- Beginning -
Hidup orang dewasa itu adalah sesuatu yang luar biasa penuh dengan tantangan dan bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Harus ada kesabaran yang luar biasa. Tidak cocok untuk seseorang yang memiliki kesabaran setipis tisu dibagi 4. Untungnya Zayyan bukan termasuk golongan-golongan orang seperti itu.
Laki-laki berusia 24 tahun yang bekerja di sebuah kafe itu adalah sosok yang polos. Menikmati matahari dan hembusan angin saja sudah ia sudah sangat senang
Tidak perlu harus memiliki pacar. Hidup yang damai saja sudah bagus.Laki-laki itu tinggal di sebuah apartemen murah dekat tempatnya bekerja. Setidaknya butuh uang yang tidak terlalu banyak. Ia juga bekerja serabutan dimana-mana. Terkadang bekerja sebagai pelayan di kafe pada pagi hari, lalu saat Minggu ia akan berlibur. Malam dan sore? Bekerja di penitipan anak.
Penitipan anak adalah pekerjaan yang paling melelahkan baginya. Butuh kesabaran ekstra ketika menghadapi anak-anak yang masih polos itu. Tingkah mereka yang luar biasa akfif sangat-sangat menguras energi.
"Aku tidak mau menikah.."Zayyan tersenyum paksa mendengar gumaman yang selalu dilontarkan oleh seniornya itu, Jinny. Perempuan berusia 31 tahun yang katanya gagal nikah karena ditinggal tunangannya.
"Senior.. anda menakuti anak-anak,"tegur Soodam, perempuan yang memiliki wajahcantik namun sayangnya masih jomblo sampai sekarang.
Jinny menukik alisnya kesal,"Berisik! Aku muak! Arghh, kenapa aku harus terjebak disini ditengah-tengah kegilaan bersama bocah-bocah ingusan ini?!"
Tak!
Perempuan berusia 35 tahun itu menjitak kepala Jinny. Lea, orang Jepang dan senior di penitipan di tempat Zayyan bekerja. Perempuan itu sudah lama berada di sini dan sejujur tidak begitu menyukai anak-anak tetapi, karena gaji dan kebaikan pemilik tempatnya bekerja jadinya ia bertahan.
"Kau menakuti anak-anak bodoh!"Lea menjewer telinga Jinny.
"Berisik nenek tua!"cibir Jinny menjulurkan lidahnya.
"YAK! KEMARIN KAU JINNY!"Lea berteriak menarik telinga wanita itu. Keduanya malah sibuk bertengkar mengabaikan anak-anak yang sebagian malah bersorak mendukung perkelahian aneh itu.
"Senior.. anak-anak menonton kalian,"Zayyan menutupi mata salah satu anak-anak disitu.
"Kenapa ditutup? Aku mau lihat kak Jinny belkelahi!!"seru anak itu, balita yang berusia 4 tahun itu memang terlalu unik. Entah keturunan siapa. Zayyan sendiri bingung.
Tubuh bocah itu ia gendong dan bawa menjauhi dari kedua wanita yang bisa memberikan pengaruh buruk. Soodam tidak banyak membantu, wanita muda itu malah ikut-ikutan menyoraki. Kenapa sisi lembut wanita itu?
"Astaga,"bocah yang digendongnya itu tertawa, seakan rasa kegelisahan dan frustasi Zayyana adalah hiburan baginya.
"Jayyan hyung pusing?"tanyanya mengusap-usap pipi Zayyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Be My Mom?
Fanfiction- cerita singkat gimana cara saka, balita penuh pesona kayak bapaknya buat minta zayyan jadi mamanya. warning : ini hanya fanfiction, semua yang ada di cerita hanyalah rekayasa! Harap bijak! cerita ini menyerempet ke genre bl dominan Shounen-ai hara...