Bagian 2

2 0 0
                                    

Selamat membaca ya✨

***


Dua tahun kemudian, tampak seorang gadis sedang duduk tersenyum manis didepan cermin, ia sedikit gugup karena hari ini adalah penampilannya diatas panggung. Gadis itu adalah Aneska Ivona.

Dengan balutan gaun berwarna putir dengan renda bermotif bunga diujung gaunnya. Gaun yang sangat manis dengan panjang sedikit dibawah lututnya. Bibirnya yang pucat ia tutupi dengan sebuah liptint dan bedak untuk menutupi hitam pada bawah matanya. Pokoknya penampilannya sangat sederhana dan natural.

Setelah kejadian dua tahun yang lalu, aku ditolong oleh seorang perempuan berhijab yang melihatku berada diantara kerumunan orang. Wanita itu adalah.. aku cukup terkejut saat melihatnya pertama kali. Hanya satu nama yang ada dikepalaku Mamah.
Tapi itu mungkin hanya halusinasiku saja, tidak mungkin itu mamah, pikirku. Tapi kenapa wanita ini sanagt mirip dengan wajah Mamah? Apakah ini beneran mamah? Pertanyaan itu muncul didalah benakku.

"Hai gadis manis, kamu ini sudah seperti putri tidur saja." Ujar wanita itu.

Putri tidur? Apa maksudnya? Ucapku dalam hati.

"Aku ada dimana? Dan ibu ini siapa?" Tanyaku dengan nada lemas.

"Kamu sedang ada dirumah sakit, dan nama saya Vani. Kembaran ibumu, Vina." Ucap Perempuan berhijab itu.

Tunggu sebentar kenapa aku jadi bingung? Mamah punya saudara kembar? Kenapa aku tidak mengetahuinya.

Wanita berhijab itu tersenyum dan ia kemudian menceritakan kejadian yang menimpanya hingga ia bisa berpisah dari Vina, mamahnya. Dulu saat mamah berusia lima tahun kedua orang tua mereka memutuskan untuk saling berpisah. Hal ini yang menyebabkan mereka tidak bertenu dan mungkin tidak saling mengenal. Mamah dibawa oleh kakek dan Bu Vani dibawa oleh nenek. Pada saat nenek sakit keras, nenek menceritakan segalanya pada Bu Vani. Dan sejak itu Bu Vani mulai mencari keberadaan mamah sesuai dengan wasiat dari nenek.

"Begitulah ceritanya, jadi mulai sekarang kamu tinggal sama Ibu ya sayang. Kebetulan ibu tidak memiliki seorang anak dan maaf ya sebelum kamu sadar ibu menemukan sebuah buku di ransel sekolahmu jadi ibu sudah tau sedikit tentang kehidupanmu. Papah dan abangmu itu sangat jahat, ibu berharap semoga mereka mendapatkan ganjarannya." Ucap ibu Vani.

"Jangan Bu, jangan berucap seperti itu. Walau bagaimana pun mereka adalah keluarga ku jadi seburuk apapun mereka memeperlakukanku aku tidak pernah menaruh dendam. Karena itu yang selalu mamah ajarkan kepadaku." Ucapku.

Bu Vina tersenyum, ia sangat kagum dengan ketulusan hati Eka, walaupun sudah disakiti ia tetap tersenyum dan tidak menaruh dendam sedikitpun.

"Bagaimana sayang, kamu sudah siap untuk tampil?" Tanya Bu Vina.

"Sudah bu, aku sudah siap." Aku mulai menarik napas dan aku mengambil biola yang berada di sampingku.

Aku mulai melangkahkan kaki menuju panggung, dan aku mengedarkan pandangan dan pandanganku bertemu dengan mata Bu Vina perempuan berhijab yang sudah menolongnya. Aku mulai menarik napas dan tersenyum lalu ku mainkan gesekan bow pada biola hingga tercipta nada yang merdu dan indah.

Mungkin bagi kalian yang membaca kisahku ini terdengar rumit dan aku banyak tertimpa musibah. Tapi dari situ aku belajar bahwa pahit manisnya kehidupan pasti akan dirasakan oleh semua orang. Roda kehidupan itu akan terus berputar dan inilah kisahku bersama gesekan biola yang kupersembahkan untuk mamah yang sudah tenang disana.

***

Selesai...

Terima kasih buat teman-teman yang sudah berkenan membaca cerpenku ini

Sampai jumpa di cerpenku selanjutnya ❤️

Salam Sayang

Deansa

Hidupku dan Gesekan BiolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang