Keinginan yang Aneh

30 5 0
                                    

"Sesuatu yang baik untuk orang lain, belum tentu tepat untuk kita"

~~~

"Setidaknya Gue bisa lulus dari SMA ini tidak dengan status J-O-M-B-L-O"

Zio hanya bisa menggelengkan kepala ketika mendengar keinginan kakak kelasnya sewaktu di SMP dulu, Kenzie. Terhitung satu tahun lagi, Kenzie akan segera lulus SMA dan mungkin akan menempuh hidup baru. Maksudnya, hidup yang lebih baik lagi.

Kenzie telah menempuh dua tahun di SMA dengan penuh perjuangan. Dia telah mengabdikan diri menjadi anggota OSIS dengan baik meskipun hampir setiap nilai mata pelajarannya pas-pasan. Hal inilah yang membuat Zio menganggap aneh keinganannya tadi. Bukannya memikirkan bagaimana cara agar nilai-nilainya tidak jatuh-jatuh amat, dia malah sibuk mencari cara agar mendapatkan pacar.

"Bang, lo tinggal pacarin aja cewek-cewek yang sering abang bonceng." Zio dengan sabarnya masih meladeni keinginan konyol Kenzie.

"Nggak bisa. Gue ikhlas bantu mereka. Masa cuman gara-gara nolongin, mereka harus jadi pacar gue. Dikira nanti gue pamrih."

Zio hanya bisa menghembuskan napas. Rasanya ingin mendorong kakak kelas yang dua tahun lebih tua darinya ini biar nyungsep sekalian.

"Tapi mereka bisa saja baper gara-gara kelakuan abang dan berharap lebih."

"Sebelum itu terjadi, gue sudah ngasih batasan duluan."

Kenzie memang dikenal dengan sifat sosialnya yang tinggi. Dia tidak bisa menahan diri untuk menawarkan pertolongan kepada orang yang dilihatnya sedang kesulitan terutama para gadis. Terkadang, mereka yang dibonceng tadilah yang meminta bantuan kepada dirinya duluan tanpa tahu bahwa mereka hanya ingin modus.

"Eh, kaleng, diam mulu lo dari tadi! Gue sama Zio lagi asyik bahas topik menarik nih!"

Si empu yang dipanggil Kaleng hanya melirik sinis sebentar lalu kembali memandangi handphonenya. Kaleng adalah panggilan khusus yang dibuat Kenzie untuk sahabat karibnya, Allen. Mereka sudah saling mengenal saat SMP.

Kenzie kemudian mengeluarkan handphone dan mulai membuka Instagram. Tak lama dari itu, dia menunjukkan handphonenya kepada Zio.

"Wih, cantik tuh bang. Siapa nih? Cewek incaran lo?" Kenzie menunjukkan foto seorang wanita yang paras yang rupawan. Senyumnya terlihat secerah bunga matahari.

Kenzie menggelengkan kepalanya, "Bukan. Mau gue jodohin dengan Kaleng," Zio hanya bisa melongo heran, "sepupu lo lihat, wajahnya sangat menyebalkan ditambah dengan sifatnya yang cuek dan ketus. Mangkanya, niat gue jodohin kaleng sama nih cewek supaya nggak makin suram tuh auranya!

"Gue dengar!"

Kenzie nampak puas mendengar protes Allen karena sedari tadi dirinya hanya terpaku memegang handphone sambil menggunakan headphone. Padahal sebenarnya tidak ada lagu yang dia putar.

Allen dapat dikatakan yang paling diam diantara mereka bertiga. Ketika mereka berkumpul seperti ini, Allen lebih sering mengabaikan mereka karena obrolan mereka yang kadang tidak jelas. Kedua makhluk itu sangat berisik pikirnya saat sedang bersatu.

Zio adalah sepupu Allen dan dulunya mereka saling membenci satu sama lain. Ajaibnya, Kenzie menjadi jembatan penghubung antara dua orang yang bersebrangan tersebut. Pelan-pelan mereka menjadi akrab kembali walaupun mungkin Zio lebih banyak berceloteh dengan Kenzie.

"Kalau bang Allen nggak mau, buat gue aja bang, Hehehe!"

Kenzie pun mencoba untuk mengeplak kepala Zio, "Jangan coba-coba ngelangkahin gue! Lo masih piyik!"

Allen Punya CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang