" Zeeva masih gak terima kematian kakak. "
* Zeeva *
Jam telah menunjukkan waktunya pulang setelah hampir seharian mengikuti kelas. Parkiran yang sejak pagi dipenuhi dengan kendaraan roda dua maupun roda empat, kini hanya beberapa yang tersisa.
Zeeva sekarang sedang berjalan berjalan menuju parkiran dan tak lama dia mendapat telepon dari Kanara lalu ia mengangkatnya.
Zeeva : Iya,kak?
Kanara : Zeev, gue ada urusan mendadak tadi jadi harus pulang duluan. Lo gak apa-apa, kan? Lain kali bakal gue traktir,deh. Gue jugak gak bisa antar lo ke makam El. Maaf,ya?
Zeeva : Yaudah. Zeeva ke makamnya sendiri aja. Bye!Zeeva menghela nafas berat lalu kembali berjalan seperti biasa. Sebelum ke halte bus, Zeeva sempat ke toko bunga untuk membeli buket bunga lily. Itu adalah bunga favoritnya dan kakak laki-lakinya. Zeeva yang terlihat selalu sendiri itu dulu mempunyai seorang kakak laki-laki yang bernama Elbara Khahindra.
Elbara meninggal tepatnya 8 tahun yang lalu disaat Zeeva berumur 10 tahun. Dia meninggal akibat pembunuhan yang mengganas kan melalui kebakaran yang terjadi di rumah nenek mereka. Sejujurnya Zeeva sangat terpukul hidup sebatang kara tanpa ada orang yang mau melindungi dirinya. Ya, memang seperti itulah takdir.
Setelah membeli bunga, Zeeva berdiri diantara keramaian orang-orang yang sedang menunggu bus datang.
" Lama banget, " gumam Zeeva.
TIT! TIT!
Suara klakson mobil berhasil membuat Zeeva kaget dan mobil itu berhenti tepat di depannya. Mobil mewah dan indah itu sempat membuat Zeeva tercengang. Apakah ini mobil asli dari orang-orang kaya?
Jendela mobil terbuka memperlihatkan seorang laki-laki tampan dan laki-laki itu melirik ke arah Zeeva dengan senyuman sexy yang mematikan.
" Oi! " Panggil cowok yang ada di dalam mobil. Spontan Zeeva langsung berbalik badan memunggungi laki-laki tersebut. " Oi, Zeeva! Lo denger gue enggak? "
' Nih, cowok stalker,ya? Ngapain,sih dia ngikutin gue mulu. Gue malu banget anjir. ' batin Zeeva. Dengan cepat Zeeva pun berjalan cepat meninggalkan halte bus, dia bermaksud untuk kabur dan membiarkan cowok itu terus teriak-teriak memanggil dirinya. Siapa lagi kalau bukan Dava?
Merasa dirinya sama sekali tidak dipedulikan, Dava mengacak-acak rambutnya dengan kesal lalu membuka seatbelt dan pintu untuk mengejar Zeeva.
" Zeeva, lo budek? " Teriak Dava.
" Kakak ngapain, sih? Pulang aja sana! " Tiba-tiba tangan Zeeva ditarik hingga dia berpaling ke belakang membuat keningnya terbentur bidang dada Dava. " Akh! "
" Mesum. Lo mau cium dada gue lagi,kan? Ngaku lo. Kalau selera bilang aja ke gue langsung, jangan kayak gini. "Zeeva terkekeh tak percaya lalu melepaskan tangannya yang digenggam oleh Dava. Dava pun memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana.
" Siapa jugak yang selera? Masih banyak, tuh cowok yang lebih bagus badannya dari kakak. " Sinis Zeeva.
" Halah, modus doang lo. Mau liat seberapa kekar badan gue? Hah, mau liat enggak? Sini kalo mau biar lo ta--" Dava hendak membuka hoodie nya namun Zeeva malah menahan.
" Lo gila,ya? " Bentak Zeeva.
" Gue gila juga gara-gara lo. Mesum lo udah ketularan ke gue. "
" Hahh, sial. Jadi ngapain lo kesini? "
" Jadi bodyguard lo. Amanah dari Kanara, gue disuruh antar, plus jagain lo sampai ke makam. "
" Zeeva bisa sendiri. Udah sana pulang!! "
" Yakin berani sendiri? Enggak mau di anterin? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret 8,3
Romance{ Follow penulis dulu sebelum membaca } " Kalau seandainya Zeeva jatuh cinta sama kakak, apa yang bakal kakak lakuin? " " Anak kecil nggak usah mikirin percintaan. Kalau emang lo cinta sekalipun, gue memang harus bilang satu hal sama lo. Lo ditolak...