2 a huge wolf

104 21 8
                                    


"Hm...Tidak seperti yang ku duga,ternyata dia tidak se-rewel seperti anak-anak seumurannya pada umumnya...,apakah benar usianya sekitar 5 atau 6 tahun?..."

"Apa yang salah dengannya?,kenapa dia masih menatapku seperti yang ia lakukan kemarin?"

______________

Perut [y/n] pun mulai berbunyi,yang artinya ia butuh bahan bakar organik dengan artian lain ia butuh makanan,namun sang akang kutu buku good looking itu hanya cuek,[y/n] pun merasa kesal atas ke tidak peka-an mahkluk yang ada di depannya itu,lalu ia mengabaikannya,namun sekali lagi organ pencernaannya kembali berbunyi untuk yang ke dua kalinya dengan lebih keras,alhaitam pun akhirnya menoleh ke arah [y/n].

"Kenapa suaramu jadi begitu?" Ucap alhaitam dengan wajah datar seperti biasanya yang malah membuat [y/n] semakin kesal.

"Itu bukan suaraku!,itu suara organ pencernaanku!" [y/n].

"Pencernaanmu bisa berkomunikasi?" Ucap alhaitam dengan nada netral yang menimbulkan kesan terdengar biasa saja namun ngeselin tingkat dewa bagi [y/n].

Wajah [y/n] terlihat kesal bahkan ia menatap tajam ke arah alhaitam yang masih sibuk membaca bukunya,bukannya terlihat menyeramkan,wajah kecil bulat [y/n]malah terlihat imut dengan kedua pipi empuk di wajahnya itu,[y/n] kemudian berjalan ke dapur sendiri dan mencoba meminum air putih untuk menghilangkan rasa laparnya.

"Andai saja tubuhku sedikit lebih besar,pasti aku akan memasak untuk diriku sendiri" batin [y/n] saat sedang meneguk segelas air putih tersebut.

Lalu [y/n] tiba-tiba terkejut saat gelas yang ia pegang tiba-tiba di ambil oleh alhaitam.

"E-eh!" [y/n].

"Kalau lapar tuh bilang" ucap alhaitam dengan nada datar.

[y/n] tampak memasang kembali wajah kesalnya.

"Kalau saja tubuhku cukup besar,pasti sudah ku cabut tu paruh bebek,sekalian ama jambulnya aja dah,kan lumayan kalo dijual ke my babyboi greenflag kazuha" batin [y/n].

"Berhenti menatapku seperti itu" ucap alhaitam dengan nada yang sama seperti sebelumnya lalu mengangkat tubuh kecil [y/n] untuk duduk di kursi.

"Ini" ucap alhaitam singkat sambil menaruh sepiring makanan di depan [y/n],lalu duduk di sampingnya sambil melanjutkan membaca bukunya.

[y/n] tampak sangat antusias lalu ia dengan cepat melahap makanannya.

Alhaitam tampak sedang memperhatikan [y/n] lagi dengan tatapan yang sama,ia menatap erat wajah [y/n] dari samping.

"Yang benar saja?,bahkan saat aku sedang makan juga?,tak bisakah sy makan dengan tenang?!" Batin [y/n] yang masih melahap makanannya dengan perasaan tidak tenang.

Lalu...

"Eh?...." [y/n] heran karena alhaitam yang tiba-tiba menyentuh pipinya.

Alhaitam dengan ekspresi datar yang seakan tak pernah ia lepaskan dari wajahnya itu,menarik kembali tanganya da melanjutkan membaca bukunya seakan tak terjadi apa-apa.

Lalu [y/n] menatap ke arah alhaitam dengan tatapan yang seolah mengatakan, "sungguh,aku tidak dapat menebak apa yang ada di pikiran makhluk satu ini" .

[y/n] tampak kesulitan memakan makanannya karena dihalangi oleh beberapa helai rambutnya yang sesekali ikut masuk kedalam mulutnya bersamaan dengan makanan yang ia lahap.

"Eugh...menganggu sekali..." ucap [y/n] dengan kesal sambil menyingkirkan belaian rambut tersebut ke belakang telinganya,lalu kemudian ia melanjutkan melahap makanannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rͬeͤlaͣ rͬeͤiͥnᴋⷦaͣrͬnaͣs͛iͥ dͩeͤmͫiͥ s͛hͪiͥрⷬ jaͣdͩiͥ cͨaͣnoͦnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang