'penyesalan selalu datang diakhir, kalau diawal namanya pendaftaran.'
0-1
Seorang gadis berjalan perlahan menyusuri koridor rumah sakit dengan tatapan kosong serta tubuh yang sedikit gemetar. Gadis itu terkulai lemas di lantai area rumah sakit, pandangannya buram karena menahan air mata yang ingin meluncur keluar dari balik kelopak mata. Gadis itu bernama Bulan Gracia Arunika. Hatinya benar-benar hancur saat ini, ketika ia diberi kabar oleh bella-mama Bulan kalau ilham-papa Bulan sudah tidak ada. Bulan mengakui kalau dirinya dan papanya tak pernah akur tapi dibalik lubuk hatinya yang paling dalam ia sangat menyayangi papanya.
Bulan berusaha berdiri dengan tertatih-tatih sambil berpegangan dengan tembok rumah sakit.
"Gua harus kuat,"dialog Bulan menguatkan dirinya sendiri.
Bulan berjalan sempoyongan menyusuri koridor rumah sakit, tujuannya saat ini adalah papanya.
Krek...
Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian semua orang yang berada di dalam ruangan.
"Assalamualaikum,"ucap Bulan ketika masuk kedalam ruangan.
"Waalaikumsalam,kamu... hiks... dari mana aja?"tanya Bella menghampiri Bulan yang masih berdiam diri di depan brankar.
"Bulan dari rumah teman ma, mama nggak usah khawatir,"ucap Bulan setenang mungkin.
"Papa sudah..hiks tidak ada lagi nak,hiks...kamu mau kan temui papa untuk...hiks terakhir kalinya,"ucap Bella yang masih sesenggukan.
Bulan yang mendengar ucapan Bella menganggukkan kepalanya lalu berjalan menuju brankar milik Ilham.
"Assalamualaikum pah,ini Bulan anak papa,"ucapan Bulan terjeda.
"Bulan minta maaf ya pah kalau Bulan banyak salah sama papa, Bulan sering buat papa marah,Bulan sering bentak papa,Bulan minta maaf pah. Bulan lakuin itu karena Bulan pengen dapat perhatian dari papa,Bulan pengen papa punya waktu di rumah untuk Bulan,Bulan cuma mau kasih sayang dari papa,Bulan nggak pengen uang pah,maaf pah Bulan egois,"ucap Bulan memandangi wajah Ilham yang dingin dibalik kain kafan.
Semua orang yang berada di dalam ruangan itu terisak pilu saat Bulan melontarkan kata-kata itu. Mereka tak percaya dibalik senyumannya yang gadis itu tunjukkan ada luka yang ia sembunyikan. Bella kaget setengah mati.
"Bulan...hiks...hiks mama minta...hiks maaf,mama gagal...hiks jadi orang tua...hiks mama minta maaf nak,"ucap Bella menangis pilu.
"Nggak ma,mama nggak gagal,Bulan bangga punya mama seperti mama Bella,"ucap Bulan memeluk Bella sambil mengusap punggung sang mama.
***
Langit mendung serta rintikan hujan membuat suasana pemakaman di sore hari terasa begitu sunyi.
Pemakaman dilaksanakan secara terbuka,para kerabat juga datang.Bulan hadir di pemakaman untuk mendoakan papanya juga,ia berusaha tidak menangis. Walaupun hatinya benar-benar hancur.
Seseorang tiba-tiba merangkul Bulan dari arah samping. Bulan yang mendapatkan serangan tiba-tiba menegang,ia melihat kesamping siapa pelakunya.
"Kalau mau nangis ya udah nangis aja,nggak usah ditahan,gua tau lu nggak sekuat itu,"ucap seseorang yang merangkul Bulan tadi.
Dia adalah Bara Mahendra-sepupu Bulan. Dimas-papa Bara adalah adek dari mendiang almarhum ilham-papa Bulan.
"Lu nggak usah sok bijak bisa?males gua dengernya,"ucap Bulan ketus sambil melepas rangkulan Bara dari pundaknya.
"Yee dibilangin juga,gini-gini gua sering jadi tempat curhat,"ucap Bara sambil memukul dadanya bangga.
"Idih jadi tempat curhatan orang aje bangga lu,"
"Ya iyalah,itu artinya gua orangnya amanah,"
"Terserah lu dah,kagak perduli gua,"ucap Bulan sambil memutar bola matanya malas.
"Eh gua mau tanya deh,"bisik Bara disamping telinga Bulan.
"Tanya apaan,awas aje lu kalo kagak penting,"
"Iye-iye,om Ilham meninggal karena apaan?"tanya Bara yang membuat Bulan menegang.
"Iya juga ya,kok gua kagak mikir sampai kesitu ye,"ucap Bulan sambil meletakkan jarinya tangan kirinya di bibir.
"Lah lu juga kagak tau?"tanya Bara yang di balas gelengan kepala oleh Bulan.
"Gimane sih lu kan anak nye?masa lu kagak tau sih?"tanya Bara gemes mendengar jawaban dari Bulan.
"Gua kagak mikir kesitu tadi,"ucap Bulan sewot.
"Iya-iya, tapi kagak usah sewot juga kali ngomongnya,"ucap Bara sambil menghela nafas kasar.
Setelah acara pemakaman selesai mereka semua pergi menuju rumah masing-masing meninggalkan pemakaman tersebut. Terkecuali Bulan yang masih berdiri memandangi gundukan tanah.
"Papa yang tenang ya disana,Bulan disini bakal selalu doakan papa,"ucap Bulan yang masih berdiri didepan nisan milik papanya.
"Bulan pamit,assalamualaikum pah,"setelah mengucapkan itu Bulan membalikkan badan berjalan meninggalkan pemakaman.
"Setiap yang bernyawa pasti akan kembali kepada sang pencipta,selamat beristirahat sang pahlawan,"batin Bulan yang terus berjalan menelusuri trotoar.
Rabu 05 Juli 2023
![](https://img.wattpad.com/cover/305002412-288-k779121.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan Dan Misteri
Mystery / Thriller"Martabak nomor satu,kamu nanti dulu," - Bulan Gracia Arunika _____________ Cerita ini adalah karya Orisinal Author sendiri! Jika ada kesamaan alur, Nama tokoh, dan latar itu hanyalah kebetulan. Sebaiknya follow dulu sebelum membaca! Terima kasih. C...