Canggung

9 3 0
                                    

Di Sekolah, gue bener-bener menghindari Haruto. Canggung anjir, setelah dia ngomong kemarin, dikira jantungku aman kali ya? Bahkan setelah itu gue sama dia, diem-dieman.

Buktinya aja, pas gue nggak sengaja pas-pasan atau tatapan sama dia, gue langsung ngacir pergi. Saking malu dan canggungnya.

Somi aja sampek keheranan sama sikap gue yang gajelas. Gue bengong tiba-tiba kepikiran sama cewek yang di peluk Haruto, seminggu yang lalu.

"Siapa lagi tuh cewek?."

"Hah? Apa? Siapa? Dimana?."

"Berisik Som."

"Hehe, nanya doang kalii. Daripada lo, gajelas. Gue liat-liat lo kayak ngehindar dari Haruto?."

Gue sweatdrop, Somi sadar juga sama sikap gue dari tadi.

"Lagi ada masalah sama Haruto ya?."

Gue geleng-geleng kepala meresponnya. Somi itu sahabat gue, kemarin-kemarin dia emang nggak masuk, karena sakit. Kalo dia tau jadi berabe urusannya, mana mulutnya ember.

"Atau gara-gara lo nggak sadar seminggu, otak lo jadi kegeser."

Reflek gue noyor kepalanya, dia cuma natap gue kesel, dan siap buat balas. Karena jamkos, gue ngajak Somi sama Yoshi yang lagi bocan ke Kantin.

Pas udah duduk manis di kantin, si Somi pesen makanan. Junkyu dateng dan ikut nimbrung. Hari ini dia imut banget njir. Entah siapa yang udah nguncir rambutnya, jadi kuncir tanduk kambing.

"Lo udah sehat?." Tanyanya.

"Liat kan, gue sehat bugar, masih nanyea!."

"Selaw dong, kan gue pengen tau. Nanti kalo kenapa-kenapa ngomong ke gue ya."

"Heh, tahu gejrot! Gue nggak perlu bantuan lu kali."

Junkyu cemberut.

"Udah lah nggak usah cemberut gitu."

Gue bilang gitu karena emang nggak tega aja sih. Mulutnya monyong 5 senti.

Pas barengan sama Somi, Haruto dateng bareng Jihoon. Yang nanya kenapa Yoshi diem aja, dia itu kebelet boker tapi ditahan, males boker katanya. Bayangin aja, baru bangun tidur, perut mules.

"Y/n, gue--."

Belum selesai Haruto ngomong gue langsung pergi lari, dan nyenggol Somi yang untungnya nggak jatuh. Semua yang disana melongo. Sebelum benar-benar gue lari tadi, sempet merem nunduk, nahan malu.

Yang ngomong Haruto, yang malu gue, heran.

Yoshi yang kebelet boker langsung hilang seketika, mulutnya menganga. Somi juga, sampek ngiler.

"Tuh bocah kenapa?." Tanya si Jihoon.

Junkyu sama Yoshi langsung natap Haruto, yang di tatap juga cengo, lemot.

"Lo apain To?." Tanya Junkyu.

"Emm.. nggak gue apa-apa in." Jawabnya BOHONG.

Kalo gue masih disitu dan gak malu, udah gue tabok mulutnya. Seenaknya aja, jelas-jelas yang bikin gue kek gini dia.

Haruto peka sebenarnya cuma milih buat diem.

"Y/n nggak bakal gini kalo nggak di apa-apain." - Yoshi.

"Bener sih." Sahut Somi

Sedangkan gue di depan kelas, bungkuk sambil ngos-ngosan. Mumpung bungkuk reflek joget naik turun, perutnya. Nggak lah canda. Gue nengok ke belakang untungnya nggak dikejar.

"ALAH BEGO, Y/N BEGO!!."

Doyoung yang lagi di depan pintu bengong liatin gue yang ngedumel gajelas.

"Gila lo?."

HARUTO X YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang