Ciel melewati lorong sekolah dengan sangat santai, mengabaikan tatapan penghuni sekolah padanya.
"Cih mereka pikir apa yang mereka lihat." Gumamnya.
Ciel berjalan dengan sangat angkuh, tidak perduli dengan tatapan mereka yang menatapnya dengan penuh tatapan kebencian?
Sedangkan Jayden ddk mereka sudah berpisah tadi, karena kelas 11 ada di lantai dua dan 12 ada di lantai tiga, sedangkan kelas Ciel ada di lantai satu.
Menelusuri lorong itu dengan teliti dan mengamati setiap kelas yang ia lewati.
Dan matanya berhenti saat melihat tulisan X IIS C dimana itu adalah kelas miliknya.
Hah~
"Menggelikan." Lalu masuk ke dalam kelasnya.
Dapat ia lihat seluruh siswa kelas itu yang awalnya ribut, seketika hening saat Ciel masuk.
Memilih acuh dan langsung menuju tempat duduknya.
Sangat nice karena sedari dulu tempat duduk itu menjadi impiannya, duduk paling belakang dan di dekat jendela memiliki vibes yang luar biasa.
Melempar tas itu di atas meja dan duduk dengan tenang, memasang earphone itu dan lalu menyalakan handphone miliknya.
Mengamati setiap siswa-siswi yang terlihat begitu canggung dan ketakutan secara bersamaan saat dirinya masuk ke dalam kelas
"Lakukan lah seperti apa yang ingin kalian lakukan." Datar Ciel menatap mereka yang juga tengah menatapnya gugup.
Memangnya apa yang harus di takuti darinya, sampai mereka harus diam seperti itu karena kehadirannya.
"Do it don't mind me." Ucapan terakhirnya itu mampu membuat mereka mengangguk paham dan mulai melakukan aktifitas mereka sebelumnya.
Ciel hanya acuh ia labih suka berisik tapi tenang, karena tak ada yang menggangunya dari pada hening tapi membuat pikirannya berkecamuk.
Cukup lama situasi itu meliputunya, bahkan ia merasa betul jika ada yang sedari tadi menatapnya dengan intens.
Bak slow motion Ciel memutar pandangannya pada pemuda yang tengah menatapnya sedari tadi.
Seolah bertanya ada apa, tapi lihat pemuda itu malah langsung membuang muka.
Brakk
Dobrakan itu mampu membuat mereka terkaget, bahkan mereka yang awalnya ingin memarahi si pelaku urung ketika melihat siapa pelakunya.
Bughh
"Mau Lo apa sih! Lo merasa keren dengan Lo gangguin Kayra hah!"
"Lo jangan jadi pengecut Ciel!"
"Jangan karena kita ngabain lo! Lo malah jadi bajingan kecil begini!" Bentak Arsalan
Ciel hanya mendesis mendapat pukulan yang tiba-tiba.
Apa katanya? Gangguin siapa? Kayra huh~ yang benar saja.
Bahkan dengar namanya saja baru sekarang, dan tau mukanya saja dia tidak.
"JAWAB GUE SIALAN!" Bentakan itu kembali di lontarkan tetapi dengan orang yang berbeda, yaitu Savian Altezza sahabat dari si kembar sekaligus ketua dari gang mereka.
Tak heran jika Savian marah pada Ciel karena banyak rumor yang beredar, bahwa Kayra dan Savian memiliki hubungan yang spesial tapi tak ada klarifikasi dari keduanya.
"Tidak." Satu kata nan datar itu keluar dari mulut Ciel yang sedari tadi hanya diam menyimak saja.
Savian mengepalkan tangannya kuat siap melayangkan pukulan pada Ciel sebelum pukulan itu di tangkas oleh remaja itu terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACIEL OR ARSIEL
Teen FictionBagaimana rasanya di tuntut untuk selalu menjadi sempurna? Menjadi korban kegilaan kedua orang tua, karena kegagalan mereka di masa lalu. "Gue bukan robot apa lagi mesin" "Manusia juga ngerasa capek sialan!' "Tidak menurut bukan berarti tidak memil...