04. SEKALI SAJA

291 47 12
                                    

[SEKALI SAJA]

▪️▪️▪️

Waktu terus berputar seperti biasa, kehidupan terus berjalan selayaknya tidak terjadi apa-apa. Sepanjang perjalanan Beomgyu menuju sekolahnya, pandangannya terfokus pada kehidupan semua orang yang ia lewati, tawa dan candaan mereka seakan mengejek Beomgyu yang saat ini sedang dilanda awan mendung yang sudah sangat hitam.

Senyum dan tawa ceria Beomgyu sudah tidak terlihat semenjak hubungannya dan sang ayah memburuk. Namun yang lebih menyakitkan, hingga kini Beomgyu tidak mengerti alasan sang ayah berlalu demikian terhadapnya. Beomgyu terus saja memutar ingatannya kebelakang, apa dia pernah berbuat salah, apa ia secara tidak sengaja membuat ayahnya marah atau kesal. Namun tidak ada sedikitpun ingatan yang menjawab pertanyaan atas kebimbangannya.

"Yakk .. Kim Beomgyu..!!!" Sedikit lagi Beomgyu mencapai sekolahnya, ia mendengar namanya dipanggil secara lantang. Dengan satu gerakan ia pun menoleh mencari sumber suara tersebut.

"Enak sekali kau, setelah mengeluarkanku, kau bisa sekolah tanpa beban seakan tidak mempunyai dosa..!!" Ternyata itu adalah Hyujin, anak yang dikeluarkan sang ayah tempo lalu. Sudah lama Beomgyu tidak melihatnya, dan sekarang anak yang dulunya sering membullynya sedang berdiri di hadapannya.

"Ingin apa?" Tanya singkat Beomgyu tanpa basa basi.

"Bermain denganmu, bukankah sudah sangat lama kita tidak bermain?" Hyujin memberi kode kepada teman-temannya untuk segera membawa Beomgyu.

Beomgyu yang saat ini sedang di fase emosi yang tidak teratur akibat hubungannya dengan sang ayah, membuatnya tidak ada energi untuk melawan Hyujin dan yang lainnya. Ia hanya mengikuti arahan Hyujin, hingga sampailah di sebuah gang sepi yang biasanya dilewati oleh preman-preman yang mangkal di daerah ini.

"Rasanya ingin sekali aku mematahkan lehermu, namun hal itu terlalu baik, jadi bagaimana jika mematahkan kaki dan tanganmu dulu?" Ucap Hyujin yang sudah bersiap melayangkan pukulan dengan balok kayu di tangannya.

"Kau tidak ada jeranya mencari masalah.." lirih Beomgyu dan langsung melawan Hyujin beserta antek-anteknya.

Pukulan dan tendangan terdengar jelas karena gang ini memang sangat sunyi. Walau Beomgyu bisa melawan ketiganya, namun tetap saja karena dia hanya sendirian, seluruh tubuhnya penuh dengan luka akibat pukulan balok kayu dari Hyujin.

"Jika kau ingin mematahkan leherku, rasanya ku ingin menyuntikkan racun ke tubuhmu.." gumam Beomgyu kepada Hyujin yang sudah terkapar di tanah.

"Aku sudah tidak ingin berurusan dengan manusia semacam dirimu, jadi enyahlah dari hadapanku sebelum aku membuat kau mati mengenaskan..!!" Ancam Beomgyu tanpa rasa iba melihat Hyujin dan kedua lainnya yang sudah sangat kesakitan akibat tendangan maut dari Beomgyu.

Tanpa mereka tahu, Beomgyu sangat ahli dalam bela diri. Namun memang ia tidak menampakkannya saat di sekolah karena tidak ingin ayahnya terkena masalah, dan karena ia juga siswa beasiswa, ia tidak ingin beasiswanya terancam.

Dengan nafas tersengal dan langkah tertatih, Beomgyu memutuskan untuk kembali pulang ke rumah, karena tidak mungkin ia ke sekolah dengan penampilan kacau seperti ini. Dia juga ingin melihat bagaimana reaksi sang ayah melihatnya babak belur, apakah ayahnya masih peduli atau tidak terhadapnya.

Dengan menaiki taxi, hanya membutuhkan waktu kurang dari 15 menit untuk Beomgyu sampai ke rumah. Dilihatnya mobil sang ayah terparkir di garasi pertanda ayahnya berada di rumah. Memang akhir-akhir ini sang ayah lebih banyak menghabiskan waktu di rumah daripada di laboratorium, Beomgyu pun tak tahu alasannya.

Ayah Dan Kisahnya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang