punch love

1.8K 199 70
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Jam berdetik, diiringi panas terik matahari masuk melalui kaca jendela. Suara pria paruh baya yang terus menerus berceloteh di depan sana tak bisa lagi dihadapi oleh gadis berusia 17 tahun itu.

Aurora Darleena, tidak dapat menahan rasa kantuk yang menyerangnya saat ini. Bahkan berkali-kali ia sudah meneteskan air mata.

Sedih, sedih sekali. Selain harus berpura-pura mengerti, ia juga harus berusaha sekuat tenaga untuk menahan rasa kantuk yang luar biasa.

"So, class. Any question?"

Aurora mengangkat tangannya cepat "Ya, Aurora. Kali ini kau berinisiatif bertanya karena takut Saya tanya lebih dulu?" seisi kelas terlihat cekikan melihat Aurora yang masih dengan percaya diri membiarkan tangannya berada di udara.

"Saya izin ke kamar mandi, sir!" ujarnya lantang dengan cengiran khas. Bukan hanya guru mata pelajaran yang menggeleng sembari menghela nafas, tetapi seisi kelas dibuat tertawa geli karena tingkah laku gadis belia itu.

Aurora berjalan keluar begitu saja dari dalam kelas, bahkan sebelum pria berusia hampir setengah baya itu mempersilahkannya keluar dari kelas nya.

Senyum gadis bersurai panjang itu mengembang saat menghirup udara bebas dengan pemandangan kehijauan dari pohon-pohon tinggi yang mengelilingi sekolahnya.

Hanya satu langkah keluar dari kelas rasa kantuknya justru menghilang begitu saja. Aneh.. setiap kali didalam kelas ia selalu mengantuk, sedangkan diluar kelas ia selalu merasa sangat bersemangat.

Tujuan Aurora bukan hanya untuk ke kamar mandi, tetapi mencari sahabatnya Chrysta yang menghilang sejak jam istirahat.

Terkadang Aurora tidak mengerti dengan sahabatnya yang satu itu, ia selalu saja mengutamakan masalah laki-laki dan perasaan di urutan nomor satu kehidupan pribadinya.

Hampir setiap semester ia menceritakan siapa laki-laki yang ia sukai di sekolah. Jika tidak berhasil, ia akan menceritakan laki-laki lain di semester berikutnya.

Bukan hanya hidup Aurora yang aneh, tetapi ia pun memiliki sahabat yang sama anehnya dengannya.

Saat berkeliling menuju taman belakang sekolah, ia melihat gadis bersurai sebahu tengah duduk termenung sembari menitikan air mata. Aurora menghela nafas, ia sudah biasa melihat sahabatnya itu termenung karena pernyataan cintanya di tolak oleh laki-laki yang ia sebut sebagai crush-nya itu.

Tetapi, baru kali ini Aurora melihat gadis itu menangis. Walaupun cintanya tak terbalas, Chrysta akan tetap tegar.

Dengan langkah ringan, gadis itu duduk disamping sahabatnya yang masih menangis tersedu setelah sampai.

AMORIST - [Lisa's Oneshoot Collection]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang