06

323 55 2
                                    

"si gendut pink itu gila, aku dengar dia melarang murid untuk melakukan sihir. Metode pembelajarannya kuno sekali, bagaimana mungkin para penyihir disini bisa berkembang kalau tidak praktik sama sekali" dengus Naruto kesal

Saat ini mereka berada si atap menara, mengomentari bagaimana cara Dolores mengajar. Sangat tidak masuk akal, pelajaran pertahanan ilmu hitam benar-benar dirombak sepenuhnya, tanpa sihir dan tanpa mantra.

Mereka lebih geram saat tau ketika Harry mendapatkan detensi seperti siksaan. Secara Harry adalah target yang harus mereka lindungi.

"Kau benar, dilihat bagaimanapun cara mengajar bibi pink itu tidak dibenarkan. Tidak akan ada perkembangan sama sekali jika mengikuti metodenya" seru Neji tenang namun terlihat perempatan di dahinya

"Perasaanku tidak enak, kementrian sihir seperti akan ikut campur lebih dalam urusan Hogwarts" ujar sakura
"Bagaimana keadaan Harry, Naruto?"

"Sepertinya dia tidak apa-apa"

"Syukurlah"

"Oi Naruto, bukankah itu Harry, apa yang dia lakukan di dekat rumah Hagrid?" Tanya Neji setelah netranya tak sengaja menangkap seseorang yang tak asing, kemudian dia mengaktifkan byakugan miliknya.

"Mana aku tahu dattebayo"
"Yosh! Aku akan menyusulnya"

Naruto melesat turun dari menara dan berjalan, tak lama ia memperhatikan Harry yang hampir masuk ke hutan terlarang.

"Sial, apa yang akan dia lakukan disana.. Oi Harry" teriak Naruto, tetapi ia gagal, Harry sudah masuk ke hutan terlarang dan ia kehilangan jejaknya "sial sial sial... Aku akan dimarahi kakek kepala sekolah jika terjadi sesuatu pada Harry"

Dengan kalang kabut, Naruto ikut masuk dan mencari keberadaan Harry. Membuat beberapa bunshin dan berpencar.

+0+

Sementara itu, Harry melihat seseorang didekat makhluk aneh namun seperti kuda. Luna, berdiri tenang tanpa alas kaki disana

"Halo, Harry Potter" sapanya dengan suara halus tanpa melihat lawan bicaranya

"Kakimu, apa kau tidak dingin?"

"Sedikit"
"Sepatu ku hilang secara misterius, dan aku pikir nargle pelakunya" lanjutnya

"Thestral... kau bilang kalau makhluk ini hanya bisa dilihat oleh orang yang telah melihat kematian, jadi kau pernah melihat seseorang meninggal?"

"Ibuku, dia penyihir yang hebat tapi suka bereksperimen, suatu ketika salah satu dari mantranya gagal. Aku baru berusia 9 tahun saat itu"

"Maaf, aku turut berdukacita"

"Tidak apa-apa. Kami mempercayai mu Harry, aku dan ayahku"

"Aku juga" tiba-tiba Naruto muncul dari atas pohon dan mendarat di samping Harry.

Plakk

Secara spontan Naruto memukul bahu Harry dan memasang wajah mengerikan "apa yang kau lakukan disini, kau tau aku hampir pusing mencarimu. Kakek berjenggot akan memarahi ku jika terjadi sesuatu padamu, bodoh"

"Kau, kenapa selalu mengikutiku"

"Karena aku diperintahkan untuk melindungi mu dattebayo"
"Kau juga Luna, dimana sepatumu dan mengapa kau juga bisa ada disini?"


"Hai Naruto, sepatuku hilang" jawab Luna singkat

"Harry, aku pikir ini yang ia ingin kau rasakan. Jika aku jadi you-know-who aku pasti akan menginginkanmu merasa terasingkan, karena jika kau sendiri kau bukanlah ancaman" jelas Luna

"Luna benar, sekuat apapun dirimu jika kau tidak punya teman yang akan membantumu, kau akan lemah" sambung Naruto

Sesaat setelah itu, Sakura dan Neji menghampiri mereka. Dan menyuruh ketiganya untuk kembali ke kastil.

+0+

Terdengar perdebatan yang cukup untuk menarik perhatian beberapa orang. Prof Umbridge dan prof McGonagall sedang beradu argumen, terlihat bahwa prof McGonagall menentang cara mengajar yang diberikan oleh Umbridge.

Sakura dan Naruto yang kebetulan sedang berjaga diarea itu menghampiri kerumunan

"Apa yang terjadi?" bisik Naruto kepada Harry

"Well, seperti yang kau lihat"

Lalu Naruto menarik atensinya beralih menatap kedua profesor tersebut "Hal-hal di Hogwarts ternyata lebih buruk dari yang ku kira" ucap Umbridge mengakhiri argumen mereka

Setelah itu, banyak sekali perubahan yang terjadi di Hogwarts terutama pada peraturan. Hogwarts seperti diambil alih oleh Dolores Umbridge. Daily prophet banyak berbicara tentang perubahan yang terjadi, kementerian menyebutnya revolusi. Tapi sejujurnya, perubahan yang terjadi tidak mengarah ke hal yang lebih baik.

Banyak sekali peraturan baru yang tidak masuk akal, dan semua kegiatan yang berlangsung dipantau oleh Umbridge.

Dan saat ini, dikamar peristirahatan ketiga shinobi

"Jika seperti ini terus, Hogwarts akan hancur" keluh Naruto berlebihan

"Pergerakan kita juga dibatasi, kalian ingat saat kita dipanggil masuk ke ruangan serba pink itu? Dia melarang kita untuk menggunakan jutsu" kata Sakura geram

"Mau tidak mau, kita harus mengikuti kemauannya. Kementerian sihir telah menggenggam Hogwarts ditangannya melalui Umbridge, dengan kata lain Umbridge lebih berkuasa dibandingkan Dumbledore" jelas Neji

"Tapi kakak kepala sekolah masih memiliki wewenang"

"Tentu saja Naruto, Dumbledore tetap memiliki itu walaupun kementrian menekannya tapi tidak seleluasa dulu. Jika Dumbledore menentang kementrian secara terang-terangan orang-orang akan lebih percaya berita buruk tentangnya adalah benar, dan itu sangat beresiko terlebih kemungkinan besarnya Harry juga akan ikut terseret" hening sesaat lalu Neji melanjutkan
"Walau bagaimanapun kita akan tetap menggunakan jutsu untuk keadaan genting" ucap Neji mengakhiri

Percakapan berakhir dengan pikiran masing-masing. Jika mereka menentang apa yang diperintahkan oleh Dolores, mereka akan di cap sebagai penyusup dan berakhir di Azkaban.



Hai semuanya, terimakasih banyak udah baca dan support ff ini. Terimakasih juga untuk vote dari kalian(saya sangat senang), untuk kritik dan saran terbuka lebar untuk menjadikan fanfic ini lebih baik.

Sebelumnya, saya minta maaf karena chapter ini sangat pendek. Banyak yang harus saya pikirkan akhir-akhir ini. Jadi maafkan saya😣🙏

Kalau begitu... See U Jaa matane~~

Switched OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang