01

30.5K 182 0
                                    

Jeno mengendarai motor besarnya dengan kecepatan tinggi di jalanan kota. Gadis bertubuh kurus di boncengannya otomatis mengeratkan pelukan di pinggang Jeno. Dia adalah Karina, mantannya yang masih suka diajak nongkrong bareng teman-teman Jeno. Meskipun sudah mantan, masih Jeno yang bertugas antar-jemput Karina tiap nongkrong. Karina juga tidak segan mendekap Jeno dengan erat saat membonceng, sama seperti saat mereka punya hubungan. Meskipun Jeno tidak pernah protes tentang dekapan Karina, gadis itu menjelaskan bahwa dia mendekap Jeno supaya tubuh mungilnya tidak terbang karena kecepatan Jeno dalam mengendarai motor. Tidak salah juga.

Lagipula Jeno tidak mungkin protes, sebab laki-laki itu menyukainya. Dengan posisi Karina yang mendekapnya, Jeno dapat merasakan pd sintal Karina di punggungnya. Pdyang biasanya menjadi mainannya setiap malam, kini hanya bisa ia rasakan tiap boncengan. Jeno menikmati sensasi pnisnya erexi saat pd Karina yang tergencet di punggungnya terkocok akibat guncangan laju motor. Jeno sesekali sengaja memundurkan badannya untuk menekan pd Karina lebih dalam. Karina juga tidak polos sepenuhnya. Kadang Karina sengaja menggosok pdnya ke punggung Jeno saat dirinya terbawa suasana akibat harum parfum Jeno. Karina juga suka menurunkan pelukannya ke pinggang Jeno, membiarkan tangannya menyentuh pnis Jeno yang menegang.

DUK

"Mmmhh..."erang Karina pelan saat pdnya terterkean maksimal akibat Jeno ngerem mendadak. Jeno diam-diam menyeringai puas dibalik helm yang menutup mulutnya, karena mendengar erangan mantannya.

Jeno ngerem mendadak bukan tanpa alasan, melainkan karena garasi rumah Chenle belum dibuka, "telpon Chenle suruh bukain,"ujarnya pada Karina.

Karina yang wajahnya memerah karena malu habis mengerang, melepaskan pelukannya dan menuruti apa kata Jeno untuk menelepon Chenle. Tidak lama pintu garasi terbuka. Jeno menyiapkan motornya dan Karina buru-buru memeluk Jeno lagi, karena jalan ke garasi itu turunan jadi Karina khawatir jatuh. Jeno mengendarai motornya masuk dan parkir di garasi Chenle dengan aman.

Setelah motor Jeno terparkir sempurna, Karina melepaskan pelukannya dan segera turun dari boncengan. Sembari melepas helm, Karina memandang kesekeliling melihat kendaraan yang lain juga sudah terparkir disana.

"Udah dateng semua,"celetuk Karina, meletakkan helmnya di motor Jeno.

Melihat Jeno juga sudah berdiri dengan helm yang sudah dilepaskan, Karina hendak melangkah untuk masuk ke rumah Chenle. Tapi, Jeno malah menarik tangan Karina dan memeluknya dari belakang, lalu menci-umi lehernya dengan seduk-tif sembari meremas pd Karina yang mon-tok dan terlihat sangat njeplak akibat kaos warna putihnya yang pas badan.

"Ahh.... Mmmhh... Jenohh...."de-sah Karina saat pd diremas brutal oleh kedua tangan Jeno yang berurat. Karina tidak melakukan perlawanan, tangannya justru kebelakang memegangi pinggul Jeno sembari menggesekkan pant-atnya ke p-nis Jeno yang menegang.

Satu menit sepasang mantan kekasih itu bergumul dengan aktivitas sen-sual mereka. Hingga Jeno akhirnya melepaskan tangannya dari pd Karina, dan Karina pun menghentikan gesekan pant-atnya di p-nis Jeno. Karina membalikkan badan dan mengecup bibir Jeno sekilas sebelum kemudian buru-buru kabur sebelum Jeno menghabisinya di garasi rumah Chenle. Jeno hanya bisa menyeringai gemas melihat Karina yang berlari kecil, menyebakan pd sin-tal gadis itu naik turun menggairhkan.

"Dasar Karina... udah tahu pdnya gede, main ke tongkrongan cowok malah pakai baju pas badan,"kata Jeno pada dirinya sendiri.

Jeno menyusul Karina masuk ke rumah Chenle. Sesuai dengan absen kendaraan di garasi, semua orang sudah berkumpul disana. Mark, Jaemin, Haechan, Renjun, Jisung dan tentunya si tuan rumah Chenle sudah duduk melingkar di basement mewah milik tuan muda Chenle. Mereka bahkan sudah mulai minum champagne yang disediakan tuan rumah. Kedatangan Jeno dan Karina tentu disambut ledekan-ledekan karena keduanya datang terlambat.

Play Card (NCT Dream gangbang Karina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang