Seven:aku benar benar tak tau,harus marah atau sedih pada takdir ku,tapi apa takdir yang kujalani memang harus sepedih ini?!
Pagi itu,seven benar benar nampak sangat terburu buru untuk pergi,zero yang baru bangun bahkan sampai heran melihat tingkah ayahnya yang tak biasa,
"E? Ayah,mau kemana awal begini?"
Kaget zero,saat melihat sang ayah sudah rapi,dan nampak buru buru.
"Ah.. ayah akan pergi rapat hari ini"
"Oooh,begitu"
"Kau jangan kemana mana ya?,jangan
Keluar rumah!"
Tegas seven,seraya berjalan ke arah pintu.
"Eeh? T tapi kenapa..."
Zero nampak bingung sekaligus kaget mendengar ucapan sang ayah yang melarang nya untuk keluar rumah,
"Pokoknya hari ini kau harus terus
Berada di rumah,titik!"
Ucap seven kembali menegaskan,
"Tapi ayah,"
"Shht! Tidak ada tapi tapi"
"Kalau begitu ayah pergi dulu,"
"Ayah akan pulang malam,jadi makan
Malam lah duluan kalau aku belum
Pulang."
Ucap seven kemudian pergi dari rumah, meninggal kan zero yang masih bingung, ada apa dengan ayahnya, yang nampak jadi over protektif hari ini.Seven kini telah sampai diruang rapat,ia kemudian langsung duduk di kursinya yang berhadapan dengan Leo, father ultra duduk di kursi ujung tengah sebagai kepala rapat,dan Hikari duduk tak jauh dari nya,Hikari tentu juga ada disana untuk jadi penjelas dari sample yang ia teliti, sebagai bahan rapat.
"Baiklah,Karna semua sudah
Berkumpul disini,kita langsung
Mulai saja rapat hari ini."
Ucap father ultra membuka rapat pada hari yang menegangkan bagi seven.
Father ultra lalu menjelas kan beberapa hal tentang alien yang akan mereka hadapi,tapi seven nampak tak bisa fokus,Karna terus memikirkan putranya, zero.
Leo yang melihat ekspresi tegang dari seven nampak jadi sedikit bingung kenapa seven nampak lebih tegang dari biasanya,Karna ini adalah kali pertama ia melihat seven merasa sangat tegang saat rapat, seperti ada sesuatu yang sangat menggangu pikiran nya.
"Hikari bisa kau jelaskan sample yang
Kau teliti kemarin?"
Tanya father ultra,
"Ya tentu"
Hikari kemudian berdiri dari kursinya,ia membuka layar virtual yang berada di knight bracenya, layar virtual juga muncul di tengah tengah meja,agar yang lain bisa melihat keterangan yang tertulis,
Hikari lalu menjelas kan tentang sample pecahan tubuh alien itu,dan kini ia mempunyai informasi baru tentang pedang burakkuhoru,yang kemarin ia bicarakan bersama seven dan mebius.
"Kemarin aku juga menemukan
Sedikit serpihan dari pedang langka,
Burakkuhoru, Di bekas tempat
Pertarungan zero bersama Alien
Itu."
"Nampak nya pedang alien itu hancur
Dan menebarkan serpihan,itu
Karna alien yang zero lawan
bukanlah dari kalangan prajurit
Melainkan dari salah satu kaki
Tangan kepercayaan pemimpinMereka,yang telah merenggut
pedang langka itu,"
"kemungkinan besar,ia telah
Memberi bawahan yang ia percaya
Dengan sedikit serpihan debu yang
Berasal dari pedang burakkuhoru."
"Itu sebabnya pedang biasa juga bisa
jadi kuat hanya dengan serpihan
debu dari pedang itu saja,"
"Dan aku juga dapat informasi kalau
Siapa pun yang terkena serangan,
Atau serpihan dari pedang itu tak
Sengaja masuk ke tubuh, maka
orang itu akan langsung hilang
menjadi debu."
Mendengar kata hilang menjadi debu,seven menjadi benar benar khawatir,dan bahkan sampai tak bisa lagi untuk fokus,ia benar benar tak ingin zero menjadi tuan baru dari pedang langka terkutuk itu,ia tentu tak ingin kehilangan putra satu satunya.
"Tapi,"
Kata tapi kini membuat seven merasa jantungnya seperti berhenti berdegup,
"Pedang ini tak akan bisa membunuh
Orang yang juga punya potensi tak
Terbatas sama seperti potensi
Pedang tersebut. Bahkan pemilik
Lama,dari pedang itu,akan mati
Begitu pedang itu mempunyai tuan
Baru yang jauh lebih kuat.
"Jika orang itu tak sengaja terluka
Karna serangan atau serpihan nya,
Maka pedang itu akan menetapkan
Pemilik baru nya lewat luka yang
Telah di terima oleh orang yang
Terkena serangan nya.dan orang itu
mau tidak mau harus jadi pemilik
baru pedang itu,kalau tidak,ia akan
diseret oleh pedang itu,kedalam
dunianya,dan harus menjalani hidup
Sebagai seorang penjaga pedang."
Bagaikan di sengat listrik,seven kini merasa benar benar tak tau harus melakukan apa,ia sungguh tak sanggup melihat kenyataan pahit yang sudah menunggu nya di depan. Ia tak ingin merelakan putranya menjadi tuan baru dari pedang itu.
Layar virtual kemudian dimatikan,dan kini semua mata tertuju pada seven.
"Nii-san..."
"Tidak.."
Potong seven pada taro,
"Aku tak akan menyerahkan zero
begitu saja hanya untuk menjadi
tuan dari pedang terkutuk itu!"
Seven berdiri dari kursinya dengan wajah sedih bercampur marah,ia tak tau harus marah atau harus sedih dengan kenyataan yang ia terima.
"Seven duduklah,kita bisa bicarakan
Ini baik baik."
Leo mencoba untung meredakan suasana,tapi yang ia dapat malah tatapan penuh amarah dari seven,
"Bagaimana pun,aku tak akan
Membiarkan putraku menjadi
Tumbal nya!
"Aku keluar!"
Tegas seven kemudian pergi meninggalkan ruang rapat,
"NII-san!"
"Taro!"
"Biarkan saja,"
"Tapi,kak Ace.."
Ace menggeleng pada taro, menegaskan untuk jangan mengejar seven.
Akhirnya,Taro terpaksa membatalkan niatnya untuk mengejar seven Karna Ace menahannya.
Kini mereka harus kembali melanjutkan rapat,tanpa seven.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cursed Wishes
FanficCerita ini berawal dari rasa suka zero pada grigio,tapi ia hanya memendamnya Karna suatu alasan,suatu hari sebuah makhluk yang disebut alien hittakuri,tiba tiba menyerang zero dan grigio yang tengah latihan di suatu planet,zero berhasil membunuh nya...