25. persiapan lomba

13 3 0
                                    

Kemarin, Kirana dan argya sudah membeli alat untuk melukis dan kini Argya sedang mengajari Kirana bagaimana melukis agar bagus.

"Gini?" Kirana melekuk-lekukan tangan nya untuk mencoret setiap titik agar bagus.

"Iya! Pinter!!" Argya bertepuk tangan senang.

"Udah ini apa?" Tanya Kirana.

Argya melihat ke atas untuk berpikir "emm ... Kek nya udah deh. Lanjutin aja"

"Okee" tiba-tiba argya mendapat telpon dari seseorang. Dan saat dilihat ada nama 'sinta 12.F' .

Ia langsung mengangkat telpon tersebut. Lagian Kirana juga ga peduli.

"Lah? Sekarang les matematika dulu?"

"Iya, kamu ga di cat pak Gugun sama Bu Dewi?"

"Engga, les nya dimana?"

"Di rumah pak Gugun"

"Oke, aku kesana. Kamu udah di sana belum?"

"Belum, masih nunggu bus"

"Aku ke rumah pak Gugun duluan ya"

"... Iya" Argya mematikan sambungan dan menaruh ponsel nya kembali.

"Loh? Kok diem aja? Kan mau les?" Tanya Kirana bingung.

"Bentar lagi ajaa, aku masih pengen liatin kamu"

Kirana geleng-geleng dan melanjutkan lukisan nya "Ngapain di liatin"

"Gapapa, indah soalnya"

"Ar udah Ar. Ini jantung gw mau meledak!"

"Itu kenapa Sinta ga di jemput? Kasian loh berangkat sendiri. Kamu kan bawa motor"

"Masa aku bilang ke cewek lain mau jemput di depan cewek sendiri"

"... Serah mu"

"Yaudah lah, ntar aku di marahin Bu Dewi" Argya bediri lagi mengambil jaket nya.

"Ehm, ya. Hati-hati"

"Kir"

"Apa?" Kirana masih menatap lukisan nya.

"Mau peluk" gadis itu merentangkan tangan nya lebar dan Argya langsung masuk begitu saja lalu memeluknya erat .

"Aku pulang cepet kok, nanti liat hasilnya"

"Pulang ke rumah kamu sana!" Kirana membalas pelukan argya

"Kok ngusir? Rumah ke dua aku itu kamu"

"Rumah pertama aku kan kamu"

"Jangan trust issue sama keluarga kamu, mereka baik"

"I'm not ready yet ..."

"I'm rooting for you" tatapan Argya benar-benar tulus.

"Cepet, nanti di marahin Bu Dewi!"

"Aku berangkat" Argya mengusak rambut kirana dan berjalan ke penti "Good bye babe!"

"Panas..." Gumam Kirana saat Argya sudah menutup pintu apart.

Ia melihat Argya di bawah yang berlari ke motor nya lalu keluar dari pekarangan apart dari jendela kamarnya.

Ia pun melanjutkan lukisan nya.

"Permisi" Argya memasuki rumah pak Gugun.

"Duduk dulu" ujar pak Gugun.

Argya duduk di sofa dan membuka ponsel nya. Berharap Sang pacar mengirim pesan.

Only you || YoRina (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang