Blacky

2 0 0
                                    

"WHAT!"

Kayla menghela nafas seraya menutup wajahnya dengan kedu tangan setelah memberi tahu sahabat-sahabatnya bahwa dia menerima pertunangan dengan Brian.

Benar, dia menerimanya. Memang Kayla sedikit bodoh pada part ini sepertinya.

"Oh my! kesambet apa lu Kayyy! Dia udah ngebuang elo! Ngapain lu terima lagi?!" ujar Ananta. "Lu nggak kasihan apa sama diri lu sendiri?" lanjutnya.

"Guys, gue tau ini diluar nalar tapi gue nggak punya pilihan lain." jelas Kayla pada mereka.

"Lu kan bisa nolak mentah-mentah Kay. Ngapain masih lu terima?" tanya Moana.

"Gue janji. Kali ini gue bakal buat hubungan ini jadi permainan. Kalau Brian bisa mainin perasaan gue, seharusnya gue juga bisa dong mainin perasaannya."

"Are you sure about that?" tanya Dave ragu. "Kemungkinannya cuman dua sih. Antara lo berhasil atau lu nya yang kesambet lagi sama dia."

"Ih gak bakal kali! Lagian siapa juga yang demen sama tuh Opet." bantah Kayla

"Jangan bilang gitu ah! Ntar kesambet beneran lohh," goda Moana. Kayla berdecak sambil mengemasi barang-barang untuk bersiap pulang. "Mending ya... sekarang kita have fun aja gimana? Mumpung weekend nih, gue bisa izin pulang telat ke bokap nyokap gue. Gimana?" ajak Kayla pada mereka.

"Hehehe gue udah punya janjian sama Liam, sorry guys." kata Moana sambil meringis.

"Ah elahhh giliran gue bisa lu nya yang ga bisa, gimana sih. Yuk guys, kita pergi bertiga aja."

Dave dan Ananta serentak meringis. "Apa?" tanya Kayla tidak mengerti dengan perkodean ini. "Gue ada janji ama Si Adit, hehe" ujar Ananta. "Lah?!lu udah jadian sama Si Adit?!" tanya Kayla terkejut. Ananta memang sedang dekat dengan kaka kelas mereka, Adit. Tapi sepengetahuan Kayla mereka belum meresmikan hubungan mereka.

"Belummm, tapi kali ini udah mulai sedeket ini sihhh, hehe," jawab Ananta sambil memperagakan sedekat apa dia dengan Adit saat ini menggunakan kedua jemarinya. Kayla menghela nafas, "Hnnggg lu kenapa lagi Dave? Lu kan nggak punya gebetan!" ujar Kayla. Dave meringis, "hehehe gue ada kumpul teater,"

Kayla membelalakkan mata, "Tumben banget lu kesana, biasanya kan lo selalu ngehindar dari mereka?!"

"Gue abis kena marah tauukkk sama kakel teater, gegara bolos kemarin. Jadinya gue gak enak kalau hari ini mau bolos lagi." jelas Dave. "Terus gue sama siapa dongg?" rengek Kayla pada mereka. "Mending pulang aja, hehe" saran Moana.

"Whatt?! Okelah, sekali lagi weekend yang boring."

Mereka tertawa.

"Hahaha, gakpapa next weekend kita masih bisa hangout. Gue temenin lu sampek gerbang dah. Lu naik ojek online kan?" ujar Ananta menghibur. Kayla hanya mengangguk. Kami pun keluar kelas bersama sambil melanjutkan perbincangan hingga berpisah di lapangan sekolah. Dave menuju basecamp teaternya, Moana menuju kelas pacarnya sedangkan aku dan Ananta berjalan menuju gerbang sekolah.

"By the way, Brian masih di Malang? Belum balik?" tanya Ananta membuka percakapan. "Gatau juga dan gamau tau. Kemarin aja kayak nggak mungkin dia tiba-tiba di rumah gue." jawab Kayla ketus.

Kayla benar-benar merasa muak mendengar nama Brian. Apalagi untuk membahas tentangnya. Rasa benci serta risih bercampur aduk. Entah mengapa ia menerima pertunangan itu. Sepertinya ia baru menyesalinya.

"Hahaha, I feel you sih. Kali aja masih di Malang kan enak lu bisa weekend an bareng dia," canda Ananta.

"Idih gak bakal mau gue. Ngapain anjir weekend an sama Opet. Yang ada malah malu gue,"

The SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang