Misi

14 2 0
                                    

Nama: Kyle Ferderick

Umur: 27 tahun

Kemampuan: tak terdeteksi radar, suhu tubuh netral, kemampuan berkamuflase seperti chameleon.

Sebuah kartu tercetak jelas di depan Icarus. Membuat matanya meneliti foto yang disertakan. Seorang wanita dengan pakaian biasa yang tidak mencolok. Bagaimana bisa wanita seperti itu akan mengacaukan pemerintah? batinnya.

"Kamu sudah melihat profilnya? Dia biasanya bersembunyi di kota, membaur dengan orang-orang di keramaian." Jenna mengangsurkan secangkir kopi panas ke arah Icarus.

Icarus menerima cangkir itu dengan terus memperhatikan kartu yang masih berada di depan matanya. "Bagaimana mungkin?" Dia masih belum percaya dengan penilaian yang ada di kartu tersebut.

"Dia seumuran denganmu," desis Jenna saat melihat lagi kartu itu.

Icarus mengernyitkan dahinya, benar sekali bahwa dia dan calon korbannya kali ini sebaya.

"Apakah semua yang terlahir sebaya denganku juga memiliki kelebihan?" Perkataan Icarus seketika membuat Jenna mengernyitkan dahinya.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu?" Dia duduk di depan anak laki-lakinya itu.

"Selama ini Mama selalu menyuruhku untuk bersembunyi dan atau menyembunyikan diri sebisa mungkin agar tak memperlihatkan kemampuanku. Lalu, aku menyadari kesamaanku dengannya, lahir di tahun yang sama, dan sama-sama memiliki kemampuan." Kalimat Panjang yang akhirnya membuat Jenna harus berpikir ulang tentang kelahiran Icarus.

"Baiklah, pergilah. Mama akan mencari informasi dengan Paman Step untuk masalah ini." Jenna kemudian menarik Icarus untuk berdiri.

"Aku belum menyelesaikan kopiku, Ma!" protes laki-laki jangkung itu.

"Carilah Coffe Shop di kota!" balas Jenna membuat Icarus melengos dan keluar.

Jenna kemudian mengangkat ponselnya, menghubungi Step. "Aku ingin membicarakan sesuatu. Sepertinya aku menemukan sebuah petunjuk untuk menelusuri kejadian dua puluh tujuh tahun yang lalu."

Icarus berjalan menyusuri jalan yang lenggang. Rumah mereka yang berada di pinggiran kota, di antara reruntuhan bangunan dari masa kehancuran yang belum sepenuhnya direstorasi oleh pemerintah.

Beberapa daerah sudah mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat. Hanya saja, Bolgona memang sedikit terlambat untuk memperbaiki diri. Pemerintah masih fokus di pusat kota dan beberapa pusat perdagangan.

Dan terlebih, pemerintah masih terus fokus untuk mencari para manusia seperti Icarus. Beruntung Jenna selama dua puluh dua tahun selalu mengingatkannya untuk tidak pernah naik ke ketinggian dan mendekati air.

Pekerjaannya sebagai pembunuh bayaran, masih sangat aman. Bahkan beberapa kali pemerintah memakai jasanya. Seperti kali ini. Andai saja pemerintah tahu kelemahannya, mungkin dia akan menjadi salah satu yang diburu oleh pemerintah.

Keramaian masih berada di ujung sana, dia harus berjalan lebih lama lagi. Dia tak ingin menaiki angkutan umum yang tersedia, karena dia tak suka berinteraksi dengan orang lain.

"Kamu mau ke mana?" sapa seseorang yang juga berasal dari klan yang sama.

"Sedang mengeliling kota, menikmati waktu. Mama sedang marah padaku," keluh Icarus membuat wanita paruh baya itu tertawa.

"Jenna masih selalu sama. Nikmati waktumu, aku harus kembali ke rumah sebelum siang," lanjutnya sambil menepuk punggung Icarus lembut.

Icarus kemudian menuju salah satu kedai kopi yang tampak lenggang. Dia akan menelisik di mana kemungkinan mangsanya berada.

"Satu Americano," pesannya. Dia ingin menikmati pahitnya kopi itu sekarang sambil menajamkan matanya.

Seseorang yang dia cari memiliki kemampuan berkamuflase, sehingga akan sangat sulit mengenalinya. Dia hanya harus melihat seorang wanita yang tampak berbeda, dalam artian berbeda di matanya.

Seorang wanita memasukkan kedua tangannya ke saku jaket. Matanya terus menatap seseorang yang sedang menikmati kopinya.

"Wow, sayap itu begitu berkilau." Pantulan perak di matanya itu berkepak, namun sepertinya tidak ada orang yang terganggu dengan hal itu. "Apakah tidak ada yang bisa melihatnya?"

Matanya kemudian bersibobrok dengan mata laki-laki yang sekarang berdiri dan berjalan mendekatinya. Dia tak mungkin menghindar, terlalu banyak orang untuk berlari sekarang.

"Kyle?" Icarus menyebutkan sebuah nama yang membuat nama wanita di depannya itu terkejut dan mundur selangkah.

"Siapa kamu?"

"Percuma kamu membaur, aku bisa mengenalimu." Tatapan Icarus membuat wanita bernama Kyle itu kembali terkejut.

"Lalu, apakah mereka juga tahu tentang sayap berkilau ini?" Sekarang Icarus yang tersentak mundur karena perkataan Kyle.

"Bagaimana kamu tahu?"

"Bagaimana kamu mengenaliku?" Pertanyaan yang membuat Icarus mengernyitkan dahinya. "Bagaimana kamu mengenaliku, seperti itulah aku melihatmu." Kyle berbisik di telinga Icarus dan kemudian meninggalkannya dalam keterkejutan.

Saat Icarus tersadar, Kyle sudah jauh meninggalkannya. Dia mengembuskan napasnya dan bergegas pergi.

Kyle bersembunyi di antara tembok-tembok dan menyamarkan dirinya, walau itu akan sia-sia jika laki-laki tadi mengejarnya. Kyle mengembuskan napasnya kasar dan membuka ponsel untuk mencoba mencari data tentang seseorang.

"Dia dipekerjakan oleh pemerintah, apakah pemerintah tidak tahu tentang sihir yang dia punya?" Kyle menggaruk kepalanya bingung. Kalau pemerintah memperkerjakan seseorang untuk memburunya, seharusnya laki-laki itu juga target.

Jenna sekarang berhadapan dengan Step di sebuah bangku di taman kota. Mereka sedang menatap data yang ditampilkan oleh layar hologram.

"Tahun itu, banyak kelahiran yang mencatat kematian bayi baru lahir. Dari seratus kelahiran di kota ini, hampir lima puluh persennya dilaporkan meninggal." Step menggulirkan layar ke atas.

"Jadi besar kemungkinan bahwa di tahun tersebut, kelahiran seperti Icarus sangat banyak, sekitar lima puluh bayi." Jenna menganalisa.

"Benar, di tahun-tahun sebelum dan sesudahnya, laporna tingkat kematian bayi baru lahir hanya sedikit."

Keduanya berpandangan. Jika memang kejadiannya seperti ini, maka sudah pasti ada sekitar lima puluh orang yang mempunyai kelebihan yang berkeliaran di luar sana.

ICARUS: I Already Warn You!Where stories live. Discover now