ChikAra | Semoga yang tersemogakan.

119 15 1
                                    

Jangan lupa vote sama komen yaa!
























































"Ran, kamu inget ngga dulu aku suka sama kamu gara gara di cie ciein terus?" tanya Chika, wanita itu membelai pipi Aran yang sedang memeluknya.

"Aku inget semua soal kamu, Kak," ucap Aran, pria itu menahan kebas di lengannya.

"Kamu nyaman kaya gini?" tanya Chika lagi.

"Mau aku jawab jujur apa engga?" balas Baran dengan tengilnya.

"Dih, gitu ya!" sebal Chika, ia kemudian mengambil bantal untuk menggantikan tangan Aran yang sedari tadi menjadi bantalannya untuk tidur.

Aran menatap heran kearah kekasihnya itu, "Kenapa diganti?"

"Biar kamu ngga kebas"

"Padahal udah kebas dari tadi" ucap Aran tanpa rasa bersalah.

"IH KENAPA NGGAK BILANG??" Chika semakin merasa bersalah, ralat tapi kesal dibuatnya.

"Bercanda, sayang. Templokin aja aku sesuka kamu" ucap Aran sembari menutup telinganya dengan satu tangan.

"Emang aku cicak?!" kesal Chika.

"Yaaa, mirip sih"

"OH???"

"BERCANDA"

"Udah ah! sini peluk lagi"

Aran hanya mengangguk saja, pria itu kemudian memeluk pinggang Chika kembali.

"Kak"

"Kenapa Arann?"

"You're sama Your adalah dua kata yang berbeda, cause you're mine and im yours" Aran mengedipkan sebelah matanya kearah Chika.

Wajah Chika memerah, ia menutup wajah Aran dengan satu tangannya.

"Hahaha lucu banget saltingnya, tapi gausah ditutup gitu juga dong muka aku nya" ledek Aran sembari menurunkan tangan Chika yang berada di wajahnya.

"Diem!" Chika segera menyembunyikan wajahnya dari pandangan Aran.

"Jelek banget saltingnya nutup muka orang" ucap Aran semakin mengejek perempuan yang lebih tua darinya itu.

Chika semakin menekan wajah Aran karenanya, perempuan itu semakin malu.

"Aduh! sayang, nggak bisa nafas" ucap Aran dengan nada yang sedikit tidak jelas karena mulutnya yang tertutup.

Wanita yang dipanggil ‘sayang’ itu pun segera menarik kembali tangannya.

"Gitu dong, sayang"

"DIEM PLEASEE" frustasi Chika, wajahnya semakin memerah karena ucapan Aran.

Aran pun memilih untuk menurut, sambil sedikit cekikikan karena telah berhasil mengerjai kekasihnya itu.

"Ran"

"Kenapa, sayang?" balas Aran seraya menoleh kearah sumber suara.

"Thank you for making me feel loved ya, makasih banget. Aku baru kali ini ngerasa se disayang itu sama orang" ucap Chika membalas tatapan Aran.

Aran terkekeh pelan, tangannya membelai rambut Chika.

"Nggak perlu ada ucapan terimakasih untuk hal yang aku lakuin dengan senang hati, Kak Chika"

Senyuman di bibir Chika kembali mengembang, memeluk erat pria-nya tersebut.

"Semoga kita bisa kaya gini terus ya, aku nggak mau sama yang lain, beneran se nggak mau itu" ucap Chika yang berada di pelukan Aran.

"Semoga, ya. Aku juga nggak mau kalo bukan kamu yang jadi jodohku"

Chika mencubit pinggang Aran karena malu, ia segera menenggelamkan wajahnya di dada bidang Aran.

"Aduh! kenapa dicubit sayangg"

"Kamu nyebelin"

"Loh?? aku ngapain??" tanya Aran keheranan.

"Nggak tau."






"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



END.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fana Dunia.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang