Selingkuh

2 0 0
                                    

"Ren, bukankah kau tau bahwa dia selingkuh?"

"Ya, aku tau"

"Lalu kenapa ren? Dari segala temanku yg curhat padaku, hanya kutemukan 1 orang aneh yang mengijinkan perselingkuhan, ya itu kau orangnya."

"Ntahlah Na, mungkin aku sudah terlalu lelah dengan perdebatan. Biarlah jika memang dia ingin berselingkuh"

"Kau tidak sehat ren, dia tidak sehat. Kau sadar? Hubunganmu tidak sehat"

"Biarlah Na, seingin itu aku berdamai dengan segala tabiat lelaki. Aku hanya tidak ingin hubunganku kali ini berakhir dengan sama seperti sebelumnya. Aku hanya ingin ini yang terakhir untukku, Na. Bahkan disaat wanita lain tidak mengizinkan pasangannya berselingkuh, aku adalah wanita pertama yang mengizinkannya selingkuh. Bahkan tanpa aku juga harus membalas kelakuannya. Aku hanya ingin menjadi sosok wanita yang tulus dan ikhlas na, ntahlah."

"IREN. Sakit dibalas maaf itu tidak adil!"

"Aku tau na, hanya untuk kali ini saja aku ingin menjadi seorang yang ikhlas. Toh, aku pun sudah pernah berkata baik buruknya tidak akan aku tinggalkan. Na, hukum tabur tuai itu nyata. Dan aku sedang memperjuangkan itu. Aku mengupayakan jalur langit, berdoa pada tuhanku. Dan mungkin ini adalah harga yang harus aku bayar. Aku hanya ingin hubungan ini yang terakhir untukku. Meskipun nantinya bukan aku pilihannya, aku hanya ingin berperan sebagai wanita yang tetap setia disini. Biarlah aku merasakannya. Aku tidak berharap dia bisa setia. Aku hanya berharap dia selalu tau kemana dia pulang dan dia selalu menghormatiku saja."

"Kau yakin dia berubah?"

"Berubah tidaknya biarlah menjadi pilihannya na, aku tidak ingin memaksa. Aku tidak ingin setianya terpaksa karna pintaku. Karna itu lebih menyakitkan lagi. Yang terpenting untuk saat ini, sejauh dia pergi, dia tau kemana arah pulang"

Ana terdiam mendengar penjelasan Iren yg tak masuk akal. Dia takut Iren akan merasakan sakit hati yang besar sampai dia Mati Rasa. Tapi Ana tidak tahu, bahwa diposisi inilah Iren memang sudah mati rasa. Dia hanya menghabiskan sisa sisa rasanya saja sampai dia bisa ikhlas melepaskan. Dia hanya menghabiskan sisa sisa rasanya sampai dia tidak bisa merasakan apapun. Dan apalagi dia tidak dimengerti perasaannya oleh keluarganya. Kau bayangkan saja, di 1 waktu dia dihancurkan oleh pasangan dan keluarganya. Jika bukan karna memang dia sengaja menyakiti hatinya agar menjadi orang yang sudah mati rasa, pasti dia akan meninggalkan keduanya itu.

NarasiWhere stories live. Discover now