Part.1

9 1 1
                                    

Helena menatap televisi, yang tengah memberitakan tentang sang kekasih Rakai. Aktor muda yang sedang naik daun tersebut, kini tengah menjadi idola kaum hawa.

"Lena," panggil Aminda, sahabat yang selalu ada untuk Helena. Bahkan saat dia di usir dari rumah.

Helena melirik sekilas sahabatnya tersebut, lalu kembali fokus pada berita sang kekasih. Dia sangat rindu pada kekasihnya tersebut.

"Segitunya banget lo liatin dia," celetuk Aminda.

"Ingat mungkin, dia sudah punya kekasih." Sambungnya lagi.

"Ya, dan kekasihnya itu adalah aku." Batin Helena menjawab.

"Ayok berangkat, entar telat. Kita di marahi nona Tan." Ujar Aminda.

"Morning, ladies..." seru Alsaki, Alsaki adalah satu-satunya sahabat laki-laki Helena dan Aminda. Mereka dekat saat melakukan KKN saat kuliah dulu, saat dimana Rakai meninggalkan dirinya untuk berkarir.

Aminda menatap Alsaki dengan sedikit tajam, jika orang lain. Mungkin, dia sudah di hajar karena masuk sembarang ke apartemen perempuan.

"Sudah siap, nona-nona?" tanyanya, Alsaki selalu menjemput Aminda dan Helena karena mereka bekerja di tempat yang sama.

Helena bekerja di sebuah majalah, dia selalu membuat artikel tentang artis dan aktor yang sedang naik daun atau bermasalah. Helena juga pernah menulis tentang sang kekasih Rakai.

"Sudah," jawab Aminda dan Helena kompak.

Empat puluh menit kemudian, mereka sudah sampai di tempat kerja. 'Star Magazine' adalah nama perusahaan tempat mereka kerja, Star Magazine merupakan cabang dari Korea Selatan. Dimana jika setiap tahunnya, karyawan mereka selalu mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan karirnya di Korea.

Aminda dan Helena salah satunya, mereka sangat antusias untuk bisa pergi ke Korea.

"Ka Lena, di panggil nona Tan." Beritahu Mela teman kerjanya.

"Baik, terima kasih Mel."

Helena mengetuk pintu nona Tan, setelah mendapatkan izin masuk dia bergegas mendorong pintu ruangan nona Tan.

"Selamat pagi nona," sapa Helena.

"Duduk Len, ada tugas buat kamu dan Aminda." Kata nona Tan.

"Tugas apa?"

Nona Tan melemparkan foto, tentu saja Helena kenal siapa lelaki yang ada di dalam foto tersebut.

"Nanti sore, dia akan pergi ke bandara Internasional. Kalian liput dia, dan buat berita tentang kegiatan Rakai." Ujar nona Tan, memberikan perintah.

"Semua orang curiga, dia memiliki kekasih. Tapi tak pernah di publikasikan sama sekali,"

Helena menelan ludah dengan gugup, namun sekuat tenaga dia berusaha menormalkan kegugupannya.

"Baik nona," jawab Helena pada akhirnya.

"Minta Alsaki, buat menemani kalian."

"Baik, kalau begitu saya permisi."

Helena keluar dari ruangan nona Tan, dia menghembuskan napasnya dengan pelan. Sesampainya di meja kerja, Helena menatap ponsel yang sepi. Dia selalu berharap sang kekasih menghubungi dirinya, namun dia pasrah sebagai kekasih yang di rahasiakan.

****

Sore harinya setelah membersihkan diri, Helena dan Aminda akan kembali lagi bekerja mereka sedang menunggu Alsaki menjemput mereka.

"Nona Tan keterlaluan, harusnya kita kan istirahat." Keluh Aminda.

"Sudahlah, siapa tahu kita dapat bonus atau kesempatan ke Korea. Itukan yang kita mau," cetus Helena.

"Iya sih, tapi kan ... Ahhh.' pekik Aminda kesal, wajahnya menekuk dengan sempurna membuat Helena tertawa dan mencubit dengan gemas.

"Lama," omel Aminda, saat terlihat Alsaki menghampiri kedua sahabatnya.

"Sorry, lo tau sendiri kan. Jam pulang kerja selalu macet," ujar Alsaki mencari alasan, karena tadi dia tak sengaja ketiduran.

"Ayok jalan, jangan sampai kita sampai. Rakai udah masuk pesawat," kata Helena, dia berjalan lebih dulu.

Lalu di susul oleh kedua sahabatnya, jarak dari kawasan apartemen Helena  menuju bandara membutuhkan waktu hampir satu jam. Beruntung mereka tak ketinggalan sang aktor.

"Mereka belum lewat?" tanya Alsaki, pada wartawan yang sedang menunggu.

"Belum, mungkin sebentar lagi."

Alsaki mengangguk, dia kembali bersama Helena dan Aminda yang menunggu di depan. Sepuluh menit kemudian, mobil yang membawa rombongan Rakai sudah tiba di bandara Internasional Soekarno-Hatta.

"Itu mereka," seru para pemburu berita.

Helena, Aminda dan Alsaki pun ikut berlari, namun Helena menerobos kerumunan agar dia melihat jelas sang kekasih.

"Rakai," gumamnya, namun Rakai terus saja berjalan tanpa mempedulikan para wartawan tersebut.

"Permisi, beri jalan." Teriak penjaga Rakai.

Bukkh!

"Akhh ...." Pekik Helena yang terjatuh, tepat berada di hadapan Rakai.

Rakai yang melihat jelas sang kekasih terjatuh, langsung menolong Helena. Tapi, bodyguard Rakai menepis Helena membuat Helena terjatuh kembali.

"Lena, lo gak papa?" tanya Aminda dan Alsaki.

"Gue gak papa," jawab Helena.

"Hati gue sakit," lirih Helena dalam hati.

Rakai sempat melirik sekilas, namun dia cepat di tarik oleh asisten sekaligus Manager Rakai.

Tbc...

Jangan lupa tinggalkan jejak di karya ku yang ke-2 makasih 🙏

Secret BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang