Sebulan Dinar berkuliah disana, membuat Dinar cukup frustasi, apalagi di tambah banyak sekali mahasiswa yang sering kali menggunakan bahasa daerah daripada bahasa Indonesia. hal itu cukup menjadi tugas yang sedikit sulit baginya.
Dinar sering mendapat godaan dari lawan jenis maupun sesama jenis disana, postur tubuhnya itu juga sering mengundang pria pria feminim yang jatuh cinta dengan Dinar. Disisi lain, Dinar masih belum bisa melupakan Alicia, mantan nya itu. hampir setahun ia masih belum bisa mencari pengganti yang cocok dan sesempurna Alicia.
“Lo Dinar ya?” Seorang gadis mendekatinya, gadis yang berjalan seperti bebek, you know what I mean?
“Iya kenapa?!” Tantang Dinar
“Gw denger sebulan lalu, Satya sempet ngejar lu ya? tapi lu tolak?” -
“Satya? Kayak pernah denger!”
“Lu gatau Satya? cowo most wanted di sekolah ini?” Goda gadis itu
“Most wanted? I don't care who is he” Dinar acuh
Lagipula siapa yang akan tertarik dengan seorang pria yang di katakan most wanted, Dinar saja bahkan tidak tau Satya itu siapa, hanya saja nama itu terdengar tidak asing. Bagi Dinar, kata most wanted hanya bisa di berikan kepada seorang Kim Namjoon yang sangat ia sukai.
“Secantik apa lu? sampai berani beraninya bilang kayak gitu?”
Dinar menendang bagian betis dari gadis itu hingga ia tersungkur ke lantai, bahkan tendangan sepelan itu mampu membuat dirinya rubuh. Cara untuk melawan seorang wanita banyak bicara adalah dengan serangan fisik, mereka lebih kuat dengan kata kata pedas daripada kekuatan fisik, hanya mencari aspirasi dan bantuan dari para orang orang yang mendukungnya.
“worse than a dog” -
Dinar tertawa kecil, kembali melanjutkan jalannya menuju kantin. Teman temannya melambai berusaha memanggil Dinar untuk makan bersama, Dinar dengan sigap menghampiri teman temannya itu.
“Dinar, kamu makan apa? badan kamu itu gede banget tau”
“Aku biasanya kontrol kalori + karbondioksida, rajin nge gym, sering latihan self-defense”
“Kalo kamu jadi pacar aku, udah aku pamerin, walaupun di katain lsbi” Semuanya tertawa terbahak-bahak mendengar lelucon yang baru saja di lontarkan temannya itu.
Tiba tiba sekumpulan anak anak dakian menghampiri Dinar, geng yang di dominasi pria bertato itu mulai mengacak-acak meja Dinar.
“Maksud Lo apa bikin bos kita babak belur?”
“babak belur? terluka? pel*cur itu bos kalian?” tanya Dinar santai
“Kurang ajar!” seseorang dari mereka melayangkan pukulan ke Dinar namun berhasil di tepisnya.
“Itu bukan urusan kalian, harusnya ini urusan aku dan dia!” Dinar mulai meremas kepalan tangan yang baru saja akan menghantamnya, pria itu mulai membungkuk kesakitan, berusaha melepaskan kepalan tangannya dari genggaman tangan besi itu.
Dinar mulai membabi buta, dia menghantam kan pukulan ke pria itu berkali kali hingga tersungkur lemas, geng itu juga ingin babak belur berjamaah rupanya, satu persatu mereka maju dan semuanya ikut roboh bersama sama.
Siapa yang akan berani melawan Dinar saat itu juga, sampai beberapa dosen juga ikut menyaksikan namun takut untuk ikut campur, karena berurusan dengan geng mafia sekolah itu.
“MAAF! MAAFKAN KAMI!”
“Aku hanya ingin hidup dengan tenang disini!”
“Pergi kalian semua!!”
Semua orang menatap Dinar dengan penuh senyum kecil, Setelah sekian lama akhirnya geng yang menguasai kampus itu selama bertahun-tahun bisa di taklukkan oleh seorang mahasiswi baru.
[agak halu cuma suka aja sama karakter Dinar]
“Dinar, kamu datang keruangan saya sekarang!”
“Baik pak!”
Dinar berjalan beriringan dengan salah satu dosen paling berpengaruh di kampus itu, ia mulai di persilahkan untuk masuk ke salah satu ruangan paling menyeramkan di kampus itu, ruang sidang.
“Silahkan duduk, dan jawab pertanyaan dari saya ananda Dinar”
“Baik pak!”
“Saya menghargai usaha dan kehebatan kamu untuk melawan komplotan itu, namun hal itu sangat bertentangan dengan peraturan dan tata tertib sekolah” -
“jadi besok, kami dari pihak sekolah akan memanggil orang tua ananda untuk hadir ke sekolah, jika bapak boleh tau apakah ada orang yang menjadi dalang dari kejadian ini? setahu bapak, geng itu hanya beraksi jika ada seseorang yang menyuruh atau membayar untuk melakukan aksi”
“Saya tidak tau siapa nama dari pelaku tersebut, tapi saya ingat jelas wajah dari orang tersebut, jika berkenan bapak bisa cek kamera CCTV Laboratorium 2 yang menuju arah kantin”
“Baik akan saya cek sekarang!”
>>> Skipp...
“Anda melakukan penganiyaan kepada saudara Fiona Alixia, benar?”
“Penganiayaan itu di dasari atas kata kata yang keluar dari mulut saudari”
“Tetap saja kamu bersalah, saya akan membawa orang tua dari Ananda Dinar dan Fiona”
“Baik pak, jika itu yang bapak mau, apakah saya bisa kembali ke kelas?”
“silahkan”
Dinar kembali ke kelas dengan perut keroncong, namun tetap saja ia harus mengikuti pelajaran. Semua Anggota kelasnya menunggu dengan rasa panik, mereka sangat menerima dan menyayangi Dinar seperti saudari mereka sendiri.
“Danir kamu gapapa kan?”
“I am okey, don't worry!” ucapnya sedikit lemas
“Kamu laper ya? Aku udah pesenin salad + kebab rendah kalori, pokonya kesukaan kamu deh”
“Terimakasih, sudah mau bantuin aku”
“Kami sayang kamu Dinar!!”
DINAR LU BERUNTUNG BANGET!!
DINAR WE LOVE U <3