bagaimana Sekarang?

4 0 0
                                    

Bagaimana sekarang?


Jiyu menatap Johnny dalam diam. Entah apa yang lelaki itu pikirkan sekarang. Wajahnya begitu serius menatap ke dalam ponselnya dengan kerutan di pucuk hidungnya. Jemarinya juga bergerak liar di atas layar benda persegi itu dan desisan sesekali meluncur dari mulutnya.

Hingga akhirnya Johnny berkedip-kedip sambil menggeleng, barulah Jiyu bicara, "Kenapa?"

Lelaki tampan itu menoleh, dengan raut yang kembali tenang ia menggeleng, "Gak apa-apa."

Selalu begitu.

Jawaban itu rasanya sudah begitu familiar di telinga Jiyu belakangan ini.

Bukan, bukan belakangan ini, tapi 3 bulan terakhir.

Rasanya Johnny sudah sangat jarang bercerita lagi padanya. Rasanya, sudah lama Jiyu tidak mendengar rengekan kekesalan kekasihnya.

Rasanya, semakin lama, semakin biasa saja.

Jiyu berdiri, ia berniat kembali ke kamar saja. Lagipula Johnny juga sebentar lagi akan pulang. Tapi ia tetap melihat kekasihnya yang kembali sibuk dengan benda persegi pintar itu

"Aku mau tidur, kamu kapan pulang?"

Johnny kini melihat ke arah Jiyu, "Aku mau menginap. Lagipula besok Sabtu."

"Ya sudah, aku masuk duluan."

Jiyu memasuki kamarnya. Tapi lagi-lagi pikirannya begitu bercabang. Entah kenapa ia terus kepikiran dengan hubungan yang sedang dijalaninya.

Kenapa rasanya begitu datar? Kenapa seperti biasa saja?

Ketika lelaki itu bilang akan menginap, kenapa tidak ada perasaan senang di dalam hatinya? Kenapa ia begini?

Jiyu terbangun tiba-tiba, entah mengapa di tengah kegiatannya mengarungi mimpi, dirinya tertarik ke dunia nyata. Ia mengerang pelan, dengan kesal membalikkan tubuhnya. Tapi begitu ia berbalik, wajah terlelap Johnny ada di sampingnya. Jiyu terdiam seketika.

Rasa kantuknya hilang tergantikan dengan pikirannya yang kembali bercabang. Matanya terasa begitu segar jadi Jiyu hanya diam menatap wajah damai kekasihnya.

Tapi, aneh.

Kenapa ia tidak berdebar? Kenapa ia tidak tenang? Padahal sebelumnya, Jiyu selalu suka menatap wajah terlelap kekasihnya. Tapi kenapa sekarang biasa saja?

Entah berapa lama Jiyu hanya diam memperhatikan wajah terlelap Johnny, sampai ia tidak sadar kekasihnya mengerjap samar.

"Jiyu?" Suara parau Johnny dan mata lelaki itu yang terbuka membawa kembali Jiyu dari lamunannya.

"Sudah bangun?" Suara parau Johnny berlanjut. Lelaki itu berdeham dan menggeser posisi tidurnya.

Tanpa izin, melingkarkan lengannya pada bahu Jiyu dan menarik gadis itu ke dalam dekapannya. "Kamu mimpi buruk atau gak bisa tidur?"

Tapi hanya selang beberapa detik, Jiyu menarik diri. Ia segera duduk tanpa bicara. Hal itu tentu saja membuat Johnny bingung.

Ada apa? Apa kekasihnya sakit? Apa mimpi buruknya semenyeramkan itu? Karena Jiyu tak pernah menolak pelukannya di saat seperti ini, gadis itu bertingkah aneh.

Jadi Johnny ikut duduk, mengusap wajahnya berusaha sadar sepenuhnya agar ia bisa melihat kondisi kekasihnya. "Kenapa Babe?" Johnny meraih dagu Jiyu dan menangkup pipi kekasihnya.

Tapi justru yang dilihatnya mata memerah dan berkaca-kaca milik Jiyu menatapnya dengan sorot yang tak Johnny mengerti.

"Kenapa Jiyu? Mimpimu menyeramkan? Kamu kenapa?" Johnny jelas panik. Seseram apapun mimpi gadis itu, Jiyu tak pernah menangis karena mimpi buruk.

"Babe..." Johnny menarik Jiyu ke dalam pelukannya segera.

"Ada apa? Kenapa kamu nangis begini?"

Johnny berusaha menenangkan kekasihnya. Ia mengelus punggung Jiyu berharap gadis itu tidak menangis, tapi justru isak tangis mengalir. Ia semakin bingung, terlebih ketika melihat jam yang ada di atas nakas ternyata masih pukul 3 pagi.

Apa yang terjadi dengan gadisnya?

"Jiyu,"

"Johnny."

Dan akhirnya Jiyu bicara. Di sela sesenggukan tangisnya, Jiyu menarik diri dan mengusap air mata dari wajahnya. "Maaf, aku bingung..."

Gadis itu masih menunduk dengan tangan yang terus mengusap wajahnya sendiri. Johnny pun segera menahan tangan Jiyu. Ia menangkup kembali wajah gadisnya, "Ada apa? Katakan padaku."

Tapi air mata masih juga mengaliri pipi Jiyu. Seraya menggeleng Jiyu menjawab, "Gak tau. Aku bingung. Tiba-tiba aku ragu John."

"Ragu soal apa?"

"Kamu."

Johnny terdiam. Ia bingung dengan maksud gadisnya. Ia tak mengerti apa yang gadisnya tengah bicarakan sekarang.

"Aku ragu padamu. Aku pikir, aku gak mencintaimu lagi." Lanjut Jiyu. Gadis itu menurunkan tangan Johnny dari wajahnya, "Maaf, aku jahat bicara begini... Aku juga gak tau kenapa, tapi aku gak merasakan apa-apa lagi."

Farewell [Johnny Suh]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang