Haruskah bertopeng ketika dipertemukan dengan orang lain? Atau harus menunjukkan siapa diri ini? Berat, ini tidak akan mudah dilalui sekalipun orang itu adalah aktor terbaik dimuka bumi ini.
"Melamun?"
Laki-laki dengan kemeja putih itu langsung menoleh ke arah suara yang berhasil membangunkan lamunannya.
Senyum tipis menghiasi wajah kusamnya, tidak perlu untuk bersembunyi lagi, namun pikiran itu harus di alihkan agar tidak ada yang mengetahuinya.
"Biasa, kerjaan" ucapnya lalu bersandar di sandaran kursi panjang hitam.
"Ayo lah kawan, hidup cuma sekali jangan terlalu fokus sama kerjaan"
"Kalau gak fokus yang ada kerjaan gak kelar-kelar"
"Ngopi? Biar sedikit fresh"
"Lupa?"
Heru menepuk jidatnya "sorry, lupa"
Namun itu bukan perihal pekerjaan, sudah sering kali seperti ini, bahkan ditempat kerja pun Erlangga sering kali melamun.
Gelisah, tremor, sakit kepala, bahkan sakit pinggang yang hampir patah semua Erlangga rasakan sekaligus.
***
Di tempat itu, ruangan kecil yang di khiasi laptop dan alat print tempat Erlangga bergelut dari pagi hingga sore, selain menghabiskan waktu di rumah, Ia juga sering menghabiskan waktu didalam kamar yang tak seorang pun bisa masuk kecuali keluarganya.
"Semakin kesini semakin dipaksa biar keliatan tetap baik-baik saja" ucapnya dalam hati sembari melepaskan kemeja putihnya.
Dringg...
Bunyi telephon whatsapp,
Sudah lumayan lama Erlangga menjalani hubungan bersama wanitanya.
"Sayang" sapa Wanita diseberang sana.
"Iya, ada apa?"
"Udah nyampe rumah?"
"Udah sayang" sedikit menghela napas karna kecapean.
"Udah makan?" Sambung Erlangga lalu berbaring di tempat tidur.
Aktivitas yang harus dijalani dan tak boleh terlewati, menelpon memberi kabar kepada pujaan hatinya.
"Udah, capek ya?"
"He'em" suara parau cowok itu terdengar sangat jelas ditelinga kekasihnya.
"Pengen peluk kamu, tapi jauh..."
Erlangga menghela nafas kasar, mencoba menutup mata agar perasaan gelisah itu bisa hilang.
Tidak ada yang perlu disesali, hanya saja harus menguatkan hati agar kedepannya bisa lebih sabar dan bisa menunggu kapan waktu itu tiba. Resiko LDR seperti ini, mau mengamuk bahkan ingin menonjok waktupun tak ada gunanya.
Ulang-ulang laki-laki itu menghela nafasnya, sehingga membuat wanita itu sadar bahwa lelakinya tidak baik-baik saja.
"Peluk virtual mau gak?"
Sudut bibir Erlangga terangkat, "Semoga tetap seperti ini" gumamnya sebelum menjawab pertanyaan dari Wanitanya, "Boleh, tapi aku bau asem"
Suara tawa kecil itu terdengar ditelinga Erlangga, tentu saja lelaki itu langsung memeluk erat guling yang berada disampingnya agar suara pelukan bisa sampai pada wanitanya.
"Yeee bauh asem kamunya, tapi asemnya enak banget di cium" tutur wanita itu dengan lembut. Naura paham dengan kondisi bahkan sifat cowoknya yang manja, tak ada tempat lelaki itu untuk bermanja selain dirinya, bahkan rengekkan kecil Erlangga Naura paham dan tau memperlakukannya seperti apa.
"Asem-asem kek gini gak nolak kalau aku minta dipeluk kan?"
"Enggaklah" Cewek itu terkekeh manja ketika menjawab pertanyaan Erlangga. "Mau makan dulu atau langsung bersih-bersih?" Sambungnya.
Sedikit merentangkan badan dan menghela nafas "Keknya langsung bersih-bersih aja deh sayang, udah gak enak banget soalnya"
"Ya udah, kalau mau mandi telponnya jangan di matiin ya"
"Siap Sayang"
"Emmm"
"Kenapa?"
"Mau peluk dulu" Suara manja Naura terdengar sangat lantang ditelinga Erlangga, di setiap moment telponnya, part ini lah yang paling di sukai Erlangga.
"Sini sini" Erlangga menjawab bahkan bersuara layaknya seorang Bapak yang tengah membujuk Anaknya.
Suara nafas Naura berhasil membuat Erlangga merasa bahwa kehadiran kekasihnya dekat dengannya, begitulah cara paling ampuh baginya untuk mengurangi rasa rindu yang menyerang secara tiba-tiba.
"Tayang banget sih sama cewek ini" Erlangga sedikit merayu Naura.
"Tayang banget juga sama cowok ini" Naura membalas dengan suara manjanya.
Erlangga terkekeh, "Peluk cium peluk cium bolak balik" Erlangga kembali bernyanyi mengikuti lagu-lagu sound tiktok yang viral.
Bukannya merasa geli, Justru Naura yang mendengar sang kekasihnya berlagak seperti itu semakin gemesh dan tidak ingin menyudahi pelukan virtualnya.
"Gak di ijinin buat mandi ya?" Tanya Erlangga dengan tawa kecilnya.
"Aaaaaaa" Naura merengek
"Eh eh gak, sini peluk kuat lagi" bujuk Erlangga.
Naura bernafas legah karna lelaki itu paham dengan maksudnya.
***
Hay bestie, masya Allah ini cerita yang baru saya buat
Semoga teman-teman virtual suka
Ceritanya sedikit random, karna saya pemula di dunia wattpad.
Terima kasih🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Sekedar Tempat Bersandar Melainkan RUMAH
Romance"Jangan pernah mengusik pilihan serta Kehidupanku, aku yang menentukan semuanya, termasuk kebahagiaanku". tutur kata itu terucap dari seorang pria yang tengah duduk diruang tengah. "aku sudah cukup menikmatinya sekarang, aku menginginkannya, bahkan...