Pertemuan kala itu yang tak sengaja.
Percakapan yang dimulai dengan sederhana.
Temu yang terangkai indah oleh dua daksa jiwa.
Tuhan begitu baik padaku.
Karena telah mengambil peran sebagai perangkai indah alur cerita kita.
Sampai aku lupa tentang paradoks sederhana.
Bahwa temu adalah sementara, bukan selamanya.
Dan pertemuan adalah awal dari rangkaian perpisahan bermula.
Apakah aku egois jika menginginkan waktu yang lama untuk bahagia bersama sang pelengkap jiwa?
Apakah aku egois jika menginginkan keabadian untuk alur cerita kita?
Apakah cinta itu kejam hingga menginginkan perpisahan semua daksa sejiwa tak bersalah?
Sederhana saja, aku ingin alur cerita kita menjadi bukti dunia bahwa cinta seraya jalak lawa memang nyata adanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rona Hayat Seraya Jalak Lawa (Kumpulan Puisi)
PoetryKumpulan puisi cinta dari Sang Penulis asmara untuk Tuan Renjana.