01. Pada musim panas

489 22 4
                                    

2021.

Musim panas indah menyambut kedua pasangan muda itu. Panas dari terik matahari membuat gairah keduanya semakin membludak.

Bagaikan budak dari nafsu, pada siang terik ini masih sibuk sejoli itu bercumbu di atas ranjang. Malam yang panjang sudah mereka habiskan namun masih belum juga merasa puas dengan semua yang mereka lalui. Menambahnya lagi di pagi hingga lupa hari sudah mulai petang tanpa kenal lelah.

Muda, pikiran keduanya kalap bagai nafsu yang menjadi rayap melahap. Tubuh Jeff terhentak berkali kali di bawah Barcode yang menggempurnya dalam pada bagian selatan itu.

Rambut panjangnya acak acakan bergesek dengan kasur yang menjadi alas bagi keduanya memadu kasih. Di rumah kayu mewah khas italia, membelitkan nafsu dengan cinta hingga menjadi keadaan paling sulit untuk keduanya menyalurkan perasaan. Jujur, Jeff menikmatinya.

Bercinta dengan seseorang yang benar benar di cintai adalah bentuk orgasme paling nikmat yang pernah di lalui.

"Haahh.. ahh.. ahhnn.." berkali kali desahan itu keluar dari mulut kecil Jeff. Bagian dinding anal yang menjerat kencang penis Barcode terus di gesek bersamaan dinding prostatnya yang bertemu di hentak berkali kali semakin menambah gila suasana.

Kedua tangan Jeff memegang erat sprai putih di samping kepalanya. Peluh keringat memenuhi dahi hingga lehernya.

"A–ahhh..." pelepasan terakhir, Barcode menghentak cukup keras hingga aliran spermanya membanjiri seluruh lubang Jeff.

Mulut Jeff terbuka dengan nafas terengah engah usai mengakhiri kegiatan gilanya.

Tidak, bukan akhir..

Barcode membalik tubuh tubuh kecil Jeff lalu menarik pinggang ramping itu hingga terbangun dan duduk di pangkuan Barcode. Punggung Jeff menabrak dada sang dominan, bertepatan dengan penis besar Barcode masuk lagi kedalam tubuhnya.

Barcode punya banyak energi untuk melakukannya seharian setelah mereka tak bertemu sebulan penuh akibat jadwal yang sibuk.

Barcode tak menggerakan bagian bawahnya, hanya membuat anal Jeff penuh dengan oenis besar itu hingga suhu badannya naik lagi.

Barcode menciumi leher Jeff yang terkulai lemas menyender di dadanya. Satu tangannya sibuk memilin nipple merah muda si kekasih, sedangkan tangan kanannya bermain main dengan milik Jeff yang tak lebih ukuran panjangnya dari telapak tangan Barcode.

Ia genggam milik kekasihnya itu dan mulai memijatnya. Menaik turunkan tangannya dengan tempo dan mempersempit ruang diantara genggaman itu. Kedua kaki Jeff mengangkang lebar dengab seluruh jemarinya menekuk dan mulutnya yang tak bisa diam.

Tubuhnya ada diatas kendali Barcode, otaknya di kontrol penuh dengan setiap inci dari tubuh Jeff memohon lebih untuk di manjakan.

Barcode menjilat dan menggigit kecil leher hingga bawah telinga Jeff. Walau sudah banyak tanda yang ia buat, Barcode masih tak bisa merasa puas mencium setiap bagian dari kekasihnya itu.

"Barh... a-aku.. Ahhh.." Jeff memuncratkan semua cairan itu dan tubuhnya melemas bersender di dada Barcode dengan mata tertutup kelelahan.

"Kamu cape?." Mata Jeff yang semua tertutup sedikit terbuka. Mulutbya terkatup seakan sulit berbicara setelah semalaman penuh hanya mendesah.

"Kamu gila? Aku aja gak yakin bisa jalan." Ujarnya dengan serak. Barcode hanya terkekeh dengan tangannya menarik rahang Jeff lalu menciumnya lagi. Bibir Jeff terasa sedikit perih karena Barcode yang kadanh suka menggigitnya kalau Jeff tak langsung membiarkan lidah Barcode masuk ke mulutnya.

Lidah Barcode masuk, rasanya geli. Seperti makan gurita hidup hidup. Membelit lidah Jeff dan memenuhi seluruh rongga mulutnya. Permainannya agak kasar tapi bukan amatir.

UMPAN [BARCODEJEFF]🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang