Love Leads To Death

27 1 0
                                    

Ku langkahkan kaki ku, menuju ruang makan. Dengan rasa kantuk yang kurasa.

“Ayu, pergegas langkah mu. Kamu sudah mau telat” kata Ibu.

 “iya bu” jawab ku sambil menahan kantuk.

Aku percepat sarapanku karna tinggal 45 menit lagi gerbang sekolah akan di tutup.

“mah, Ayu berangkat ya.” Kataku sambil memakai sepatu.

“iya” jawab ibu singkat lalu masuk ke kamarnya. Sekitar 30 menit ku tempuh perjalanan dari rumah menuju sekolah. Ini memang hari pertamaku sekolah di SMA ini. Sebenarnya aku pindahan dari Bali, aku pindah ke Jakarta karna, perceraian kedua org tuaku.

“maaf, mau nanya ruang kepala sekolah itu dimana yah?” tanyaku pada sekelompok perempuan cantik yg sedang bergosip.

“di sana! Eh, lo anak baru yg di bilang pak Bambang itu ya? Pindahan dari Bali. Yang katanya menjuarai olimpiade IPA tingkat nasional itu?” kata Sintya, yg ternyata leader kelompok yg mereka namai “The Girls” itu.

“terimakasih, hehehehe” jawabku sambil senyum.

“aku duluan ya mau ngadep Pak KepSek” jawabku pamit.

“silahkan” jawab Sintya.

“Murid-murid ini murid baru yg bapak ceritakan kemarin, silahkan perkenalkan nama mu nak” kata Pak Bambang dengan halus.

“Hai semua, nama saya Ni Kade Stevina Ayu, saya biasa dipanggil Vina sama teman-teman saya.

Saya pindahan dari 177JHS RSBI, di Bali. Terima kasih” kataku memperkenalkan diri.

“sama-sama Vina. nah, Vina. Semoga kamu senang yah sekolah di sini. Kamu duduk sama andre ya.” Kata Pak Bambang. “ah, gamau Pak! Saya gak mau duduk sama anak kampung kayak dia!” kata Andre. Seketika perasaan ku langsung down. Dan tentunya teman-teman sekelas menertawakan ku. “kalau kamu menolak,nilai kimia kamu bapak kurangi. Dan yg berani menertawakan juga!” ancam Pak bambang. Dan akupun tertawa di daalam hati. Hihihi, makanya jangan berani menertawakan anak spt aku.

Hari-hari ku lewati, hanya sekolah, tidur, belajar, makan. Itu saja kegiatan sehari-hari ku. Sehari-harinya aku hanya sendiri. Di sekolah mau pun di rumah. Andre teman sebangku ku saja menjauhi ku. Sampai pada suatu hari aku mendapat bbm dari teman ku di Bali, kalau ayahku sekarang pake bb, tak ku sia-siakan informasinya, langsung ku invite pin nya. Dan itu membuat ku kaget, ketika permintaan ku accept. Yg kulihat PM ayahku adalah “H-7 married. <3 Vannesia Aprililia <3” ayah ku memang jahat, pikirku.

Dia selalu memukuli aku dan ibu ku. Lalu dengan gampangnya dia membawakan surat cerai serta wanita penggoda itu kerumah ku, lalu ayah mengusir kami. Dengan mencoba meredam emosi ku, aku bm ayah. “yah, mau nikah? Ko undangannya ga nyampe ka aku dan ibu? Hehehe” kataku memulai pembicaraan yg basi ini. Namun apa yg ku dapat ayah membalas pesan ku “anda siapa? Anda dan ibu? Saya tidak kenal kalian siapa! Jangan ganggu hubungan saya dan Lia sekarang. Jika sampai pernikahan kami gagal anda akan saya bunuh” jawab Ayah membuatku sakit.

“jadi anda tidak mengenal saya? Anak yg anda buang sekitan 3 bulan yg lalu? Yg anda campakan bersama mantan Istri anda?” jawabku menahan emosi. “saya tidak pernah punya anak, saya tidak pernah punya istri. Saya baru akan menikah dengan org yg paling saya sayang, yaitu Lia” jawab ayah, yang langsung membuat ku menangis.

“ayah, aku anak ayah. Ayah jahat banget sama Ayu. Yah ini Ayu, anak Ayah” jawab ku sambil menangis. “saya tidak punya anak, apalagi yg namanya Ayu. Sudah! Jangan ganggu saya” jawab ayah, yg langsung mendelcont ku. Tidak pernah kurasa sesedih ini, bahkan saat Dimas meninggalkan ku.

Love Leads To DeathWhere stories live. Discover now