14. Way back home

688 90 9
                                    

Masih ada satu chapter lagi ya~ jangan dibuang dulu booknya:(

Ricky menggeret koper putihnya dengan perlahan, mencari tempat duduk untuk menunggu waktu keberangkatannya.

"Iya, aku udah di bandara... Eum... I'll call you later... Yeah, sampai nanti, Uncle" Ricky memasukan lagi ponselnya setelah menekan ikon pesawat di ponselnya.

Ricky duduk terdiam sambil memejamkan matanya, kedua telinganya sibuk mendengarkan suara langkah kaki dan gesekan roda di lantai. Orang-orang sangat sibuk di bandara.

Hingga saat Ricky merasa sedikit haus, ia bangkit untuk membeli sebotol air mineral. Namun belum juga selangkah berjalan, tubuhnya lebih dulu terhempas dan terjebak didalam sebuah pelukan yang sangat erat disertai suara isakkan dari si pemeluk.

"Gyuvin?" Lirih Ricky, membuat Gyuvin melepaskan pelukan mereka.

"Kamu bolos sekolah, Gyuvin"

Ini hari Rabu dan masih jam 10 pagi, harusnya Gyuvin ada dikelas dan mengerjakan tugas matematika, bukannya berkeliaran di bandara dengan masih memakai seragam sekolah. Mereka jadi pusat perhatian sekarang.

Gyuvin menggeleng, "jangan pergi, Ricky. Jangan pergi lagi"

Ricky tidak tau seberapa kesulitannya Gyuvin menjalani hari-harinya setelah Ricky pergi, tapi setelah mereka bertemu lagi, Ricky malah seenaknya pergi lagi. Tanpa mengucapkan selamat tinggal lagi.

"Aku gak mau kehilangan kamu untuk kedua kalinya, Ricky. Aku sayang kamu, aku cinta sama kamu"

Ricky tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Kalau itu mau kamu, aku gak akan pergi Gyuvin, aku akan tetap disini sama kamu. Aku juga cinta sama kamu, Gyuvin"

Keduanya saling tatap dengan penuh cinta dan haru, hingga tak sadar jarak diantara keduanya semakin menipis...
















Gyuvin tersentak dan terbangun secara tiba-tiba, ia memandang sekelilingnya. Ia berada di kamarnya, dengan sinar matahari yang sudah memenuhi seisi kamarnya.

Tangannya langsung menggapai ponsel yang ia silent mode semalaman. Begitu kagetnya ia saat melihat banyak panggilan tak terjawab dari Gunwook, saingan sekaligus temannya. Ada apa ini?

Gyuvin segera menelpon nomor Gunwook kembali, mungkin ada hal penting yang ingin diberitahukannya. Apa ini tentang Ricky?

Ngomong-ngomong tentang Ricky, Gyuvin sudah mengirimkan puluhan pesan pada kontak Ricky, tapi masih belum ada jawaban. Bahkan dibaca saja belum, Ricky tidak terlihat online sejak pulang sekolah kemarin. Gyuvin sengaja tidak kerumahnya dengan alasan, mungkin Ricky butuh waktu untuk sendiri dulu, mengingat kejadian kemarin.

Semalaman Gyuvin sulit tidur, ia terus teringat Ricky dengan wajah putus asa nya. Gyuvin baru bisa tertidur dini hari tadi.

Mendial nomor Gunwook, Gyuvin menempelkan layar ponsel ke telinganya.

"Kenapa? Lo mau nanyain soal Ricky? Gue belum-"

"Kita perlu ketemu. Sekarang. Gue tunggu di cafe Zerose"

Gyuvin mengernyit, "harus sekarang banget? Gue belum mandi. Dan lagi, lo gak sekolah juga?"

"Ini soal Ricky"

"Oke, gue kesana sekarang"

Tepat setelah panggilan telepon itu terputus, Gyuvin segera mengganti bajunya dan pergi ke cafe yang disebut Gunwook tadi. Gyuvin mengendarai motor matic-nya.

Di sana sudah ada Gunwook yang duduk dengan pandangan lelah. Gyuvin segera duduk didepan Gunwook dan menanyakan ada apa.

"Gue yakin lo udah tau beberapa rahasianya Ricky"

Gyuvin mengernyit bingung, "maksud lo?"

"Gue sedikit kecewa sama kalian berdua karena gak ngasih tau gue soal ini, tapi gue pikir mungkin kalian gak nganggap gue temen deket kalian" Gunwook menjeda kalimatnya, "selama ini Ricky pacaran sama Hanbin"

Tak ada reaksi berarti dari Gyuvin, Gunwook mengerti sekarang.

"Ternyata lo udah tau ya soal ini. Kenapa gak ngasih tau gue? Lo tau, gue ngerasa bodoh banget ngejar Ricky secara terang-terangan padahal Ricky udah jadi pacar orang"

Gyuvin tau maksud dari arah pembicaraan Gunwook, ia langsung menyela.

"Gak ada yang perlu diceritain dari hubungan mereka. Udah jelas-jelas itu aib, Hanbin pacaran sama Ricky disaat dia udah punya Hao. Itu salah. Dan lo pengen gue ceritain ini ke lo disaat Ricky mohon-mohon minta gue buat gak bocorin status mereka kesiapapun?"

"Gue juga cinta sama Ricky, Gunwook" lanjut Gyuvin yang membuat Gunwook menatapnya.

"Gue tau, mata lo gak bisa biasa aja kalo berurusan sama Ricky. Tapi apa lo tau kalo Ricky udah sering tidur sama Hanbin?"

Dengan berat hati, Gyuvin mengangguk.

"Gue tau dan gue kecewa sama diri gue sendiri, kenapa gue gak bisa jagain dia?"

Melihat pandangan kosong Gyuvin, Gunwook kembali membuka suaranya.

"Perasaan lo kayanya lebih dalam, sejak kapan lo suka sama Ricky?"

"Sejak lama, bertahun-tahun lalu sebelum Ricky hilang tanpa kabar. Mungkin lo gak akan percaya, tapi gue udah suka sama dia dari kita masih kecil"

Gunwook mengangguk kecil, perasaan Gyuvin jauh lebih besar dan lebih dalam dibanding perasaannya. Walau bagaimanapun, Gunwook baru mengenal Ricky setahun ini.

"Semalem Ricky ngasih tau gue soal keluarganya kemarin, ayahnya meninggal dan ibunya dirawat di rumah sakit jiwa"

Kedua netra Gyuvin membola, "lo ketemu sama Ricky? Kapan? Gue telepon dia tapi nomornya gak aktif terus. Gue khawatir sama dia. Dia baik-baik aja kan?" panik Gyuvin.

"Sayangnya, dia gak baik-baik aja, Vin. Dia sakit, Ricky sakit. Fisiknya, hatinya, jiwanya. Gue liat sorot kekosongan dimatanya. Serius Vin, kayanya Ricky butuh psikiater. Dia trauma sama masa lalunya"

Gyuvin menggeleng tak setuju, "gak, Ricky cuma butuh kasih sayang. Dia butuh orang-orang positif yang sayang sama dia, maka dia akan baik-baik aja"

"Lo salah, Vin. Ricky gak akan baik-baik aja cuma karena banyak orang yang sayang sama dia, dia butuh diobatin. Lo tau alasan kenapa dia sampe nekat pacaran sama Hanbin?"

Gyuvin menggelengkan kepalanya. Ia memang tak pernah tau apa alasan Ricky melakukan itu.

"Dia mau balas dendam. Atas kematian ayahnya, atas penyakit mental yang diderita ibunya, atas rasa sakit dan trauma yang dia rasain saat masih kecil"

"Hah? Bukannya orangtua Ricky-"

"Bohong, itu cuma karangan orangtua Hao buat menipu anak mereka sendiri. Dan Ricky terpaksa membenarkan kebohongan itu"

Gyuvin terlihat syok, pasti kepalanya dipenuhi dengan berbagai pertanyaan.

"Gue harus ke tempat Ricky-"

"Terlambat, Vin. Dia udah pergi" Gunwook menghentikan Gyuvin yang hendak berdiri.

"Maksud lo?"

"Pesawatnya udah terbang dengan tujuan yang gak gue tau. Tapi sebelum pergi dia bilang sama gue, dia janji gak akan pernah kembali lagi ke negara ini lagi, sampai kapan pun"

"Dan Ricky titip pesan ke gua, 'Tolong bilang sama Gyuvin, lupain aku, anggap aku gak pernah hadir dihidupnya. Hiduplah dengan baik, sampai dia ketemu sama kebahagiaan kamu sendiri'."

Detik itu juga, dunia Gyuvin runtuh seketika.













End-

Backstreet || Visualz✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang