Delusory (2/2)

57 18 7
                                    

Bangun tidur dan tidur lagi.

Tak pernah Tetsurou merasa setidak produktif ini.

Kali ini ia mengerjap sembari meregangkan tubuh kucingnya yang gembul, menganalisa keberadaannya. Pada penglihatannya yang terbatas, Tetsurou menemukan bahwa saat ini ia berbaring di atas sebuah tempat tidur, tepatnya di dalam kamar berukuran sedang yang... Sepertinya milik anak sekolahan-

Tunggu, jangan-jangan anak tadi pagi—

"Oh, lihatlah! Dia sudah bangun!"

Saking fokusnya, Tetsurou sampai tidak sadar bahwa dirinya sedang tidak sendirian di kamar ini. Tiba-tiba saja wajah penuh freckles yang kekanakan serta wajah anak berkacamata penyelamatnya sudah berjarak begitu dekat dengannya.

Sial, itu kedengaran sangat memalukan, untuk kesekian kalinya ia merasa ditelanjangi. Rasanya Tetsurou ingin meminta maaf kepada seluruh umat kucing di dunia sekaligus kasihan karena mereka harus diperlakukan sehina ini oleh manusia.

"Kelihatannya dia kelaparan," ujar Yamaguchi, tentu Tetsurou masih mengingat namanya meski samar-samar. "Bolehkah aku memberinya makanan yang tadi kau belikan?"

"Mm. Iya, kasih saja," balas Tsukki, menatap Tetsurou selama beberapa saat lalu memalingkan wajahnya kembali ke bukunya.

Tetsurou cukup terkejut dibuatnya, meski ia sendiri sama sekali tidak berharap untuk diperhatikan. 

Tetapi untuk ukuran anak SMA yang hampir saja mempertaruhkan nyawa di depan mobil yang mengebut hanya untuk memastikan makhluk tak berdaya seperti Tetsurou - untuk saat ini - selamat, Tsukki nampak tidak terlalu peduli dengan keadaannya.

Sungguh berbeda dengan di rumah sakit tadi. Tsukki kedengaran sangat yakin merawatnya sampai menemukan pemilik sah. Bukankah itu terdengar lebih peduli dari yang sekarang?

"Nah, nah, silahkan makan-" Yamaguchi menyajikan makanan basah khusus kucing di atas piring berbentuk paw lucu berwarna hijau pastel. 

"YANG BENAR SAJA??????? AKU TAK MAU MAKAN APAPUN YANG KAU SAJIKAN, DASAR GILA!!!"

"Meong!!!"

PLAK

"KAU PIKIR AKU AKAN SUDI MAKAN ITU!!!" teriak Tetsurou yang mana percuma.

"Eh, kucing! Kenapa kau marah???" seru Yamaguchi kelabakan karena piringnya ditampol oleh Tetsurou dan beberapa butir makanannya tertumpah ke tempat tidur. "Tsukki, maafkan- Tsukki?"

Amarah Tetsurou meredam saat melihat Tsukki yang kini benar-benar menatapnya lurus dengan mata setengah melotot. Selama sepersekian detik Tetsurou menduga kalau Tsukki akan membuangnya ke luar karena insiden barusan, tapi anak itu...

Tidak terlihat marah.

Entah perasaannya saja, atau Tsukki saat ini nampak terkejut sekaligus tegang?

"Kau dengar barusan, Yamaguchi?"

"Eh? Apanya???"

"Suara kakakku, mungkin?"

"Bukannya Akiteru-san masih di Sendai? Kau bilang kakakmu masih ada ujian semester, kan? Memangnya kenapa, Tsukki?" tanya Yamaguchi, menyibak sekilas jendela kamar Tsukki dan melihat keluar. "Tidak ada siapa-siapa, kok!"

Tsukki hanya diam, masih menatap Tetsurou beberapa detik, lalu duduk kembali. 

"Tidak apa-apa. Kukira aku mendengar suara orang lain barusan," simpulnya meski masih dengan nada ragu.

"Tsukki pasti merindukan Akiteru-san, ya, sampai berhalusinasi mendengar suaranya?"

"Berisik, Yamaguchi," gerutu Tsukki, namun sekilas ia kembali melirik Tetsurou sebelum kembali menuliskan sesuatu di bukunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mendengarmu [HAIKYUU - KUROTSUKI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang