Persahabatan kedua manusia antara lelaki dan perempuan itu berjalan sangat lancar,mereka tidak pernah bisa dipisahkan,dimana ada mora,disitu ada daffa yang melindungi nya,ajaib nya selama mereka berteman,mora sama sekali tidak pernah daffa marah kepada nya,mereka begitu akur,mungkin pertengkaran kecil terjadi,seperti saat mora datang ke rumah daffa untuk menonton spongebob bersama,setelah acara kartun tersebut selesai,acara kartun favorit mora yaitu barbie akan tayang,namun pada waktu yang sama,acara robot kesukaan daffa juga akan tayang di chanel tv yang berbeda,berakhir dengan daffa yang mengalah karena melihat mora hampir merajuk,laki laki itu begitu menjaga perasaan mora,karena hanya mora lah teman yang ia punya.
7 tahun kemudian:
Saat ini mora dan daffa sedang menjalani ujian akhir semester untuk naik ke kelas 8,beruntung nya mereka berdua sama sekali tidak menemukan kesulitan selama ujian itu berjalan selama seminggu,itu semua akibat mora dan daffa selalu belajar bersama mengenai materi ujian yang akan mereka kerjakan,sejujurnya daffa jauh lebih pandai dibandingkan mora,gadis itu sangat membenci matematika dan IPA,lain dengan daffa yang menyukai semua pelajaran,daffa begitu pintar,ia selalu dengan sabar mengajarkan mora pelajaran yang tidak ia mengerti,walaupun terkadang mora terlihat begitu malas,anehnya mora sangat cepat mengerti dibandingkan saat ia mendengarkan penjelasan guru disekolah.
"mora,ujian nya gampang?" daffa menghampiri bangku mora,selama seminggu ini guru telah mengatur tempat duduk agar mencegah terjadi nya menyontek,namun sebal nya mora malah duduk disebelah alea,gadis yang benar benar ia benci karena begitu menyebalkan.
"gampang daf,kan udah kamu ajarin" mora beranjak dari bangku nya,daffa mengangguk senang,senang rasanya ia berhasil mengajari mora sehingga gadis itu mudah dalam mengerjakan ujian nya.
"ini hari terakhir kan?" mora bertanya,sekarang mereka berdua ada di kantin dan duduk berhadapan, "iya,besok udah masuk pengunguman nilai sama penuntasan" jawab daffa sambil memakan roti maryam.
"akhirnya aku pisah sama si lea" mora menghembuskan nafas nya kemudian menidurkan kepala nya di meja kantin,wajah nya terlihat lesu,daffa yang melihat itu terkekeh.
"kamu kenapa kok lesu? digangguin lea lagi?" tanya daffa prihatin,alea memang sangat suka membuat onar,ketua kelas sendiri sudah lelah dengan kelakuan nya,mora mengangguk sebagai jawaban.
"kamu mau apa? biar nggak sedih lagi" tanya daffa menatap mora yang terlihat begitu lesu,mendengar itu mora mengangkat kepala nya,mata nya berbinar,ia merasa semangat,itulah kenapa mora begitu senang berteman dengan daffa,semenjak dulu daffa begitu perhatian kepada nya,tatapan daffa juga begitu tulus.
"aku mau seblak!" mora menjawab antusias,sifat aslinya yang bar bar sudah keluar,daffa pun tertawa karena akhirnya gadis itu kembali bersemangat.
"oke oke,tapi gaboleh terlalu pedes ya" daffa begitu hafal dengan kesukaan mora,mora begitu menyukai pedas dan manis,terutama seblak,makanan favorit mora,daffa segera beranjak untuk memesan seblak untuk mora,gadis itu hanya mengekori daffa dari belakang.
"bu,seblak nya 1 level 2 ya" ucap daffa kepada ibu kantin,ibu kantin mengangguk, "nanti saya antarkan ke meja kamu ya" balas ibu kantin,daffa mengangguk dan membungkuk sopan kepada ibu itu,ia dan mora segera kembali ke meja kantin.
"hehe makasih daffaa" mora tersenyum senang kearah temanya,namun tiba tiba mereka terusik oleh kedatangan alea yang menghampiri meja kedua nya.
"berduaan mulu kalian,kayak gaada temen lain aja" lea menatap sinis kearah mora yang juga menatap nya tak kalah sinis, "terserah kita lah,lo siapa emangnya?" balas mora sewot,mora memang begitu pemarah kepada orang lain kecuali daffa.
mendengar itu alea tertawa sarkas,ia mengambil segelas air putih dan menyiram nya kearah mora,seketika perhatian seluruh anak yang ada di kantin teralihkan kearah mereka,mora geram,ia menjambak rambut lea dengan kasar.
"taik ya lo bocah,ga ada kerjaan lain lo? baju gue jadi basah gara gara lo ya" mora mengatakan itu,emosi nya tertahan.ia mengambil alih gelas air putih yang belum sepenuh nya habis kemudian menyiram nya ke alea
"mora,udah ra" daffa berusaha melerai kedua perempuan di hadapan nya yang sedang bertengkar,dengan kekuatan penuh daffa menarik kedua nya menjauh.
Mata alea berkaca - kaca,jambakan mora begitu menyakitkan, "awas aja ya lo nenek lampir" mora menunjuk muka alea penuh emosi,kemudian ia beranjak pergi dari kantin,tidak peduli dengan mata mata yang memandang nya aneh,daffa mengikuti mora,jelas gadis itu butuh bantuan nya.
"mora kamu nggak papa?" daffa bertanya,dari raut wajah nya,daffa terlihat begitu khawatir,ia takut mora masuk angin karena sekarang seluruh seragamnya basah kuyup, "gapapa,ini tinggal diganti doang" mora tersenyum,tampak begitu beda dengan mora yang baru saja marah marah,mora tidak bisa marah kepada daffa entah apa alasan nya.
Daffa membantu mora dengan memakai kan jas sekolah nya ke tubuh mora,melindungi gadis itu karena seragam nya menjadi agak transparan, "ini jas aku,kamu pake dulu ya" daffa tersenyum tulus,mora mengangguk dan segera mengganti seragam nya dari pramuka menjadi seragam putih biru.
"ini daffa,makasih ya jas nya" mora berterima kasih,sekarang ia sudah berganti pakaian,daffa berharap setelah ini mora tidak akan masuk angin ataupun demam,jujur saja laki laki itu geram dengan kelakuan alea,namun ia tidak ingin ikut campur terlalu dalam,melerai saja sudah cukup,namun daffa pastinya akan marah jika alea nantinya sudah keterlaluan.
Mereka berdua berjalan kembali ke kelas karena ini saatnya pembahasan selama seminggu ujian,tempat duduk juga sudah diubah sehingga mora sekarang duduk disebelah daffa kembali.
"baik anak anak,kali ini saya akan membahas dan merekap kegiatan kalian selama ujian akhir semester" guru itu mulai berbicara,namun mora perhatikan,beberapa kali daffa terlihat mengatur nafas nya,jelas sekali kalau sekarang daffa sesak,asma nya kambuh.
Melihat itu mora panik, "daf daffa? sesek ya daffa?" mora bertanya dengan nada panik,tanpa pikir panjang ia mengangkat tangan nya untuk izin mengantarkan daffa ke uks,akan bahaya jika daffa sendirian,sebagai sesama penderita asma,sudah jelas kalau mora mengerti.
"bu! saya izin antarkan daffa ke uks! dia sesak bu!" bu guru itu sontak berhenti menjelaskan,ia memperhatikan daffa yang sesak.
"kan dia bisa sendiri mora,kamu tau kan peraturan nya kalau mau izin harus satu satu,lagian hanya sesak,pasti daffa bisa ke uks sendiri" guru itu tampak meremehkan daffa yang kesakitan karena dada nya serasa begitu sakit.mendengar itu emosi mora memuncak, "gimana bisa bu? dia gabisa jalan ke uks sendirian,saya harus antarkan daffa!" balas mora,nada nya naik beberapa oktaf karena tidak terima penyakit daffa diremehkan.
Tanpa permisi,mora membantu daffa ke uks,mora begitu panik sekarang.
Mora menidurkan daffa di ranjang uks, ia mengambil minyak kayu putih dan mengoleskan nya ke dada daffa,dengan tangan gemetar,daffa mengambil botol minyak kayu putih dari tangan mora kemudian menghirup nya dan berusaha mengontrol nafasnya,setelah beberapa menit akhirnya nafas daffa kembali normal,mora menghembuskan nafasnya lega.
"daffa akhirnya.." mora tersenyum lega,daffa membalas senyuman mora, "makasih mora,aku udah ga sesek lagi kok" daffa mengenggam tangan mora yang tadi ikut gemetar,karena asma daffa lebih parah dari asma yang di derita mora,ia takut daffa sampai pingsan.
mora mengangguk dan mengelus rambut daffa, "kamu lain kali hati hati biar ga kumat lagi" ucap mora lembut,ia paling panik saat asma daffa kambuh,daffa kemudian mengangkat tangan nya membentuk hormat, "siap ibu negara!" kemudian kedua nya tertawa bersama di ruang uks itu,mora merasa begitu lega karena daffa kembali tertawa.
1060 word for this chapter,how is it? anyways see you in the next page! bye!
YOU ARE READING
PAIN
Random"Kalo kamu tau sesuatu tentang aku sekarang,kamu masih mau temenan sama aku?" - Daffa Adipati Jauzan