Rumah Sakit

11 4 0
                                    

Kesekian kalinya gue mengerjapkan mata. Melihat sekeliling, nampak asing. Dinding warna putih dan alat medis. Gue menghela nafas. Gue kira cuma demam biasa, eh malah sampek di bawa ke RS.

Eh? Tapi kok bisa di Rumah Sakit? Perasaan gue pingsan di tempat sepi, siapa yang bopong gue kesini? Apa Yoshi?

Damn, gue baru sadar ada tangan yang genggam tangan gue. Gue noleh ke kiri, rambutnya nggak asing. Warnanya hitam, sayang wajahnya nggak kelihatan karena nunduk. Kayak..

"Haruto?." Panggilku lemas.

Dia langsung ngangkat kepalanya, matanya berair. Gue terkaget-kaget.

"Y/n, maafin gue." Ucapnya.

Dengan wajah pucatnya, Haruto masih setia menggenggam tangan gue. Pipi gue langsung merah.

"K-kenapa minta maaf? Emangnya lo salah?."

"Lo nggak sadar selama 6 hari."

"HAH? ANJIR, KOO BISA SIH. TERUS CIKI SAMA CIKO GIMANA? ADA YANG NGASIH MAKAN NGGA?."

Pletak..

Haruto nyentil kepala gue, tatapannya seketika datar. Air matanya nggak jadi turun, balik masuk lagi. Gue natap sebel dia.

"Pikir diri lo, lo sakit, malah mikir Ciki, Ciko."

"Abis, 6 hari itu lama. Perasaan gue baru aja pingsannya."

"Makanya jadi orang jangan lemah-lemah. Ngrepotin orang, gue jadi khawatir kan."

"EMANG GUE NYURUH LO BUAT KHAWATIR? NGGAK KAN? Aduh.. sssh.."

Gue meringis kesakitan ketika tiba-tiba pala gue pening.

"Nah kan, mampus."

Lagi-lagi gue natap dia kesel, pengen tendang dia sampek Neraka. Orang sakit bukannya di alusin, malah di marahin, gila.

"Lo tuh nyebelin banget ya, To. Kemarin aja dingin, terus sekarang? Khawatir sama gue, lo ngerasa labil nggak sama sikap lo ke gue?."

Haruto keliatan diem, dan nunduk.

"Kemarin juga gue nanya lo nggak ada jawaban sama sekali, gue kan sahabat lo. Gue nggak tau apa kesalahan yang udah gue perbuat ke lo. Tiba-tiba ngejauh, kasih tau dong apa salahnya gue?."

Disini gue pengen nangis, tapi.. nggak, nggak boleh keliatan lemah. Dia genggam tangan gue.

"Maaf, gue nggak bisa ngomong ke lo, y/n."

Lagi-lagi gue kecewa dengan sosok Haruto, yang berkedok sebagai sahabat sejak kecil.

"Lo bilang dulu, kalo ada masalah harus saling berbagi."

Belum juga di jawab sama Haruto.

Tiba-tiba abang gue yang ganteng kayak mayat hidup, eh emang ada ya? Dah terserah gue:) Dia datang nangis sambil meluk gue erat. Alhasil gue kecekek karena saking eratnya meluk.

"Bang.. Ya Allah. ini loh sesek.. uhuk.."

Yoshi langsung lepas pelukan dan ngusap air matanya.

"Jangan mati y/n, nanti gue sendirian."

"HEH BEGO, LO PENGEN GUE MATI YA?."

"Astaghfirullah, nggak lah. Adik ku yang cantik kayak kuntilanak, nggak boleh modar."

"Bukan kuntilanak tapi genderuwo." Ucap Haruto.

Mereka berdua ketawa kesetanan. Emang babi mereka, bahagia diatas penderitaan orang lain. Karena kzl, gue nabok mulut mereka satu-persatu. Haruto diem, sama Yoshi juga.

HARUTO X YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang