Pagi ini, Anné memegang kepalanya yang terasa pening.
Sudah 2 hari ini dia tidak masuk sekolah dan bekerja karena tubuhnya benar-benar terasa sangat lelah dan lemas. Dia baru saja selesai meminum obatnya.
Anné menghela napas dalam-dalam, dia tiba-tiba memikirkan Justin.
Laki-laki mesum, berbahaya, sesuka hati, pemaksa, kejam, dan semua yang buruk ada pada dalam diri laki-laki tersebut.
Anné menjatuhkan wajahnya ke meja dapur. "Apa salahku sampai sampai aku bisa bertemu dengan laki-laki sepertinya.." Monolog Anné.
Anné mulai berpikir setelah dia bertemu dengan Justin, hidupnya benar-benar menjadi kacau. Justin tak henti hentinya mengganggu dirinya, terlebih laki-laki mesum itu selalu memaksa dan mengancam jika dia menolak, dan dia tidak bisa melakukan apapun.
Sebenarnya apa yang diinginkan Justin darinya?!
Ada beberapa kemungkinan Justin mendekatinya menurut pemikiran Anné.
Pertama, Justin hanya ingin mempermainkan nya mengingat Justin seorang bos mafia yang sangat kejam seperti cerita Lisa saat itu, juga dari sumber buku yang sering dia baca kemungkinan juga Justin pasti hanya ingin mempermainkan nya saja, apalagi laki-laki seperti Justin pasti memiliki banyak wanita simpanan dan dia bisa bermain untuk kesenangan semata dan Anné salah satu targetnya. Apalagi setiap bertemu dengannya, laki-laki itu selalu bersikap mesum dan selalu menganggapnya seorang kekasih.
Dasar brengsek!
Kedua, Anné nyatanya hanya dimanfaatkan oleh Justin saja. Dari cerita yang sering dia baca, mungkin saja Justin mendekatinya karena ada dendam tersembunyi Justin pada salah satu keluarga dekat maupun keluarga jauh Anné lalu Anné dimanfaatkan untuk balas dendam dan mengancam keluarga jauhnya tersebut.
Anné kembali berpikir keras, Mungkin saja Justin memanfaatkan nya untuk balas dendam apalagi seorang mafia pastinya memiliki banyak musuh.
"Dimana pun keluarga jauhku atau dekat, aku harap kau segera menyerahkan diri pada Justin saja! Aku tidak tahan menjadi orang yang dimanfaatkan... Huaaaa!! Dia sangat berbahaya!" Anné berucap dengan dramatis, seolah-olah sedang berharap penuh pada keluarga yang menjadi target Justin.
Tiba-tiba suara langkah kaki terdengar.
Anné menjadi waspada.
Jangan jangan maling?!
Dengan tubuh yang masih belum sembuh total, dia berjalan menuju pantry dan mengambil pisau untuk jaga jaga.
Suara langkah semakin terdengar.
Anné sudah siap!
Namun, Anné kini menutup matanya takut.
"Jangan mendekat kau pencuri!!!!" Teriak Anné dengan mata yang masih terpejam.
Langkah kaki tersebut terhenti.
"Babe?"
Anné mengenal suara tersebut, kemudian dengan segera membuka matanya.
"K-kau?!!" Pekik Anné.
"Apa yang kau lakukan di sini?!" Tanya Anné dengan tatapan terkejut karena melihat kedatangan Justin."Bodyguard ku memberitahu ku kalau kau sedang sakit, jadi aku kemari untuk melihat keadaan mu." Ujar Justin sambil berjalan mendekat.
"Jangan mendekat!!" Pekik Anné membuat langkah Justin terhenti.
Laki-laki tersebut tersenyum.
"Atau aku akan-"