Zisel sedang berdiri di depan gedung yang terlihat luas, dia mengeratkan pegangannya pada tali tasnya dan mulai mengantri bersama teman-temannya untuk registrasi serta pengecekan barang bawaan.
"Hai guys!!" Sapa Vina heboh pada layar ponselnya, "Jadi hari ini hari pertama kita makrab!!! Huuu!!!" Vina bersok heboh.
Cuaca pagi ini sedang cerah-cerahnya, begitu pun dengan Vina yang semangat membuat vlog a day in my life katanya.
"Say hay semuanya!!" Vina mengarahkan kamera ponselnya pada siswi perempuan di barisan kelas nya termasuk zisel.
"Say hay zi." Vina mengangkat tangan zisel untuk melambai ke kamera ponselnya.
Saat ini mereka sudah berada di sebuah kelas yang akan mereka tempati selama makrab ini berlangsung, dan tentunya kelas ini khusus peserta perempuan.
Zisel dan teman-teman sedang duduk lesehan sambil bercerita-cerita, sedangkan Vina masih sibuk dengan ponselnya.
"Guys ayo foto yok." Ajak Clara salah satu teman kelas zisel.
"Ayo ayo, tapi pake hp gue ya." Sahut Vina paling semangat.
Vina mengarahkan kameranya ke atas agar ia dan teman-temannya tersorot.
"Bentar bentar gue belum siap." ucap Elva.
"Cepetan elah, pegel nih gue." ucap Vina yang tanpa aba-aba menekan tombol kamera tersebut, alhasil mereka berfoto dalam keadaan yang tidak siap. Kecuali gadis itu.
"Heh! aib banget gue blom siap anjir." ucap Dela.
"Tau nih mau motret nggak
bilang-bilang" ucap Vio."Hapus ih!" Abel ikut menimpali.
"Ulang woy ulang! Gue belum siap itu!" Sahut Zisela yang langsung di setujui oleh teman-teman nya.
Erika selaku ketua kegiatan makrab ini memasuki kelas tersebut dengan membawa sebuah kotak.
"Perhatian semuanya!" Ucapnya membuat seluruh atensi tertuju pada dirinya.
"Selama makrab berlangsung kalian semua di larang menggunakan handphone, jadi saya kasih kalian waktu 10 menit untuk mengabari orang tua kalian, ayang-ayang kalian atau siapapun itu sebelum handphone kalian saya simpan, mengerti?!" Ucapnya dengan tegas menyampaikan tujuan nya datang ke kelas itu.
"Yahh nggak bisa nge-vlog dong gue." Keluh Vina.
"Waktunya habis! Kumpulkan handphone kalian di kotak ini" ucap Erika menunjukkan kotak yang dia bawa untuk menyimpan handphone adik kelasnya setelah 10 menit berlalu.
•••Saat ini mereka berada di lapangan untuk melakukan upacara pembukaan makrab tersebut.
Upacara berjalan dengan lancar dan juga tim foza yang mendokumentasikan kegiatan makrab tersebut.
"Zi, lo anak foza kan?" Tanya Vina berbisik.
Zisel hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Lo liat deh cowo itu." Vina menunjuk seseorang yang sedang memotret seorang guru yang sedang memberikan sambutan di depan sana.
"Kenapa dia?"
"Kenalin ke gue dong." Ucap Vina memelas.
"Gue nggak kenal, lagian juga gue masih baru di foza." Kata Zisel jujur.
"Masa sih lo nggak kenal?"
"Lo serius ga kenal?"
"Lo jujur kan sama gue?"
Vina terus-menerus menghujani zisel dengan pertanyaan yang sama hingga upacara berakhir.
Setelah selesai makan siang, mereka melanjutkan kegiatan dengan lomba-lomba yang menghibur untuk sekedar mengisi waktu.
"Zisel!" Panggil Dela.
Zisel yang merasa terpanggil menolehkan kepalanya dan mencari sumber suara.
"Gue mau nanya dong." Ucap Dela to the point, "lo anak foza kan?"
Zisel yang mendengar pertanyaan itu langsung paham arah pembicaraan gadis itu, "iya, kenapa?"
Dela cengar-cengir tidak jelas, "lo kenal kakak sepatu putih itu nggak?" Tanya Dela sambil menunjuk laki-laki bersepatu putih yang sedang duduk di pinggir lapangan dengan anggota tim foza lain nya.
"Gue nggak kenal." Kata zisel to the point dan langsung melanjutkan kegiatan nya menonton lomba yang sedang berlangsung.
Malam pun tiba dan di lanjutkan dengan kegiatan pensi dari masing-masing kelas dan kakak-kakak panitia makrab.
Vina dan Dio salah satu teman kelas zisel yang maju untuk menjadi perwakilan kelas dalam kegiatan pensi malam ini. Mereka berduet membawakan lagu berjudul celengan rindu milik Fiersa Besari, di iringi dengan suaranya penonton yang ikut bernyanyi saat mereka tampil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Month
Teen FictionMungkin beberapa orang juga pernah mengalami hal yang serupa, kisah cinta klise di masa SMA yang tidak pernah terhapus dari memori ingatan kita dan akan selalu menjadi kenangan yang manis. Zisel menghela nafas kasar, tanpa menjawab pertanyaan terseb...