Part 1 : Our First

856 8 3
                                    

maaf ya saya ingin memulai cerita yg lbih baik.. ~n~)"
mohon dukungannyy... :D

※※※※※※※※※※※※

hari ini begitu terik tidak ada tanda-tanda menunjukkan akan turun hujan.Orang di sekitar pun tampak menginginkan munculnya mega mendung saat ini.Cuaca yang panas terik,kendaraan lalu lalang yang terus membunyikan klakson nya dan juga asap-asap yang menyebabkan polusi dimana-mana.Orang-orang pun tampak cukup pasrah dan terbiasa dengan keadaan seperti ini,tapi tidak bagiku.
Kehidupanku yang nyaman di perumahan yang bebas polusi menyebabkanku terus menggerutu tanpa henti di jalan perkotaan yang sangat padat ini.

kringgg...

Kuangkat smartphone bertuliskan merk samsung,dengan malas kujawab telepon itu."Halo,bun?"jawabku menyembunyikan rasa malas ku.

"Halo,sayang,gimana kabarnya di Bandung?baik?"jawab wanita dengan suara lembut dan mulai menghilangkan rasa malas ku.
"baik,bun,tumben bunda nelpon biasanya bunda hanya sms kalau tidak ya BBM ke Nia.".Bunda memang jarang menelpon kecuali jika ada hal penting yang tidak bisa dibicarakan lewat sms.

"iya,Ni.kamu ada jadwal kuliah besok?".dahi ku mengkerut dan alis ku terangkat sebelah."nggak ada sih,bun.memang ada apa?"tanyaku makin penasaran.
"baguslah,bunda ingin besok kamu pulang ke rumah,untuk biaya transportasi nanti bunda kirim secepatnya."jawab bunda tidak menghiraukan pertanyaanku."baik,bun.".Bunda segera mengucapkan salam dan menutup telpon.

Pikiranku terus menanyakan apa yang direncanakan bunda.Tapi mengingat bunda sendiri di rumah sejak aku dan kakak laki-laki ku tinggal mandiri sekarang walaupun aku masih dibiayai oleh ibu ku.Soal ayah ku,dia sudah lama berpulang kembali kepada yang maha pencipta,itu terjadi waktu aku berumur 5 tahun dan kakakku 6 tahun,beliau meninggal akibat kanker hati yang dideritanya sejak lama.

puk!

tepukan di bahu ku,membuyarkanku dari lamunanku.laki-laki paruh baya dengan baju kusut dan tak terawat memandangku dengan tatapan bingung."mbak,udah sampai nih nggak turun?" tanya nya dengan sopan.Menutup rasa malu ku,aku segera berdiri dan keluar dari bus kota.

Bunda selalu bilang untuk hidup apa ada nya,jangan terlalu sering membuang uang untuk hal yang tidak terlalu penting.Jadilah aku yang sekarang,mandiri dan pada akhirnya hanya tinggal di kos-kosan campuran yang biaya per bulan nya hanya 500 ribu.Kupikir disini cukup nyaman untuk ditinggali 1 orang saja.

Sesampainya di kamar kos ku,segera kurapikan pakaian dan barang-barang ku yang akan kubawa menginap di tempat bunda.Tak butuh waktu lama,sekitar 15 menit barang-barang ku sudah terkemas rapi dalam tas.

Kringg..Kringgg..

Smartphone ku kembali berdering,kutatap layar hp ku yang tertulis 'bunda' segera kuangkat hp ku."Halo,bun?ada apa?"jawabku gelisah."maaf bunda telpon lagi,kamu sudah bereskan barang-barang mu yang mau dibawa?"tanya bunda dengan suara parau.
"udah,bun.baru aja selesai,kenapa emangnya bun?"tanya ku bingung,jarang-jarang bunda begitu terlalu perhatian padahal baru saja dia menelpon sekarang menelpon lagi,sepertinya memang ada hal yang penting."iya sudah,kamu berangkat ke rumah bunda hari ini,nanti dijemput sama orang dengan mobil hitam"alis ku terangkat mendengar kata-kata bunda yang menarik perhatianku.
"siapa bun?"tanya ku merendahkan suara.Bunda terdengar cekikikan kecil tapi terdengar oleh ku."udah,tenang aja.katanya dia sudah sampai di kos-kosan mu."Iihh,bunda gitu!Nia nggak tau siapa orangnya nanti Nia malah diapa-apain lagi!"gerutu ku membuat bunda tertawa di telpon.
"udah,udah,tenang aja,dia bukan orang yang kayak gitu kok,sayang"jawab bunda dengan suara lembut.Bibir ku sudah manyun kayak bebek mendengar jawaban dari bunda ku.Kututup telpon ku dan tak lupa mengucapkan salam pada bunda ku.

Tea for UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang