repub ─ 01

6.4K 565 36
                                    

Taeyong menatap Mark yang sedang asyik mengunyah potongan paha ayam gorengnya dengan lahap. Bayi berusia 2 tahun itu tampak gembira saat sang Bubu menyediakan ayam krispi kesukaannya sebagai menu makan malam hari ini.

"Mark suka ayam krispi nya?" Taeyong bertanya dan Mark mengangguk lucu.

Bayi laki-laki itu tersenyum lalu mengangkat jempolnya ke arah Taeyong. "Yam pi, enyak Bubu," Ucapnya dengan suara cadel yang sangat menggemaskan.

Taeyong tertawa kecil. Tangan kurus itu bergerak mengacak lembut helaian rambut hitam tebal milik Mark.

"Habiskan makananmu, Mark. Bubu mau bikin teh dulu." Taeyong berkata sambil beranjak dari kursi menuju pantry dapur.

"Bubu nda mam?" Mark bertanya dan Taeyong menjawabnya dengan menggeleng. "Bubu sudah kenyang. Mark habiskan saja ayam krispi nya." Katanya.

Taeyong merebus air dan memasukkan teh celup beserta gula ke dalam cangkir. Diam-diam, ia menangis; lagi.

Kedatangan Jaehyun sore tadi berhasil membuka luka yang telah lama Taeyong kubur rapat-rapat. Memori menyakitkan itu terus berputar di kepala Taeyong, tak ubahnya sebuah kaset rusak.

"Saya punya istri sah, Lee. Lagipula, janin itu hanya hasil kesalahan semalam. Gugurkan dia."

Sudah hampir 3 tahun berlalu, namun penolakan Jaehyun hari itu masih terasa sangat segar; mengoyak hati Taeyong.

>>>

Langit sendu, mentari bersinar malu-malu dibalik gumpalan awan kelabu dan suhu udara yang sejuk mengawali pagi hari ini. Ramalan cuaca mengatakan kota Seoul akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat sepanjang hari ini.

Berbanding terbalik dengan keadaan cuaca diluar, suasana mansion mewah keluarga Jung pagi ini justru tengah memanas. Penyebabnya tak lain dan tak bukan karena kedatangan tuan besar Jung; kakek Jaehyun. Pria lanjut usia itu tiba-tiba saja berkunjung dan memarahi cucunya.

"Jaehyun, kakekmu ini semakin hari semakin tua. Aku bisa mati kapan saja. Apa kau dan istrimu begitu tega membiarkan aku mati tanpa melihat cicitku?" Katanya.

Jaehyun memijit pelipisnya yang terasa pening. "Kakek, yang akan hamil dan melahirkan itu adalah istriku. Harusnya kau bicara padanya." Sahut Jaehyun.

Kakek Jung menghela nafasnya kasar. Pria itu membuang puntung rokoknya sembarangan lalu mendongak; menatap langit-langit dengan tatapan hampa.

"Terakhir kali aku bicara padanya, penyakit jantungku kambuh dan aku harus berbaring di ranjang rumah sakit selama seminggu." Keluhnya kemudian.

"Jaehyun, kakek memahami jika istrimu adalah seorang artis dengan karir yang sedang berada dipuncak kesuksesan. Tapi perlu kau ingat bahwa pernikahan itu dijalani oleh suami dan istri. Kakek tidak masalah jika kalian tidak menginginkan anak, tapi kakek marah karena istrimu terlalu mengabaikanmu. Dia selalu mementingkan pekerjaannya dan seperti melupakan perannya sebagai seorang istri. Ini sudah tidak benar." Nasihat kakek Jung.

"Kakek hanya merasa khawatir jika suatu saat nanti istrimu akan mencampakkanmu sementara kau sudah terlalu banyak berkorban dan mengalah untuk rumah tangga kalian." Sambung kakek Jung.

Jaehyun hanya mampu terdiam saat kakeknya berucap demikian. Sedikit banyak Jaehyun pun ikut merasakan ketakutan kakeknya. Charlotte; istri Jaehyun,─ adalah pria cantik yang luar biasa nekat. Lelaki itu bisa melepaskan apapun termasuk pernikahannya jika itu menghalangi jalan karirnya.

"Bicaralah baik-baik pada istrimu. Segera beritahu kakek apabila dia masih menolak untuk melahirkan cicitku." Pesan kakek Jung sebelum ia beranjak pergi dari kediaman megah Jaehyun pagi itu.

Pada malam harinya, Jaehyun pun berbicara dengan sang istri. Dan seperti yang sudah-sudah, pembahasan seputar anak ini selalu berhasil membuat pembicaraan mereka berakhir ribut.

"Kau dan keluargamu memang sengaja ingin membunuhku. Kalian bukan tidak tau karirku sedang naik namun alih-alih mendukungku, kalian justru menuntut anak dariku. Aku benar-benar tidak habis pikir." Sambar Charlotte; penuh emosi.

Jaehyun menghela nafas. Pria dominan itu menatap istrinya tajam. "Kau ingin mendengar sesuatu? Aku benar-benar menyesal menikahimu." Balas Jaehyun sembari meninggalkan kamar itu, menyisakan Charlotte sendirian yang terdiam akibat perkataannya.

Sementara itu ditempat berbeda, Jaehyun sedang mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi seperti orang gila. Beruntung jalanan sudah lumayan sepi.

Jaehyun akhirnya berhenti dipinggir jalan dan menelpon seseorang. Butuh beberapa detik sebelum akhirnya panggilan telepon itu terhubung. "Kim, segera daftarkan perceraian atas namaku." Perintahnya.

─ to be continued

unlocked character :

Charlotte Bryan (30) | model-actor

Charlotte Bryan (30) | model-actor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

selamat ulang tahun, Bubu 🎂💚

coba liat siapa yg senyumnya paling lebar di foto ini? wkwk 😆

coba liat siapa yg senyumnya paling lebar di foto ini? wkwk 😆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐃𝐞𝐚𝐫 𝐌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang