AL FATHAN

Prolog

Assalamualaikum epriwan, selamat datang di cerita pertama saya yang berjudul AL FATHAN! Semoga, cerita ini dapat memberi manfaat untuk kita...

Baik, sebelum membaca liat dulu peraturannya.

2. Dilarang membaca cerita ini di waktu ibadah.
4. Jadikan Al Qur'an sebaik-baiknya bacaan utama.
6. Jangan lupa minum dulu sebelum baca.
8. Baik temen-temen, siap?😋 Bacanya yang ikhlas, biar berkah, dapet pahala, kalo lagi ga mood jangan di baca, okeeew.

Saya masih pemula, jadi harap di mengerti kalo tulisan saya masih berantakan, tandai saja yang masih berantakan, biar saia perbaiki okeh ~ tenis

Ayo bismillah dulu sambil membaca sholawat sebelum membaca.

[ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ ]

[ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ]

bismillahirrahmanirrahim.

Allahumma sholli 'ala muhammad wa 'ala ali muhammad.

***

Muhammad Aulian Ahsan Al Fathan

Di bawah pohon yang rindang tampak sesosok pemuda tengah duduk bersender dengan memegang sebuah mushaf. Duduk sembari mentadabburi isi Al Qur'an telah menjadi kebiasaan nya.

"Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab (loh mahfuz) sebelum kami mewujudkan nya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah" (Al- Hadid : 57:22)

Pemuda itu kemudian tersenyum penuh makna sembari menutup kembali mushafnya. Tiba-tiba angin berhembus menerpa wajahnya. Ia memejamkan matanya menikmati semilir angin lembut itu, kemudian bergumam, "Ya Allah, aku tidak mengetahui apa yang telah engkau tulis di buku takdir karya mu. Tetapi hamba selalu percaya bahwa engkau pasti akan memberi yang terbaik untuk hamba."

***

Nisa Almahyra

Seorang gadis yang masih mengenakan mukenah tengah duduk bersender di dinding rumah sakit.

Gadis pengidap gangguan kesehatan mental itu menatap kosong ke arah luar jendela. "Aku tidak mengetahui apa rencanamu,"

"Mengapa hamba merasa semuanya terasa hancur? Segala macam cara telah hamba lakukan."

"Anxiety disorder tidak dapat sembuh sempurna." ucap Nami - Kaka tirinya.

Ibu tiri nya menghela nafas berat, "Ibu sudah nyerah urusin kamu."

Isakan nya pun mulai terdengar mengisi ruang rumah sakit saat teringat ucapan Kakak dan Ibu tirinya, ia menutupi mata nya dengan kedua tangan, "Ya Allah, hamba bingung mau pulang kemana. Ayah, kakak, dan ibu tiri telah mengusir saya, terus sekarang kemana saya harus pulang Ya Allah?"

"Ke rumah saya."

***

Next?