L- 1

120 21 0
                                    

"Ayah!" teriak anak laki-laki berumur 9 tahun yang melihat kondisi ayahnya jatuh tersungkur dengan tetesan darah yang terus mengalir

Tangan kecilnya ingin menjangkau Sang Ayah, namun Sang Mama sudah lebih dulu mendekap tubuhnya dengan erat.

"J-jovan putra kecil a-ayah, bahagia terus ya sayang? T-tolong jagain mama"

"Jovan d-dengerin ayah, Jovan pergi s-sekarang sama mama, biar a-ayah disini"

"Ga! Ga mau" tolak Jovan yang semakin memberontak dalam pelukan Sang Mama

"Jo– arghhh" jerit sang ayah saat sebuah peluru menembus ke tubuhnya.

"Ur time is up, Mahatama"

Dorr

Tubuh Jovan tersentak, ia langsung mendudukan dirinya dengan nafas yang tersenggal.

Mimpi itu, mimpi yang selalu membuat tidurnya tak tenang. Memori memori yang sialnya melekat apik diingatannya membuat Jovan prustasi.

Tanpa Jovan sadari, ia membangunkan sosok lain yang tertidur.

Sosok itu meraba nakas yang berada disampingnya. Sedikit mengerutkan dahinya saat tidak dapat menjangkaunya, setelah mendapatkannya. Sosok itu memberikannya kearah Jovan.

"Minum" ujarnya meminta Jovan untuk segera meminumnya agar kembali tenang

"Taruh nakas samping lo aja" balas sosok itu melihat Jovan kembali menyodorkan gelas yang masih terisi setengah

"Kalo gue milih nyerah, menurut lu gimana?" tanya Jovan membuat Putra mengernyitkan dahinya tidak suka

"Mama, lo masih punya Mama kalo lo lupa" Jovan menghela nafas perlahan

"Udah lo ga usah ngomong yang aneh-aneh"

"Kangen bokap kan lo? Sore kita ke sana" lanjut Putra seraya mengusap pelan bahu Jovan

"Sekarang mending lo tidur lagi" ujar Putra menepuk pelan bahu Jovan

Jovan mengangguk singkat, ia merebahkan kembali tubuhnya dengan manik mata yang menatap lekat kearah langit-langit kamar.

"Merem Jo" Jovan mendengus pelan, tak ayal ia tetap menuruti ucapan Putra

Putra yang melihat Jovan kembali tertidur pun kembali merebahkan tubuhnya dan segera menjemput alam bawah sadarnya.

-

Pagi hari tiba, cahaya matahari mulai memancarkan sinarnya. Membuat satu dari dua orang yang tertidur merasa terusik akan ke hadirannya.

Putra terbangun lebih dulu. Ia langsung beranjak menuju kamar mandi dan melakukan aktivitas lain.

Beberapa menit kemudian Jovan bangun dari tidurnya. Karena merasa terusik dengan suara pantulan bola yang secara terus menerus mengenai ring

Dengan langkah gontai Jovan beranjak dari ranjangnya menuju kamar mandi. Setelah itu, ia pun membawa langkahnya kearah sumber suara.

Jovan mengangkat sebelah alisnya. Saat Putra melemparkan bola kearahnya.

"Main sini Jo!" seru Putra dari kejauhan

Jovan langsung mendribble bolanya, menggiringnya kearah ring yang tentu saja langsung dihadang oleh Putra.

Bola terus memantul menghindari Putra yang ingin mengambil alih.

Pakk

*bunyi tangan Putra nepuk bolanya

Putra mengangkat sudut bibirnya karena berhasil merebut bola dari tangan Jovan.

Saat Putra ingin mengambil posisi untuk melakukan shooting, Jovan lebih dulu merebutnya lalu mencetaknya ke dalam ring.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LiberosisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang