1

240 24 8
                                    

Selamat membaca 🤍

"Kenapa bibi tega ingin menjual kesucian ku bik" terdengar isak tangis Anin
"Kamu pikir makan dan minum yang selama ini kamu makan tidak pakai uang hahh"
"Tapi ayah dan ibuku meninggalkan harta yang melimpah bi,semuanya bibi rampas dariku
aku ingin bersekolah pun bibi menyuruhku untuk mencari biaya sendiri dan sekarang bibi memaksaku untuk menjual keperawanan ku?
Kenapa tidak anak gadis bibi Nida&Naya saja yang di jual" ucap Anin
"Kamu sudah berani membantahku ya.... Anin"
Plakkkk.... Anin di tampar dan di seret menuju tembok, kepalanya di hentakkan dengan sangat kuat
"Aaaaa ampun bi" Anin menjerit kesakitan
"Kamu hanya perlu melayani pria itu satu malam saja Anin dan kita akan mendapatkan uang sebanyak 250 juta"
"Kita? kita kata bibi? setiap aku gajian saja bibi selalu merebut uangku, aku sangat lelah dengan kehidupanku bi.... di saat semua remaja seusiaku sibuk untuk mempercantik diri sedangkan diriku ini hanya bisa meratapi nasib
aku tidak pernah membeli pakaian, setiap hari aku selalu mengunakan pakaian bekas anak-anak mu lebih tepatnya pakaian yang sudah tidak layak pakai"
"Hentikan diamlah atau mulutmu akan ku siram mengunakan air panas"

Leher Anin di cekek hingga ia cukup kesulitan untuk bernafas
"Ingat besok malam kamu akan di gunakan oleh om-om tua jadi kamu jangan sesekali memberontak nya, kamu itu hanya semalam tolong mengerti"
Brakkk..... pintu kamar Anin di kunci dari luar
Bii Ana namanya adik tiri ayah
Semenjak kedua orang tua Anin meninggal Anin terpaksa ikut dengan bibinya, sayangnya bik Ana itu memiliki sifat yang gila uang dan sering memukul.
Sejak tinggal bersama keluarga bik Ana
Anin sering mendapatkan perilaku tidak adil mulai dari makan saja Anin harus menunggu keluarga bik Ana selesai terlebih dahulu baru ia boleh memakan sisanya.
"Andai saja ayah dan ibu masih hidup mungkin aku tidak akan pernah merasakan hal sepahit ini" Anin terus menangis
"Jika aku tetap harus menjual keperawananku pada om-om tua itu lebih baik aku mati saja"

Anin mengambil pisau cutter dari dalam lacinya ia mengarahkan cutter ke lehernya.
"Ayah ibu kita akan segera bertemu"
Saat pisau cutter sudah sangat dekat dengan kulit Anin, tiba-tiba ponselnya berdering.
Anin melihat siapa yang menelepon nya
"Reva"
"Halo" ucap Anin
"Anin coba cek daftar nama penerima beasiswa yang dari Filipina siapa tahu namamu tercantum"
"Ya" sahut Anin
"Kamu sedang menangis?" tanya Reva
"Panjang ceritanya" Anin mematikan panggilan telpon dan mengecek daftar penerima beasiswa
"Anindita nayara wijaya"
"Serius namaku terdaftar di penerima beasiswa"
"Maafkan aku tuhan karena aku telah mencoba membunuh diriku sendiri"

Anin sedang berpikir keras memikirkan bagaimana cara agar ia bisa kabur dari rumah bibinya.
Anin memasukan seluruh ijazah sekolah nya dan beberapa surat lain tak lupa ia juga memasukkan pakaian ke dalam tasnya.

"Aku harus pergi dari sini"
jam menunjukkan pukul 11 malam
kediaman bik Ana telah sangat sepi
semua orang di rumah itu telah tidur
Alesya keluar lewat jendela kamar
Brukk... tanpa sengaja kaki Anin menendang kaleng bekas.
"Suara apa itu ahhh... mungkin kucing" bik Ana tak menghiraukan suara tersebut
Anin bergegas pergi dari rumah sebelum bik Ana mengetahui nya.
Anin pergi ke rumah Reva
Rumah Reva cukup jauh Anin perlu berjalan kaki sekitar 1 jam.
Berjalan di tengah malam sambil meratapi nasib nya kini Anin telah tiba di kediaman Reva.

"Reva Reva" Anin mengetuk pintu Reva
Sang pemilik rumah tak kunjung membukakan pintu
Anin yang sudah sangat lelah memutuskan untuk tidur di teras Reva, tidur di lantai yang dingin tanpa alas apapun.

"Anin Anin bangun" ketika pukul 5 pagi Reva di buat terkejut atas apa yang di lihatnya.
"Tubuhnya sangat dingin" kini wajah dan bibir Anin terlihat sangat pucat
Reva terus menggoyang-goyangkan tubuh Anin

Anin telah membuka matanya
"Astaga Anin kenapa kamu tidak memanggilku"
"Aku sudah memanggil mu tapi kamu tak kunjung membukakan pintu jadi aku tidur disini" sahut Anin
"Ayo masuklah" ucap Reva
Reva membuatkan 1 cangkir teh hangat untuk Anin
"Kenapa kamu jadi seperti ini" tanya Reva
"Bibiku akan menjual keperawananku pada seseorang jadi aku kabur dan aku berencana akan berkuliah di Filipina kemarin namaku terdaftar dalam penerima beasiswa" sahut Anin
"Apa kamu memiliki biaya untuk kesana" tanya Reva
"Tolong jualkan ini" Alesya memberikan 1 kotak perhiasan yang berisi kalung,gelang,cincin dan anting milik mendiang ibunya di masa lalu.
"Milik siapa ini?" tanya Reva
"Semua itu perhiasan yang pernah di pakai oleh ibuku saat kecelakaan pihak medis yang memberikan nya, hanya ini yang aku miliki seluruh harta ayahku di rampas adik tirinya" ucap Anin
"Aku akan menjualnya kamu tetap disini jangan pernah keluar sebelum kamu berangkat ke filipina" tegas Reva
Anin mengangguk
"Anin kenapa?" tanya ibu Reva
"Kesucian Anin akan di jual oleh bibinya sendiri bu, jadi Anin kemari untuk meminta tolong menjualkan perhiasannya" ucap Reva
"Ya tuhan jahat sekali bibimu nak" ibu Reva memeluk Anin
Anin jadi mengigat mendiang ibunya.

Bik Ana merobohkan lemari yang ada di kamar Anin
"Bajingan anak itu kabur dariku"
"Anin kabur ma?" tanya Naya
"Ya Anin telah kabur dari kita" sahut bik Ana
"Jadi kita tidak akan mendapatkan uang yang banyak ma"
"Jangankan uang mungkin mama akan menjadi amukkan pria tua itu"
"Apa kamu mau menggantikan Anin?"
"Tidak tidak" sahut Naya
"Apa kita cari saja anak itu"
"Dia pasti sudah jauh"
"Memang Anin anak anjing beraninya dia kabur"

Toko mas

Pelayan toko melihat penampilan Reva dari atas hingga bawah pasalnya perhiasan yang Reva bawa adalah 1 set perhiasan limited edition pada masanya.

"Wahh perhiasan anda memiliki nilai jual yang sangat tinggi nona ngomong-ngomong dimana kamu mendapatkan nya" tanya pelayan toko
"Perhiasan itu milik mendiang ibu temanku mereka memang keluarga berada pada masanya tapi tuhan berkehendak lain" sahut Reva
"Kami akan membelinya seharga 1,9 m"
Mata Reva membulat sempurna
"Hah serius 1,9 m"
"Ya tunggu sebentar kami akan menghitung uangnya terlebih dahulu"
"Aku tidak menyangka perhiasan itu mahal" batin Reva
Reva yang sebelumnya berangkat menaiki ojek kini memilih untuk memesan taksi online ia takut terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
"Baik nona ini uangnya terimakasih sudah mempercayai toko kami"
Uang tersebut di masukan ke dalam paper bang
"Banyak sekali" batin Reva

Reva telah tiba di rumah
"Anin Anin aku punya berita baik" panggil Reva
"Apa perhiasan itu masih laku" tanya Anin
"Lihat apa yang ku bawa perhiasan ibumu di beli seharga 1.9 m"
"Kamu serius"
"Benar ini uangnya, kata pemilik toko dan pelayanya perhiasan ini limited edition pada masanya" ucap Gina sambil memberikan uang tersebut
"Terima kasih Reva, tuhan telah memberikan ku jalan agar bisa terbebas dari penderitaan"

Anin mengambil uang sebanyak 100 JT
"Ambilah uang ini sebagai tanda terimakasih ku"
"Tidak ini uangmu aku tidak akan menerima sepeserpun uang dari mu jika kamu memaksa maaf mungkin pertemanan kita hanya sampai disini" tegas Reva
"Raihlah cita-cita mu mulailah kehidupan baru jangan pernah mengingat masa lalu" ucap Reva
"Terima kasih banyak Reva kebaikanmu akan selalu ku ingat" sahut Anin
"Aku akan memesankan tiket pesawat untukmu agar kamu bisa cepat pergi ke sana" ucap Reva

*Setiap cerita pasti ada yang namanya perumitan peristiwa 😜*

Bantu vote and komen yaa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jared is my husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang