Enjoy
-----------------------------------------------------------
Miciella Chariva De'Maren, kerap dipanggil Miciella. Hari ini, tepat pada tanggal 7 Juni, merupakan hari lahirnya ia ke dunia. Tahun ini usianya genap 18 tahun. Dengan perasaan bahagia, ia melangkahkan kakinya menuruni tangga rumahnya menuju ruang makan.
Seketika kakinya berhenti melihat meja makan yang biasanya sudah diisi oleh sang mama dan papa, kini tidak ada seorang pun duduk disana. Makanan pun masih utuh tersaji disana.
Memanggil seorang pelayan, Miciella pun bertanya "Bi Asih, Mama sama Papa kemana?" mendengar pertanyaan sang nona muda, ia segera menunduk dan menjawab
"Tuan sudah pergi pagi non, kalo nyonya baru saja pergi dengan temannya" setelah menjawab, Bi Asih pun pamit untuk pergi.
Ting
Diperjalanan menuju sekolah, Miciella menerima pesan dari sang kakak.
From : Bro
Happy birthday sweetyy
Tell me, what u want for the birthday gift?To : Bro
Thank u ma bro
Let me think, I'll tell u letterMendapat ucapan dari sang Kakak, ia tersenyum hangat. Namun senyumnya tidak berlangsung lama, ia kembali mengingat suasana dirumah pagi ini. Ada perasaan tidak nyaman hinggap dihatinya ketika mengingat itu.
Ia ingin bercerita dengan sang Kakak yang sudah menjadi tempat berkeluh-kesahnya selama ini, namun takut mengganggu karena kesibukan Kakaknya.
...
Sesampainya di sekolah, Miciella segera menuju kelasnya. Sepanjang koridor, semua mata memandangnya kagum, terutama kelas X yang baru pertama kali melihat Miciella. Sosok senior kelas XII ini, memang tidak pernah lewat dari bahan gosipan siswa-siswi SMAS OSCAR, baik dari cara berpakaiannya yang banyak ditiru oleh siswi disana, life style, dan masih banyak lagi.
Dari jauh Celine, melihat kedatang Miciella dipandang kagum oleh semua siswa baru di koridor memandangnya dengan tatapan tajam.
Ia iri degan semua yang dimiliki oleh Miciella, harusnya ia lebih popular dibandingkan Miciella karena ia adalah seorang model diagensi ternama. Tapi kenapa kepopulerannya kalah dibandingkan seorang gadis yang tidak ada apa-apanya dibandingkan dirinya.
"Happy Brithday Girlll" ucap Baron – Kekasih Miciella – dengan sebuah buket bungat ditangannya.
"Thank you boy" mendapat hadiah dari sang kekasih, Miciella tidak dapat menahan senyum manisnya.
Baron menggenggam tangan kanan Miciella, dan mengajaknya melanjutkan langkah mereka menuju kelas mereka.
...
"Apa itu tadi, kamu memberinya bunga didepan banyak orang di koridor?! Kau terlihat sangat romatis tadi!"
" Maaf Cell, aku hanya tidak ingin ia curiga kenapa aku sudah jarang menemuinya belakangan ini"
"Tapi aku cemburu beb"
"Maafkan aku"
Sepasang kekasih, ups mereka tidak lebih dari sepasang penghianat yang tidak sengaja terlihat oleh mata Miciella dari tempat ia berdiri sekarang. Melihat mereka yang berpelukan setelah bertengkar terlihat romantis dimatanya.
Terlebih melihat, setelah berpelukan mereka terlihat berciuman dengan sangat ahli.
Sunggu romantis bukan?
"Wow, apa yang aku lewatkan?" ucapnya sinis ketika melihat mereka ingin beranjak dari sana. Senyum sinis terlihat ketika melihat mereka terkejut karena kehadirannya disana.
"Sa...Sayang ini...aku bisa jelasin semua ini" dengan terbata-bata Baron ingin menjelaskan semua kajadian yang Miciella lihat ini tidak benar.
Sedangkan, sosok gadis disamping Baron –Celine- bukannya takut, ia malah memasang tampang angkuhnya, matanya seolah mengatakan bahwa ia berhasil merebut posisi Miciella di hati Baron.
"Dude, santai aku melihat semuanya tanpa kau jelaskan lagi aku sudah paham. Aku tidak sebodoh itu!" dengan menekankan kalimat terakhir, Miciella mengalihkan tatapannya ke arah Celine.
Sedikit mencondongkan badannya kedepan, ia berbisik di samping telinga Celine, "Ya, kau berhasil, berhasil merebut milikku. Tidak lebih dari bekasku. Selamat, kau berhasil mencapai tujuanmu" Celine yang mendengar itu mulai mengepalkan tangannya.
"So? Sudah jelas bukan, ini akhir kita dude. Selamat berbahagia dengan selingkuhan baru mu, Oh atau jangan-jangan ia akan kau jadikan jalangmu seperti yang lain?"
Plak
Miciella hanya tersenyum dingin sambil memegang pipi kanannya, sambil menahan sesak di hatinya. Memilih beranjak pergi, ketika melihat semakin banyak orang yang melihat mereka dari lantai atas, menjadikan mereka sebagai objek tontonan yang menarik.
Ia tidak ingin terlihat lemah, setidaknya untuk hari ini, untuk saat ini...
Setidaknya ia tidak harus kembali bertemu dengan mereka sekarang, karena Miciella sedang dalam perjalanan menuju rumahnya. Ketika berbalik pergi tadi, ia mendapat telephone dari Bi Asih. Keadaan dirumahnya sedang tidak baik-baik saja.
Prang
"MAS!"
Ketika, tangan putihnya ingin membuka pintu terdengar sebuah benda jatuh disusul dengan teriakan sang mama jelas terdengar di telinganya.
Ceklek
Kondisi rumahnya jelas tidak baik-baik saja, rumahnya sangat kacau begitu juga dengan suasana hati penghuninya.
"Semua ini bukan hanya salah aku Elina, tapi kamu juga"
"Tetap saja, kamu menyembunyikan anak haram kamu selama ini. Bahkan ia lebih tua dibandingkan anak kita mas"
"Anak haram" lirih Miciella. Tangannya yang memegang erat tasnya seketika bergetar.
"Mama, Papa" panggilnya dengan air mata yang sudah membendung.
"Maksudnya apa Ma? Pa?" mendengar pertanyaan lirih putri mereka, mereka hanya bisa terdiam. Tidak ada yang berniat untuk memberikannya jawaban.
"Mas, ini sudah tidak bisa aku tahan lagi. Kita bercerai saja, aku dengan pilihanku, kamu dengan pilihanmu." setelah hening beberapa saat, Elina – Mama Miciella – pada akhirnya meminta untuk berpisah.
"Elina"
"Mama"
"Maaf nak, mama sudah tidak tahan. Mama sudah memilih untuk pergi dengan pilihan mama." mendengar itu Alex – Ayah Miciella – menghela nafas pasrah.
Ini adalah akhir dari rumah tangga yang mereka bangun selama 20 tahun ini. pada akhirnya mereka berpisah dan memilih untuk bersatu dengan masa lalu mereka, meinggalkan 2 anak mereka.
"Jika itu mau mu, secepatnya aku akan mengurus surat perceraian kita"
"PAPA!! kalian tidak memikirkan bagaimana perasaan aku? Perasaan Kakak setelah ini? Kalian memang setega ini pada anak-anak kalian? Hari ini ulang tahun aku Pa, Ma. Ini bukan hadiah yang aku harapkan sama sekali. Tolong..." air mata Miciella tidak bisa di bending lagi, mendengar keputusan egois kedua orang tuanya benar-benar membuatnya marah sekaligus sedih disaat yang bersamaan.
Anak mana yang megharapkan hadiah perceraian di hari spesialnya, ia tidak pernah mengira akan mendapatkan hadiah ini di hari ulang tahunnya. Tidak pernah...
Ia tidak berfikir akan melihat pertengkaran kedua orang tuanya yang terlihat harmonis dan saling mencintai setiap harinya.
"Kalian egois" setelah mengatakan itu Miciella berjalan keluar, mengendarai mobilnya yang masih terparkir rapi di depan.
...
Hallo
Segitu dulu, byeee971 word-2/8/23
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Melody
ChickLitTidak semua cerita harus ada sinopsis di awal untuk menarik para pembaca. Tapi, alur cerita yang penulis sajikan adalah penentu apakah para pembaca tertarik atau tidak dengan cerita yang mereka buat. - M...