The beginning

973 77 8
                                    

Suasana si sore hari begitu menenangkan bukan? Setiap hembusan angin yang menerpa tubuh kita dan membuat hati dan juga perasaan sedikit tenang.

Di iringi dengan melihat sunset yang kian menyusut di temani dengan secangkir kopi pekat, dapat membuat pikiran menjadi tenang.

"Tuhan capek, rasanya pengen istirahat pengan punya me time sama diri sendir, gue bukan robot yang bisa di paksa untuk memahami mereka semua terus-terusan."

Aduan lirih yang Arsiel Winarta keluhkan kepada sang tuhan, seorang anak bungsu dari keluarga Winarta yang terus-terusan di paksa untuk menjadi sempurna.

Di paksa untuk selalu menjadi nomor satu, tidak boleh turun pringkat di sekolahnya dan setiap harinya di penuhi dengan semua les yang sangat tidak penting baginya.

Selalu dibandingkan dengan sang kakak yang membuat dirinya harus mati-matian menahan rasa sakit.

Hey ayo lah~ Arsiel manusia biasa, dia tidak bisa untuk di paksa memahami semuanya sekaligus, bahkan mereka akan mengurung Arsiel di kamarnya untuk belajar dan memahami setiap mata pelajaran.

Apakah mereka tidak berfikir bagaimana mental dan psikis yang Arsiel dapatkan?

Jangan terlalu memaksa seseorang untuk menjadi sosok lain, karena mereka punya jati diri yang berbeda-beda jadi jangan suka membanding-bandingkan anak dengan mereka yang berbeda dengan kita.

Karena setiap anak punya potensi mereka di bidang dan ahlinya masing-masing.

Jadi stop memaksa untuk memenuhi obsesi kalian yang tidak tercapai dulu, dan membuat anak kalian menjadi korban kegilaan yang kalian ciptakan.

"Gue pengen kayak mereka yang bisa maju dengan keinginan mereka sendiri, bukan malah di atur kayak robot."

"Robot aja belum tentu bisa melakukan semua itu." Cicitnya.

"Tuhan gue pengen masa remaja gue tu sama kayak yang lain, bisa mengekspresikan jati diri mereka tanpa adanya pembatas dari keluarga."

Hah~

Helaan terdengar dari bibir Arsiel memilih beranjak dari tempat yang ia duduki untuk segera kembali, karena pasti orang tuanya akan memarahinya habis-habisan nanti karena bermain.

Padahal kan dia tak bermain hanya sekedar menenangkan pikiran saja.

Terlarut akan lamunan nya sendiri tanpa sadar ada sebuah mobil yang dengan kerasnya menghantam pembatas jalan, dan detik itu juga langsung menghantam tubuh ringkih miliknya yang senantiasa masih berdiri di tempatnya.

Tubuh ringkih nya terpental jauh masuk kedalam danau yang ia pandangi sedari tadi, tubuhnya terbang masuk kedalam dinginnya air danau karena hantaman keras mobil.

Arsiel pasrah, tidak akan mengelak dan memaki tuhan atas apa yang ia alami sekarang.

Justru dia malah bersyukur karena kembali kepangkuan sang pencipta dengan cepat, tidak perlu merasa letih lagi dengan keadaan yang merepotkan.

'teruslah menyerah jangan berjuang'

Mata sayunya mulai tertutup secara perlahan, saat tubuhnya menyentuh air danau yang dingin.

Tubuhnya mengambang dengan kesadaran yang kian menipis, darah nya mulai bercampur dengan dingin nya air danau.

Tidak ada lagi kata tuntutan setelah ini, dan Arsiel tersenyum tipis di sela-sela kematiannya.

'Goodbye to this damn world'

Sedangkan di tepi danau sudah banyak orang-orang yang berkerumun, berteriak meminta bantuan karena tenggelamnya Arsiel yang menjadi korban dari hantaman mobil.

ACIEL OR ARSIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang