Chapter 2

67 15 0
                                    

"Sal udah jam 4, mau sholat dulu kan?"

"Oiya, ayo! Abis sholat langsung ke pantainya deket kan?" Salma membalas dengan mulutnya yang masih penuh dengan telur gulung.

"Deket cuma 15 menit. Yaudah ayo ke Istiqlal dulu."

"Lessgaurrr!" Salma melangkahkan kaki nya dengan langkah-langkah berirama, menandakan dirinya benar-benar sedang bahagia saat ini. Rony tersenyum melihat tingkah temannya yang menurutnya sering kali aneh namun entah bagaimana selalu terlihat lucu.

Saat keduanya sampai di mobil, Rony langsung melajukan mobilnya menuju Istiqlal, perjalanan hanya menempuh waktu 15 menit karena tidak macet. Terlihat dua bangunan megah berseberangan dengan lambang yang berbeda. Satu dengan bulan dan bintang dipucuknya, dan satu yang lain dengan salibnya.

"Gua tunggu diluar ya Sal, nanti kalau udah langsung kesini lagi aja," Salma mengangguk dan bergegas keluar mobil untuk melaksanakan sholat ashar.

Sementara Salma masuk ke dalam untuk melaksanakan sholat ashar, Rony terdiam dalam lamunannya melihat gereja katedral yang begitu megah bersanding dengan masjid yang tak kalah megahnya.

Nuansa putih dari masjid Istiqlal beradu dengan nuansa coklat kehitaman dari katedral membuat keduanya terlihat semakin kontras. Entah ide siapa yang membuat keduanya berdiri berhadapan membuat beberapa kaum muda mudi yang memiliki hubungan beda keyakinan pasti akan tertampar kala melewati jalan tengah antara Istiqlal dan katedral.

Rony pernah mendengar seseorang bilang bahkan jika Istiqlal dan katedral diberi nyawa, tidak ada yang bisa menjamin keduanya tidak akan saling jatuh cinta. Menurut Rony kalimat itu benar adanya, sebab saat ini pun ia sudah hampir menjatuhkan hatinya pada seseorang yang memiliki kiblat berbeda dengan dirinya.

Larut dalam lamunan membuat waktu berlalu jauh lebih cepat, tak terasa Salma tiba-tiba kembali setelah selesai menunaikan ibadahnya.

"Udah yu langsung aja biar dapet sunsetnya, nanti mampir ke Indomaret aja buat beli makanan ringan," Rony hanya mengangguk setuju dan langsung kembali melajukan mobilnya menuju destinasi selanjutnya.

Setelah satu jam perjalanan, akhirnya Salma dan Rony sampai di pantai Ancol. Beruntung matahari sudah tidak seterik saat siang tadi. Rony memarkirkan mobilnya, dan mengeluarkan makanan yang mereka beli saat di perjalanan.

Keduanya berjalan menuju tepi yang cukup jauh dari bibir pantai, membawa alas untuk duduk, makanan ringan, dan beberapa minuman. Sebenarnya, tidak ada tujuan khusus mengapa Salma ingin pergi kesini. Dirinya hanya ingin menikmati hembusan angin, dan menikmati indahnya lukisan Sang Maha Sempurna. 

Setelah menemukan tempat yang pas untuk mereka tempati, Rony menggelar alas untuk duduk dan Salma menyusun beberapa makanan agar terlihat lebih rapi.

Saat ini pantai masih ramai, banyak anak-anak yang berlarian kesana kemari dengan ibunya yang sibuk selfi atau memotret anak-anaknya. Salma memperhatikan tiap-tiap tawa yang terdengar disana, darahnya berdesir merasakan kehangatan yang tercipta dari tawa-tawa itu.

Dirinya membayangkan, seandainya ia sekarang berada di kota tempat kelahirannya, pasti saat ini ia sedang menikmati cemilan sambil menonton tv di ruang keluarga dan diikuti candaan-candaan yang tidak akan pernah habis ditelan waktu.

Rony memperhatikan Salma yang kini tengah menampilkan senyum giginya kala melihat salah satu anak berlari sampai terpleset karena bermain kejar-kejaran.

"Cantik," ucap Rony dalam hati.

Di mata Rony, Salma selalu memiliki daya tarik tersendiri dalam dirinya. Pakaiannya selalu sederhana dan apa adanya, cukup baju kaos berwarna cream dibalut dengan cardigan putih namun tetap bisa memancarkan aura cantiknya.

"Happy sal?" Rony buka suara lebih dulu. Salma menolehkan kepalanya menatap si lawan bicara.

"Happy kok!" Matanya ikut tersenyum bak bulan sabit kala ia berbicara dengan senyumnya.

Hening kembali tercipta diantara keduanya, sebenarnya ada yang ingin Rony katakan, namun ia ingin Salma menikmati dulu apa yang dapat membuat suasana hatinya lebih baik. Sampai ia merasa di waktu yang pas, Rony kembali membuka suara.

[VOTE NYA JANGAN LUPA GAESS!!]

Antara Terang dan Gelap Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang