Seven. Court

4K 408 0
                                    

Hari ini, seminggu tepat setelah kejadian malam itu, dan tepat saat Count Asselin terbangun dari pingsan nya, pengadilan pun segera diadakan atas perintah Duke.

Awal nya Duke yang baru pulang dari perjalanan tidak ingin pengadilan tersebut terjadi. Namun, Count Asselin yang tidak terima dirinya sudah dilukai, sampai membuat telinga nya cacat membuat rumor buruk tentang Oddete.

Dengan segera sang Duke melakukan pengadilan agar semua yang terjadi jelas, dan putri tercinta nya tidak mendapatkan Fitnah.

"Gadis itu! Dia yang melakukan semua ini!" Dengan teriakan menggema diseluruh ruangan pengadilan, pria gempal itu menunjuk ke arah Oddete yang sedang duduk bersama sang Duke. Gadis itu kemudian bergetar dan menangis. Dengan segera Duchess memeluk putri nya, untuk menenangkan sang gadis.

"Lancang sekali anda menunjuk putri saya dan berkata tanpa bukti seperti itu!" Duke berteriak membuat seluruh orang diruangan itu terkejut.

"Mohon maaf Duke, tapi itu memang benar!" Count Asselin melirik ke arah jaksa.

"Jaksa agung, percayalah pada saya, gadis itu yang membuat saya seperti ini, karena dia tidak terima saya mengetahui tabiat nya!"

"Tabiat apa yang anda maksud, Count?" Sang jaksa pun bertanya, membuat Pria gempal itu tersenyum licik dan melirik kembali ke arah Oddete.

"Dia dan Count Aiden sedang asik melakukan hubungan diluar pernikahan!"

Perkataann Count Asselin membuat seluruh orang gempar dan terkejut termasuk Duke dan Duchess Beck, Count Aiden pun juga sama walau ia sudah memperkirakan hal ini terjadi, ia segera mengendalikan ekspresi nya dan maju kedepan. Semua orang mulai berbisik diruangan tersebut, menatap Count Aiden.

"Mohon maaf Jaksa agung, saya izin berbicara" Count Aiden menunduk untuk menghormati sang jaksa.

"Silahkan Count Aiden" Saat jaksa agung sudah mengizinkan nya, Count Asselin yang melihat hal itu mendecakan lidah nya.

"Bawa dia masuk" Perintah Count Aiden para para penjaga yang berada disana. kemudian tak lama masuklah seorang gadis muda.

"Siapa gadis ini, Count Aiden?" Tanya sang jaksa.

"Dia bisa menjadi saksi bahwa saya hanya ingin membantu nona Oddete"

"Hah! Membantu? Maksudmu membantu menyingkap rok nya, benar Count Aiden?" Senyuman meremehkan tampak jelas diwajah Count Asselin, Duke yang sudah geram berdiri dan ingin menghampiri Count gempal itu, namun Oddete segera mencegahnya.

"Tidak! Tidak jaksa agung!" Suara gadis itu mengintrupsi, membuat ruangan yang sedari tadi riuh akibat tuduhan pria gempal itu terdiam.

"Count Aiden hanya membantu saya" Dengan tangan dan raut wajah yang gemetar sang nona yang merupakan pelayan pribadi nona Oddete itu kembali bersuara.

"Membantu? Coba jelaskan nona"

"Saat itu nona menyuruh saya untuk membawakan nya air hangat, tapi ditengah perjalanan saya bertemu dengan teman saya yang merupakan pelayan dari tuan Count Asselin"

"Lalu apa yang terjadi nona?" Sang jaksa kembali bertanya pada sang nona pelayan. Pelayan itu kemudian menjelaskan bahwa pada saat itu, saat ia ingin mengantarkan air hangat untuk Oddete, tiba-tiba ia bertemu dengan teman pelayan nya yang lain yang bekerja pada Count Asselin. Pelayan Count Asselin itu meminta bantuan pada Pelayan pribadi Oddete agar membantu mereka menyiapkan Dessert.

"Tapi, saya tidak bisa. Karena saya harus melayani nona saya terlebih dahulu dan harus mendapat izin darinya, lalu Count Aiden nampak nya mendengar percakapan kami" Pelayan tersebut melirik ke arah Count Aiden, kemudian kembali menjelaskan. Saat itu rupanya Aiden memang ingin bermaksud membawakan air hangat untuk Oddete karena tahu kalau kaki sang gadis memerah.

Oleh karena itu ia pergi menuju dapur dan tak sengaja mendengar percakapan tersebut.

"Count Aiden lalu memutuskan untuk membantu saya dan menggantikan saya menjalankan tugas" Saat itu sang pelayan mengatakan merasa ragu karena tidak mungkin ia melemparkan tugas nya pada orang lain, bahkan pada seorang bangsawan. Tetapi Count Aiden mengatakan bahwa ini merupakan tanggung jawab nya sebagai pasangan pesta.

"Namun, Count Aiden memaksa saya dan berniat membantu saya karena pesta itu sepertinya akan kacau jika mereka kekurangan orang. Kemudian dengan bodoh nya saya mengiyakan hal itu dan malah membantu teman saya, seharusnya-" Pelayan yang bernama Lusy itu mulai meneteskan air mata "seharusnya saya menolak saja, kalau pada akhirnya Nona Oddete dan Count Aiden akan mendapatkan tuduhan seperti iniini, bahkan kejadian itu terjadi atas kelalaian saya juga" Pelayan tersebut mulai menangis, ia terduduk bersimpuh dihadapan sang hakim.

Count Aiden mendekat pada sang pelayan dan merengkuh bahu Lusy untuk membantu nya bangun. Hakim tersebut kemudian memeberikan tanda pada sang pelayan untuk mundur, dan memberikan ruang untuk saksi yang lain.

"Lalu saat itu Count Asselin datang?" Tanya Sang jaksa agung pada Count Aiden.

"Benar, dia datang dan melihat saya yang sedang membantu Nona Oddete"

"Nona Oddete menyuruh saya keluar karena dia menghormati Count Asselin sebagai tuan rumah dan bilang ingin berbicara tentang bisnis dengan Count Asselin, dan saat saya keluar sebentar untuk menaruh kembali wadah didapur tiba-tiba saja hal itu sudah terjadi" Mendengar penjelasan dari Count Aiden membuat Count Asselin sedikit lega karena dia tidak menceritakan tentang bagaimana dirinya melecehkan Oddete.

Jaksa agung tersebut kemudian sedikit berdiskusi dengan para hakim lain nya.

"Penjelasan dari Count Aiden dan nona pelayan muda sudah jelas, menjelaskan bahwa semua tuduhan soal nona Oddete dan Count Aiden adalah tuduhan palsu"

"Lalu bagaimana nasib saya yang mulia jaksa! Gadis itu! Dia yang menusuk saya!" Pria gempal itu berteriak, lagi-lagi membuat sang Duke bangkit dari tempat duduk nya dan menatap tajam Count Asselin, namun Oddete kembali menghentikan nya dan berjalan maju menuju podium.

"Izinkan saya menjelaskan Tuan jaksa agung" Odette menundukan badan nya, memberi hormat pada jaksa agung.

"Silahkan, nona Oddete"

"Yang mulia jaksa.. Sebenarnya saya-" Oddete menghentikan perkataan nya, cairan bening itu mulai mengalir lagi dipipi pucat sang gadis, ia mulai terisak kemudian dengan lantang berkata "-Saya hampir dilecehkan oleh Count Asselin!"

Transmigration as a villain sisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang