PROLOG
Esok adalah hari bertambah umurnya seorang gadis, ia berekspektasi akan sebagia mungkin. seperti hari sebelumnya, gadis itu menatap bintang-bintang yang sangat cantik di jendela kamarnya.Gadis itu membayangkan betapa bahagianya besok merayakan hari ulang tahunnya dengan orang-orang yang ia sayang, senyumnya terus terukir di bibir mungil gadis itu, wajahnya begitu ceria.
Pagi hari di mana sinar matahari mulai terbit dari timur mengantikan sinar bulan, seorang gadis yang sudah berpakaian gaun berwarna putih begitu cantik di tubuhnya dan elegan.
Gadis itu menatap ke kaca miliknya. "Cantik panget sih gue haha," gumam gadis itu sembari tersenyum, setelah selesai ia turun ke meja makan.
"Selamat pagi semuanya," ucap gadis itu ke semua orang yang ada di meja makan, mereka menoleh menampakan seorang gadis cantik dengan olesan make up sederhana, senyum yang tak pernah luntur, mereka benar-benar di buat tak jub dengan kecantikannya.
"Pagi sayang," balas Najwa bunda dari gadis itu, wanita paruh baya itu masih sibuk dengan makanan yang sedang ia siapkan untuk anaknya dan suaminya.
"Pagi sayang, MasyaAllah putri Ayah cantik banget," kata Revo Ayah dari gadis itu, laki-laki itu tersenyum dan mengusap puncak kepala anaknya dengan kasih sayang.
Pipi gadis itu memanas hingga terlihat merah merona seperti kepiting rebus, ia pun langsung memeluk sang Ayah. "Ayah jangan kayak gitu dong, bikin Kila malu," kata gadis itu. Ya gadis itu adalah Sakila.
"Teryata Putri Ayah bisa malu juganya, kirain Ayah cuma bisa malu-maluin haha," ejek Reno pada Sakila hingga membuat gadis itu kesal, ia pun melepaskan pelukannya.
"Ayah," rengek Sakila di depan Reno, wajahnya cemberut. "Bunda!" teriak Sakila sembari berlari kecil menghampiri Bunda Najwa yang sedang membuatkan suaminya teh, wanita paruh baya itu langsung menutup telinganya saat putrinya berteriak.
Najwa menoleh. "Aduh sayang jangan teriak-teriak gitunya Bunda nggak budeg. telinga Bunda sakit dengar kamu teriak-teriak udah kayak tarjan aja," Bunda mencubit-cubit pipi putrinya yang menurutnya sangat menggemaskan.
"Iss, sakit Bunda pipi Kila jangan di cubit-cubit," kesal Sakila yang di buat ketawa oleh Ayah dan bundanya, seketika ruang makan itu penuh dengan canda tawa.
Gadis itu yang baru sadar seperti ada yang kurang di ruang makan, ia menoleh ke kanan dan kekiri. Namun, nihil yang di cari tidak ada bahkan Batang hidungnya saja tidak terlihat.
"Sayang, kamu cari apa sih? dari tadi Bunda liatin kayak orang yang lagi cari sesuatu?" tanya Bunda kepada Sakila, membuat gadis itu sadar dari cariannya.
"Ayah, Bunda. Abang Reyhan sama Abang Reyval kemana? kok dari tadi Kila nggak liat merekanya," Sakila terus menerus mencari keberadaan Abangnya. "Mereka perginya Bunda?" lanjutnya."Abang Reyhan lagi di kantor sayang paling juga bentar lagi pulang, kalo Abang Reynal ada urusan di luar kota mungkin minggu depan pulang," jelas Reno.
"Kok Abang Reyhan sama Abang Reyval pergi sih, hari ini kan hari spesial Kila," ucap Sakila dengan mimik wajah sedih, gadis iti kecewa kenapa di saat hari bahagianya mereka malah sibuk dengan kegiatan masing-masing?
"Ayah, Bunda. Kila ke kamar duluanya," pamit Sakila kepada Ayah dan Bundanya, setelah pamit kepada Ayah dan Bundanya. gadis itu kembali ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perisai Pelindung [ On going ]
Fiksi Remaja[ Budayakan follow sebelum membaca] Tekan tombol bintangnya dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan komen di setiap paragraf. °°°°°°°° Sakila Ferrylika Alvarez gadis bar-bar yang memiliki luka di masa lalunya dan seorang gadis yang di cap...