Di saat nafas Mello melambat, semua orang sudah hampir kehilangan semua harapan mereka.. Namun
"Uhuk.. Uhukk.. " Mello terbatuk semuanya langsung melihat mata Mello, mata itu kembali terbuka walau hanya sedikit.
Tapi sepertinya Mello sesak nafas, Mello mencoba mengatur nafas nya dan menghembuskan nafasnya secara perlahan.
"Heal.. "
Luka di perut Mello perlahan tertutup, semua orang kaget namun juga lega lalu Kanao langsung saja menepuk pelan pipi Mello, "Mello? Kamu ngak papa kan? Dengar aku?"
"Kanao.. Nafas ku.. " lirih Mello, "Tolong siapa aja gendong Mello, kita harus segera mencari rumah wisteria terdekat!" Ucap Aoi sambil melihat ke arah hasira.
Renggoku langsung maju, "biar aku saja" ucap nya dan berjongkok di dekat Kanao lalu perlahan Mello di gendong oleh Rengoku.
Muichiro menatap dengan tidak suka, awalnya tadi dia yang akan maju namun keduluan sama di Aniki.
"Ringan sekali" ucap Rengoku, semua nya melihat Mello yang ada di gendongan Rengoku.
"Ayo cepat cari rumah Wisteria terdekat" ucap Kanao laku meraih katana Mello yang tergeletak.
"Ayo ayo" ucap Rengoku, semuanya pun langsung mencari rumah Wisteria terdekat untuk mengobati Mello.
Tak lama mereka menemukan nya, dengan cekatan Shinobu mengetuk pintu nya.
Tak lama pun ada yang membuka seorang wanita paruh baya, "ehh para pembasmi iblis.." ucap wanita itu.
"Tolong salah satu dari kami ada yang terluka" ucap Shinobu ia benar benar panik, "ah baik baik mari masuk, saya akan mengobati dan Memeriksa kalian semua" ucap nya.
Semuanya pun masuk, Mello langsung di turunkan perlahan ke futon, dan laki laki di suruh untuk keluar.
Kini yang tersisa di sana adalah Shinobu, Tamayo, Kanao dan Aoi.
Kanao terus menggenggam tangan Mello dengan penuh harap agar Mello selamat dan tak kenapa napa.
Setelah cukup lama akhirnya Mello selamat tapi dia kehilangan banyak darah, dan karna golongan darah Kanao sama dengan Mello akhirnya Kanao mendonorkan darah nya.
Beberapa jam kemudian, wanita itu baru saja selesai dengan Mello sekarang dia harus memeriksa yang lainnya.
"Baiklah giliran kalian yang harus di periksa" ucap wanita itu, akhirnya mereka langsung menoleh.
"Bagaimana keadaan Mello-san?" tanya Nezuko, "oh dia baik baik saja hanya kehilangan banyak darah, tapi ada yang mendonorkan kok" ucap wanita nya.
Semuanya langsung bernafas dengan lega, "baiklah saya ambilkan dulu pakaian untuk kalian" ucap wanita itu lalu dia mengambil beberapa pakaian.
Setelah semuanya berganti pakaian..
Satu persatu dari mereka di periksa, oleh nya sepertinya wanita itu seorang dokter tapi hanya wanita untuk laki laki dia memanggil seorang dokter.
Skipp>>
Tengah malam Muichiro terbangun ia sangat ingin melihat Mello.
Secara diam diam dia je ruangan diamana Mello di rawat, Muichiro membuka pintunya.
Mello hanya sendiri sepertinya Kanao sudah pindak ke dekat Shinobu.
Muichiro kaget mendengar helaan nafas seseorang itu suara Mello, dengan gelapan Muichiro langsung mendekat.
Ternyata Mello terbangun, "Mello.. Kau baik baik saja?" tanya Muichiro, "hmm?" Mello hanya berdehem sepertinya masih lemah.
"Kau ingin minum? Biar aku ambilkan" ucap Muichiro, Mello hanya mengangguk, Muichiro pun mengambil air minum untuk Mello.
"Bisa bangun gak? Atau pakai sedotan?" tanya Muichiro, "atau pakai sendok?" tanya nya lagi, Mello menatap nya dengan seperti memelas.
Perlahan Mello bangun dan merubah posisi nya menjadi duduk.
Muichiro pun membantu Mello minum ya dia masih lemas.
Setelah Mello minum "Ekhem cieee cieee.. Berduaan" Mello dan Muichiro menoleh ke arah fusuma yang terbuka di sana ada Shinobu, Kanao, Aoi.
"Hm? Kalian" ucap Mello, Sedangkan Muichiro langsung memalingkan muka karna saltingk.
Beberapa Tahun kemudian..
KAMU SEDANG MEMBACA
Day With Husband [Muichiro Tokito]
Ficción GeneralHello epribedeee~ oke ini guys season dua nya, ya atau lebih tepatnya keseharian Mello dengan Muichiro. Mong omong kalau ada tanda '[Danger Zone on/off]' itu tuh hanya boleh di baca sama 15+ janlup Vote, tinggal pencet Bintang di pojok kiri aja kok...