Tenggelam dalam Laut Dalam

1.2K 81 2
                                    

"Kilau matanya redup, dikalahkan kilau laut yang memantulkan sinar senja. Lalu, ia jatuh dalam pelukan laut yang hangat."

~~~

Byur!

Suara cebur disusul jatuhnya seorang lelaki berkulit sawo matang ke perairan yang dalam. Airnya berwarna jingga keemasan, selaras dengan langit hari itu. Tangannya berusaha menggapai permukaan, meski kegelapan dasar terlihat tidak sabar melahapnya. Menyadarinya, ia memejamkan mata. Namun, seseorang tiba-tiba masuk ke air dan meraih pergelangan tangannya.

Matanya terbuka, menatap tak berkedip siluet yang menariknya ke atas secara perlahan. Namun, ada yang aneh. Siluet itu tidak bergerak ke atas sepertinya, tapi sebaliknya.

Saat sorot mentari mengenai wajah empunya siluet, lelaki itu membelalakkan mata. Surai sepundaknya meyakinkannya akan salah satu penumpang yang naik kapal motor bersamanya.

Tanpa pikir panjang, sang lelaki mencengkeram pergelangan tangan mungil gadis berambut sepundak di bawahnya, menunjuk permukaan dengan gerakan kepalanya. Gadis itu tidak merespon apa pun, terus mendorongnya ke atas sambil menyelipkan secarik kertas dalam kepalan tangannya, membuat sang lelaki hendak menarik tangannya. Sayangnya, dadanya terasa sesak dan pandangannya memburam. 

Cengkeramannya pada tangan sang gadis merenggang dan sejumlah pasang tangan menarik tubuhnya dari atas. Bersamaan dengan itu, secarik kertas dengan tulisan tidak beraturan terombang-ambing semakin jauh dari permukaan, membuat laut menjadi saksi bisu pesan yang tertera.

Biarkan aku membuat hidup ini lebih berguna dengan menyelamatkanmu, sayang.

"Uhuk ... uhuk!"

Awak kapal yang memberikan sang lelaki pertolongan pertama menjauh ketika ia terbatuk-batuk di lantai kapal.

"Gar! Segara!" 

Begitulah seruan yang dilayangkan enam orang penumpang lainnya kepada lelaki itu, yang membuka matanya perlahan dan dibantu awak kapal untuk duduk dan mengeluarkan air di paru-parunya. Namun, sedetik setelah kesadarannya terkumpul, ia menatap semua orang di sana. Paru-parunya yang baru saja terpompa oksigen seolah-olah kembali kosong begitu melihat ketidakhadiran gadis yang mendorongnya ke atas. 

"Thala ... di mana dia?!" 

Suara beratnya bergetar. Ia menoleh ke laut yang bercahaya jingga dan bergerak dengan tenang. Tidak ada apa pun di sana, yang membuat Gara membeku sesaat.

"Thala ...," ucapnya lirih. Sedangkan enam penumpang lainnya menatapnya dengan tatapan tidak mengerti.

"Siapa, Gar?" tanya Rini heran sambil memberikannya jaket pelampung yang tadinya dilepas Gara ketika ia bilang ia merasa gerah. 

Gara menoleh cepat ke arah Rini dan yang lain sambil menjawab lantang, "Thala! Masa kalian nggak lihat dia jatuh ke laut?!"

Kepanikannya berubah menjadi rasa heran ketika ekspresi bingung terlukis di wajah semua orang.

"Tadi yang menyelamatkanku itu Thala, kan? Dia menceburkan diri untuk menyelamatkanku!" tutur Gara, antara heran dan marah karena mereka terlihat tidak mengerti maksud ucapannya. Sementara itu, kapal motor melaju semakin jauh menuju bibir pantai, meninggalkan laut yang tenang.

"Yang menarikmu tadi itu Vian, Gar. Dia meminta bapak yang mengendarai kapal berhenti, lompat dan membantumu ke permukaan, terus kita narik kamu dan dia naik lagi," ujar Adi, melirik Vian yang tampak tidak terluka maupun trauma. "Siapa yang kamu sebut tadi? Thala? Siapa dia?" tanya Adi.

Gara tertegun melihat enam penumpang tersebut benar-benar tidak tahu siapa Thala, padahal gadis itu adalah seorang teman dekat yang pernah sekelas dengan mereka. Gara menoleh lagi ke laut. Dadanya tiba-tiba kembali sesak ketika tidak melihat apa pun selain air di sana. Ia yakin gadis itu ikut berbincang dengan mereka, bahkan bergurau, sampai ketika Gara terpeleset dan jatuh ke laut dalam.

Golden Tinge in Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang