Chapter 16

121 17 56
                                        

"AAAAAA OM JUNKYU KOK BROWNIES NYA HASA DI HABISIN SI!!"

Junkyu memasang cengirannya. Ia mengambil kotak makan yang berisi brownies sisa separuh lagi karena di habisi olehnya. Junkyu membawanya ke dapur dan memberikannya ada bocah di depannya.

"Nih! Dasar pelit!" Cibir Junkyu.

"Elehh, pelit pelit. Aku bukan pelit ya om, tapi.. OM NYA YANG MARUK HUH!!" Kesalnya kemudian berlari kecil sambil membawa sisa brownies nya ke kamar.

Junkyu terkekeh. Akhirnya, Junkyu bisa melihat Asahi lagi, meski bukan Asahi yang sekarang ini bersamanya. Dia ihasa. Anak tunggal yang tinggal sendiri di apartemen dan hanya di jaga oleh 2 maid saja di rumah. Orang tuanya bekerja di luar negeri dan sudah 5 tahun tidak pulang. Jadi terkadang, ihasa bingung bagaimana rupa orang tuanya.

Terkadang, Junkyu heran. Ihasa ini tinggi, dan bahkan hampir sepantar dengannya. Masa umurnya 14? Ga yakin si Junkyu. Maka dari itu Junkyu ingin membuktikan kebenaran itu sekarang.

Junkyu berjalan santai mengikuti ihasa ke kamar. Di lihat, ihasa tengah belajar di kamarnya. Junkyu sontak mendudukkan dirinya di kasur membuat ihasa membalikkan kursinya.

"Om-"

"Umur kamu bukan 14 kan? Ga usah bohong sama saya." Ucap Junkyu tiba tiba memotong pembicaraan Ihasa.

Ihasa yang tadinya tengah menggenggam pulpen, kini pulpen itu terjatuh. "M-maksud om?" Tanya Ihasa gugup.

Junkyu terkekeh kecil. "Asahi. Usiamu, usiamu 20 tahun sama sepertiku kan?" Tanya Junkyu.

Ihasa terdiam. "J-junkyu--"

Grep!

"Kau kembali Asahi, kau kembali. Aku benar benar merindukanmu. Asahi, terima kasih. Terima kasih telah bertahan. Terima kasih Asahi."

Junkyu memeluk erat ihasa. Ralat, Asahi. Menyalurkan rasa rindu yang ia pendam selama ini.

Junkyu melepas pelukannya. "B-bagaimana caranya kamu masih hidup?" Tanya Junkyu.

Asahi menunduk. "Aku kira kamu enggak akan curiga sama aku, ternyata kamu ga gampang buat di bohongin ya? Kamu tau duluan" lirih Asahi.

Junkyu menggeleng. Ia memegang kedua bahu Asahi. "Maaf, tapi kenapa harus bohong? Asahi, aku sudah menjadi ayah lho. Kamu tau enggak? Nadila, dia sedang mengandung. Dan adikmu menjadi putraku" jelas Junkyu.

Asahi tersenyum. "Selamat Junkyu-ya. Terima kasih telah menjaga jagoan kecil ku. Junkyu-ya, Hyunsuk tetaplah adik kecilku yang manja. Perlakukan dia dengan baik. Aku titip dia ya?"

Junkyu mengernyit. "Heh! Kamu ada disini kenapa ga ketemu langsung sama Hyunsuk aja?" Tanya Junkyu keran.

"Aku enggak bisa. Kamu nih udah jadi ayah kok sikap masih kayak bocah" cibir Asahi.

"Dihh, sendirinya juga gitu. Apalagi situ masih pendek aja wakakakak"

Pletak.

"Sakit asu!"

Asahi tertawa. "Makannya jangan ngeledek, di palu nangis kamu."

Asahi mengodok sakunya, mengeluarkan empat gelang di sakunya. Satu gelang ia pakaikan di pergelangan tangan Junkyu dan tiganya lagi ia taruh di saku jaket Junkyu.

"Pakai terus gelangnya, dan tiga gelang itu. Suruh Nadila sama Hyunsuk pake ya? Dan satunya lagi, pakekan nanti ke anak kamu kalo udah lahir" jelas Asahi.

Junkyu tertawa kencang. "Yaudah ayo ketemu Hyunsuk! Dia butuh kamu!"

"Kamu aja"

"Kenapa?"

BERANDALAN || Choi Hyunsuk [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang