Chapter 11 : Satu Atap

448 33 9
                                    

Perlahan Nunew menuruni satu demi satu anak tangga dengan membawa kopernya. Sebelum ia meninggalkan kontrakannya, Nunew juga ingin berpamitan dengan nenek penjaga kontrakannya dahulu.

"Nek saya pamit ya."

"Iya, kembalilah jika ingin kembali kesini. Karena kamu sudah membayar untuk bulan depan, jadi saya tidak akan mengontrakkan rumah ini dahulu."

"Baiklah Nek, kalau begitu saya pergi dahulu. Terimakasih." Nunew pun membawa kopernya dan berjalan ke arah jalan raya untuk mendapatkan taksi.

Tak selang lama Nunew menunggu dan mencari taksi. Mobil hitam mendekati Nunew. Ia merasa tak asong denganmobil itu. Ia sudah menduga bila Dia akan menjemputnya.

"Sudah kuduga." Batinnya dengan tangan yang masih memegang koper.

Seseorang lelaki dengan mengenakan jaket abu-abu keluar dari mobil dengan mengenakan kacamata di dahinya.

"Sini saya bawa saja. Kamu masuk." Singkatnya dan langsung membawa koper Nunew untuk di masukkan di dalam bagasi.

Nunew masuk kemudian duduk dan terdiam.

Zee sudah selesai dan langsung masuk ke dalam mobil kemudian ia langsung menyetir menuju ke apartemen nya.

.
.
.

Dalam perjalanan, mereka hanya terdiam tanpa kata. Nunew yang merasa jika suasana harus dicairkan, akhirnya ia membuka pembicaraan.

"Emm, bapak kenapa mau membawa saya di apartemen bapak?" Tanya Nunew sambil melihat ke arah Zee yang sedang menyetir.
Zee tak menjawab pertanyaan dari Nunew.

Mereka pun akhirnya sudah sampai di apartemen, dan kemudian Zee langsung turun dengan membawa koper Nunew di tangannya.

Zee terdiam dan terus berjalan sementara Nunew mengekor mengikuti Zee dibelakang.

Zee membuka pintu apartemennya kemudian ia menghadap ke arah Nunew sambil mengulurkan tangannya yang sedang menggenggam sebuah kunci.

"Ini kunci apartemen ini, jika saya terlambat pulang kamu tidak perlu menunggu saya."

Nunew langsung mengambil kunci itu dan kemudian Zee membuka pintu sambil membawa koper kemudian ia meletakkan koper Nunew di depan sebuah kamar kosong.

"Ini kamar kamu, jika butuh barang atau butuh sesuatu katakan saja."

Nunew melihat sekeliling hingga tak sadar jikalau Zee sudah pergi. Nunew tak tahu Zee pergi kemana, yang pasti bukan pergi bekerja.

"Besar juga." Batinnya dengan kagum sembari memandangi sekeliling kamar barunya.

Dengan nuansa yang sangat klasik namun tidak terlalu kuno dan juga cat putih yang berkesan sangat elegan membuat kamar itu sangat menarik bagi Nunew.

Nunew duduk di tepi kasur sambil beristirahat sejenak sebelum ia merapikan barang bawaannya.

.
.
.
.

Zee yang sekarang tengah berkendara sedang membeli barang-barang kebutuhan bagi Nunew. Memang Nunew tak memberitahunya, tetapi apasalahnya berjaga-jaga.

Di saat Zee tengah melihat-lihat barang ia bertemu dengan mantan pacarnya.

Kedua netra mereka saling bertemu satu sama lain. Namun, Zee tak habis pikir dan langsung pergi ke kasir untuk membayar, kemudian ia langsung pergi. Wanita itu terus saja menatap Zee dengan tatapan yang canggung.

"Zee...." batin wanita itu.

Zee berjalan beranjak pergi dari toko tersebut.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC~

Makasih Phi udah setia menunggu. Emng sih menunggu itu gk enak hehe.

Jangan lupa vote dan komen yah!!

Love Again (BL) | ZeeNunew [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang